Ciri-ciri Toxic Productivity, Apa Kamu Salah Satunya?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kerja! kerja! kerja! Familier dengan jargon tersebut? Kerja, kuliah, atau kegiatan produktif lainnya merupakan kebutuhan manusia. Namun, bagaimana kalau kebutuhan untuk selalu produktif menjadi adiksi?
Toxic productivity merupakan keinginan tidak sehat untuk terus produktif. Hal ini dapat dipicu lingkungan yang mendorong untuk terus produktif, seperti melihat pencapaian orang di media sosial yang membuat individu mulai membandingkannya dengan pencapaian diri.
Nah, berikut ciri-ciri toxic productivity yang perlu kamu waspadai.
1. SULIT BERISTIRAHAT
Foto: Freepik
kebutuhan untuk always on, membuat individu sulit beristirahat. Akan timbul rasa bersalah kalau jika tidak melakukan apa-apa.
2. LUPA MELAKUKAN HAL LAIN YANG ESENSIAL
Foto: Freepik
Terlalu fokus pada pekerjaan bisa menyebabkan lupa merawat diri, termasuk mandi. Dinilai hanya mengurangi waktu produktif, individu yang mengalami toxic productivity akan memilih mengerjakan tugas daripada menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh.
Baca Juga: 4 Mitos tentang Kesehatan Mental yang Sangat Berbahaya
3. SULIT MERASA PUAS
Foto: Freepik
Individu dengan toxic productivity akan menetapkan standar yang tinggi pada dirinya. Pekerjaan yang sudah baik akan terus diperbaiki karena tidak sesuai dengan standar yang ia miliki. Ia akan sulit merasa puas dan dapat berdampak pada penurunanharga diri ataunilai diri.
Baca Juga: Bukan Introvert, Inilah Tanda-Tanda Gangguan Kepribadian Skizoid
4. SEBAL LIHAT ORANG LAIN BERSENANG-SENANG
Foto: Freepik
Kalaukamu sudah merasa sebal saat melihat teman-temanmu melakukan hal yang kamu anggap tidak produktif dan bersenang-senang, maka kamu benar-benar harus berhenti. Toxic productivity membuat individu merasa harus selalu bekerja, menyebabkan melihat orang lain bersenang-senang sebagai hal yang aneh.
Produktif memang bagus. Tapi jangan lupa, istirahat, merawat diri, dan bersenang-senang merupakan hal yang baik. Lagipula. hidup tak selamanya harus terus 'berlari;. Jangan sampai toxic productivity membuat kamu justru kehilangan masa mudamu.
Nikita Rosa Damayanti Waluyo
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @terykmentary
Toxic productivity merupakan keinginan tidak sehat untuk terus produktif. Hal ini dapat dipicu lingkungan yang mendorong untuk terus produktif, seperti melihat pencapaian orang di media sosial yang membuat individu mulai membandingkannya dengan pencapaian diri.
Nah, berikut ciri-ciri toxic productivity yang perlu kamu waspadai.
1. SULIT BERISTIRAHAT
Foto: Freepik
kebutuhan untuk always on, membuat individu sulit beristirahat. Akan timbul rasa bersalah kalau jika tidak melakukan apa-apa.
2. LUPA MELAKUKAN HAL LAIN YANG ESENSIAL
Foto: Freepik
Terlalu fokus pada pekerjaan bisa menyebabkan lupa merawat diri, termasuk mandi. Dinilai hanya mengurangi waktu produktif, individu yang mengalami toxic productivity akan memilih mengerjakan tugas daripada menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh.
Baca Juga: 4 Mitos tentang Kesehatan Mental yang Sangat Berbahaya
3. SULIT MERASA PUAS
Foto: Freepik
Individu dengan toxic productivity akan menetapkan standar yang tinggi pada dirinya. Pekerjaan yang sudah baik akan terus diperbaiki karena tidak sesuai dengan standar yang ia miliki. Ia akan sulit merasa puas dan dapat berdampak pada penurunanharga diri ataunilai diri.
Baca Juga: Bukan Introvert, Inilah Tanda-Tanda Gangguan Kepribadian Skizoid
4. SEBAL LIHAT ORANG LAIN BERSENANG-SENANG
Foto: Freepik
Kalaukamu sudah merasa sebal saat melihat teman-temanmu melakukan hal yang kamu anggap tidak produktif dan bersenang-senang, maka kamu benar-benar harus berhenti. Toxic productivity membuat individu merasa harus selalu bekerja, menyebabkan melihat orang lain bersenang-senang sebagai hal yang aneh.
Produktif memang bagus. Tapi jangan lupa, istirahat, merawat diri, dan bersenang-senang merupakan hal yang baik. Lagipula. hidup tak selamanya harus terus 'berlari;. Jangan sampai toxic productivity membuat kamu justru kehilangan masa mudamu.
Nikita Rosa Damayanti Waluyo
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @terykmentary
(ita)