Unhappy Achiever: Sudah Meraih Banyak, tapi Kenapa Tetap Tak Bahagia?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketika berhasil mencapai sesuatu, biasanya orang akan merasa senang dan bangga pada dirinya. Namun, hal ini tidak berlaku bagi para unhappy achiever.
Bukannya menikmati keberhasilan yang sudah susah payah dikerjakannya, unhappy achiever justru langsung menargetkan pencapaian berikutnya.
Hal ini tentu saja bukan tanpa alasan. Mengutip Psychology Today , unhappy achiever selalu 'memaksa' dirinya berhasil mencapai suatu prestasi karena menurutnya, orang-orang baru menyadari dan menghargai keberadaannya kalau dia berhasil.
Mengukir prestasi dan mendorong diri untuk selalu berhasil menjadi candu bagi para unhappy achiever. Sayangnya, orang-orang di sekitarnya kadang melabelinya sebagai sosok yang terlalu ambis, maruk, dan tidak kenal rasa syukur. Padahal, mereka melakukannya untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya.
Namun, perilaku yang ditunjukkan oleh unhappy achiever juga tidak baik untuk kesehatan mental pengidapnya. Selain itu, seorang unhappy achiever cenderung kesal ketika melihat orang lain berhasil dan berpotensi berkomentar jahat terhadap orang lain.
Tanda-tanda seseorang termasuk unhappy achiever adalah merundung diri sendiri kalau melakukan kesalahan. Mereka punya ambisi yang tujuannya untuk membuktikan kepada orang lain dan bukan karena keinginan diri sendiri.
Kalau mereka berhasil mencapai prestasi tertentu langsung mengasosiasikannya dengan komentar orang lain dan bukannya menikmati momen tersebut untuk berterima kasih kepada diri sendiri. Mereka juga berpikiran negatif ketika melihat orang lain membagikan kisah keberhasilannya.
Baca Juga: 10 Kalimat Bijak Suga BTS untuk Bantu Kamu Jalani Masa Muda
Hidup dengan cara seperti itu mungkin memang memacu diri untuk selalu melakukan yang terbaik. Akan tetapi, menjadi unhappy achiever mengeluarkan terlalu banyak energi dan berdampak negatif bagi kesehatan mental diri sendiri maupun orang lain.
Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh unhappy achiever untuk hidup lebih bahagia ? Yang berikut ini bisa dicoba.
1. PAHAMI BAGAIMANA CARAMU BEREKSPRESI KETIKA MERAIH SESUATU
Foto: Shutterstock
Apakah kamu merasa puas atau justru frustrasi? Apakah setelah berhasil mencapai sesuatu kamu selalu buru-buru ingin meraih sesuatu yang lain? Ketika kamu memahami caramu berekspresi, kamu lebih bisa tahu cara menyelesaikan masalahmu.
2. IZINKAN DIRIMU MARAH
Foto: Shutterstock
Ketika merasa marah, izinkan dirimu untuk merasakannya. Perasaan itu jangan dibuang begitu saja karena kamu akan semakin sulit mengerti dirimu. Semakin kamu memahami caramu menerima dan mengatasi kemarahan yang muncul dalam dirimu, semakin mudah untukmu berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
3. TANYAKAN DIRIMU
Foto: Alex Bellini
Tanyakan pada dirimu, “Mengapa aku marah ketika orang lain berhasil?” atau “Mengapa aku tidak pernah puas dengan pencapaianku?” Kamu juga bisa menanyakan, “Apakah aku menikmati proses belajarku selama ini?” Pastikan juga dirimu mengetahui bahwa keberhargaan dirimu tidak bergantung pada prestasi dan pandangan orang lain.
4. LAKUKAN PERLAHAN-LAHAN
Foto: Shutterstock
Bukannya menikmati keberhasilan yang sudah susah payah dikerjakannya, unhappy achiever justru langsung menargetkan pencapaian berikutnya.
Hal ini tentu saja bukan tanpa alasan. Mengutip Psychology Today , unhappy achiever selalu 'memaksa' dirinya berhasil mencapai suatu prestasi karena menurutnya, orang-orang baru menyadari dan menghargai keberadaannya kalau dia berhasil.
Mengukir prestasi dan mendorong diri untuk selalu berhasil menjadi candu bagi para unhappy achiever. Sayangnya, orang-orang di sekitarnya kadang melabelinya sebagai sosok yang terlalu ambis, maruk, dan tidak kenal rasa syukur. Padahal, mereka melakukannya untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya.
Namun, perilaku yang ditunjukkan oleh unhappy achiever juga tidak baik untuk kesehatan mental pengidapnya. Selain itu, seorang unhappy achiever cenderung kesal ketika melihat orang lain berhasil dan berpotensi berkomentar jahat terhadap orang lain.
Tanda-tanda seseorang termasuk unhappy achiever adalah merundung diri sendiri kalau melakukan kesalahan. Mereka punya ambisi yang tujuannya untuk membuktikan kepada orang lain dan bukan karena keinginan diri sendiri.
Kalau mereka berhasil mencapai prestasi tertentu langsung mengasosiasikannya dengan komentar orang lain dan bukannya menikmati momen tersebut untuk berterima kasih kepada diri sendiri. Mereka juga berpikiran negatif ketika melihat orang lain membagikan kisah keberhasilannya.
Baca Juga: 10 Kalimat Bijak Suga BTS untuk Bantu Kamu Jalani Masa Muda
Hidup dengan cara seperti itu mungkin memang memacu diri untuk selalu melakukan yang terbaik. Akan tetapi, menjadi unhappy achiever mengeluarkan terlalu banyak energi dan berdampak negatif bagi kesehatan mental diri sendiri maupun orang lain.
Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh unhappy achiever untuk hidup lebih bahagia ? Yang berikut ini bisa dicoba.
1. PAHAMI BAGAIMANA CARAMU BEREKSPRESI KETIKA MERAIH SESUATU
Foto: Shutterstock
Apakah kamu merasa puas atau justru frustrasi? Apakah setelah berhasil mencapai sesuatu kamu selalu buru-buru ingin meraih sesuatu yang lain? Ketika kamu memahami caramu berekspresi, kamu lebih bisa tahu cara menyelesaikan masalahmu.
2. IZINKAN DIRIMU MARAH
Foto: Shutterstock
Ketika merasa marah, izinkan dirimu untuk merasakannya. Perasaan itu jangan dibuang begitu saja karena kamu akan semakin sulit mengerti dirimu. Semakin kamu memahami caramu menerima dan mengatasi kemarahan yang muncul dalam dirimu, semakin mudah untukmu berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
3. TANYAKAN DIRIMU
Foto: Alex Bellini
Tanyakan pada dirimu, “Mengapa aku marah ketika orang lain berhasil?” atau “Mengapa aku tidak pernah puas dengan pencapaianku?” Kamu juga bisa menanyakan, “Apakah aku menikmati proses belajarku selama ini?” Pastikan juga dirimu mengetahui bahwa keberhargaan dirimu tidak bergantung pada prestasi dan pandangan orang lain.
4. LAKUKAN PERLAHAN-LAHAN
Foto: Shutterstock