Mengenal Mary W. Jackson, Sosok yang Diabadikan Jadi Nama Markas NASA
loading...
A
A
A
JAKARTA - NASA secara resmi mengabadikan nama sosok Mary Winston Jackson menjadi nama markas besar NASA di Washington D.C., Amerika Serikat, pada Jumat (27/2) lalu.
“Dengan resminya nama Mary W. Jackson menjadi nama markas besar NASA , kami memastikan bahwa dia tidak lagi menjadi tokoh tersembunyi,” ujar Administrator NASA, Steve Jurczyk, mengutip dari siaran pers NASA.
Mary W. Jackson merupakan perempuan Afrika-Amerika pertama yang bekerja di NASA. Matematikawan dan teknisi luar angkasa ini telah membuktikan bahwa segregasi terhadap kaum kulit warna tidak menjadi hambatan untuknya menunjukkan kinerja luar biasa.
Mary lahir di Hampton, Virginia, Amerika Serikat pada 1921. Lulus dari Hampton Institute pada 1942, ia meraih dua gelar, yaitu matematika dan ilmu fisika.
Foto: NASA
Setelah lulus kuliah, Mary sempat mengajar matematika di sekolah khusus Afrika-Amerika. Selain itu, ia juga sempat bekerja di National Catholic Community Center bagian pembukuan, menjadi resepsionis di Hampton Institute, dan menjadi sekretaris tentara Amerika Serikat.
Pada 1951, ia memulai kariernya di NASA di West Area Computing Unit pada bagian komputer. The West Computers merupakan sebutan untuk para perempuan Afrika-Amerika yang bekerja sebagai ‘komputer manusia’ di Langley Research Center NASA.
Baca Juga: Bukan cuma Laki-laki dan Perempuan, Ini Lima Gender dalam Budaya Bugis
Pada 1958, Mary secara resmi menjadi teknisi luar angkasa perempuan kulit hitam pertama di NASA. Ia menjadi teknisi NASA pada beberapa divisi, seperti Compressibility Research Divison, Full-Scale Research Division, High-Speed Aerodynamics Division, dan Subsonic-Transonic Aerodynamics Division.
“Mary W. Jackson merupakan bagian dari kelompok perempuan penting yang turut membantu kesuksesan NASA dalam membawa astronaut Amerika Serikat ke luar angkasa,” kata Administrator NASA, Jim Bridenstine, pada salah satu siaran pers NASA.
Foto: NASA
Selain melakukan pekerjaannya, ia juga membimbing para perempuan kulit hitam dan kaum minoritas agar dapat berkembang dalam karier mereka.
Mary bekerja di NASA sampai 1985 sebelum akhirnya memutuskan untuk pensiun. perempuan ini mengembuskan napas terakhirnya pada 2005 di Hampton, Virginia.
Foto: Instagram/@hiddenfiguresmovieSelama hidupnya, Mary telah menerima banyak sekali penghargaan, antara lain Apollo Group Achievement Award, Langley Research Center Outstanding Volunteer Award, National Technical Association’s Tribute Award, dan yang terakhir pada 2019, yaitu Congressional Gold Medal yang ditandatangani langsung oleh Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump.
Baca Juga: Terlalu Sering Ditanya, Astronaut NASA Akhirnya Bikin Video Tutorial Pipis dan BAB di Luar Angkasa
Perjuangan dan kisah inspiratif Mary W. Jackson ditulis menjadi sebuah buku berjudul "Hidden Figures: The American Dream and the Untold Story of the Black Women Who Helped Win the Space Race" oleh Margot Lee Shetterly. Kemudian buku tersebut diadaptasi menjadi film berjudul "Hidden Figures" garapan Theodore Melfi yang dirilis pada 2016.
Ajeng Putri Yuwono
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @ajengputriiy
“Dengan resminya nama Mary W. Jackson menjadi nama markas besar NASA , kami memastikan bahwa dia tidak lagi menjadi tokoh tersembunyi,” ujar Administrator NASA, Steve Jurczyk, mengutip dari siaran pers NASA.
Mary W. Jackson merupakan perempuan Afrika-Amerika pertama yang bekerja di NASA. Matematikawan dan teknisi luar angkasa ini telah membuktikan bahwa segregasi terhadap kaum kulit warna tidak menjadi hambatan untuknya menunjukkan kinerja luar biasa.
Mary lahir di Hampton, Virginia, Amerika Serikat pada 1921. Lulus dari Hampton Institute pada 1942, ia meraih dua gelar, yaitu matematika dan ilmu fisika.
Foto: NASA
Setelah lulus kuliah, Mary sempat mengajar matematika di sekolah khusus Afrika-Amerika. Selain itu, ia juga sempat bekerja di National Catholic Community Center bagian pembukuan, menjadi resepsionis di Hampton Institute, dan menjadi sekretaris tentara Amerika Serikat.
Pada 1951, ia memulai kariernya di NASA di West Area Computing Unit pada bagian komputer. The West Computers merupakan sebutan untuk para perempuan Afrika-Amerika yang bekerja sebagai ‘komputer manusia’ di Langley Research Center NASA.
Baca Juga: Bukan cuma Laki-laki dan Perempuan, Ini Lima Gender dalam Budaya Bugis
Pada 1958, Mary secara resmi menjadi teknisi luar angkasa perempuan kulit hitam pertama di NASA. Ia menjadi teknisi NASA pada beberapa divisi, seperti Compressibility Research Divison, Full-Scale Research Division, High-Speed Aerodynamics Division, dan Subsonic-Transonic Aerodynamics Division.
“Mary W. Jackson merupakan bagian dari kelompok perempuan penting yang turut membantu kesuksesan NASA dalam membawa astronaut Amerika Serikat ke luar angkasa,” kata Administrator NASA, Jim Bridenstine, pada salah satu siaran pers NASA.
Foto: NASA
Selain melakukan pekerjaannya, ia juga membimbing para perempuan kulit hitam dan kaum minoritas agar dapat berkembang dalam karier mereka.
Mary bekerja di NASA sampai 1985 sebelum akhirnya memutuskan untuk pensiun. perempuan ini mengembuskan napas terakhirnya pada 2005 di Hampton, Virginia.
Foto: Instagram/@hiddenfiguresmovieSelama hidupnya, Mary telah menerima banyak sekali penghargaan, antara lain Apollo Group Achievement Award, Langley Research Center Outstanding Volunteer Award, National Technical Association’s Tribute Award, dan yang terakhir pada 2019, yaitu Congressional Gold Medal yang ditandatangani langsung oleh Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump.
Baca Juga: Terlalu Sering Ditanya, Astronaut NASA Akhirnya Bikin Video Tutorial Pipis dan BAB di Luar Angkasa
Perjuangan dan kisah inspiratif Mary W. Jackson ditulis menjadi sebuah buku berjudul "Hidden Figures: The American Dream and the Untold Story of the Black Women Who Helped Win the Space Race" oleh Margot Lee Shetterly. Kemudian buku tersebut diadaptasi menjadi film berjudul "Hidden Figures" garapan Theodore Melfi yang dirilis pada 2016.
Ajeng Putri Yuwono
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @ajengputriiy
(ita)