Tips Bertahan dari Kesedihan setelah Putus Pacaran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mengakhiri hubungan bukanlah perkara mudah, apalagi kalau hubungan tersebut telah terjalin selama bertahun-tahun. Ketika mengalami keraguan, saran dari teman dan keluarga sering dibutuhkan supaya lebih yakin dengan keputusan yang diambil memang rasional.
Namun, setelahnya kamu harus bersiap menentukan jalan yang akan kamu pilih selanjutnya. Agar lebih yakin, yuk, simak kiat-kiat di bawah ini yang dikutip dari Psychology Today.
1. PILIHAN TEPAT DAN PILIHAN SULIT BISA MENJADI PILIHAN YANG SAMA
Foto: Freepik
Walaupun keputusan untuk mengakhiri hubungan merupakan salah satu langkah yang dinilai benar, tapi kehilangan seseorang yang dahulu signifikan di dalam hidup kita tentu bisa membangkitkan emosi negatif yang kompleks.
Nostalgia sering kali menciptakan perasaan sedih, ragu, malu, dan marah selama proses mengakhiri hubungan. Emosi tersebut sebenarnya wajar banget dialami, tetapi jangan sampai emosi negatif tadi malah menciptakan disonansi kognitif dengan timbulnya pertanyaan seperti ini, “Kan, gue yang mutusin? Tapi kenapa gue yang ngerasa galau ya?”.
Untuk mengatasinya, kamu harus tenang dan menekankan beberapa hal kepada diri sendiri:
- "Gue ngerasa bebas dan sedih."
- "Pilihan tepat dan pilihan sulit adalah pilihan yang sama."
- "Gue sedang berusaha untuk jadi lebih baik dan pilihan gue emang menimbulkan rasa sakit."
- "Kedewasaan adalah memberi ruang bagi kebenaran-kebenaran yang bersaing, tanpa harus membiarkan yang satu melenyapkan yang lain."
2. JANGAN MEMANDANG RENDAH SEBAGAI COPING MECHANISM
Foto: Freepik
Mengakhiri hubungan dengan alasan perselingkuhan, dilecehkan, ataupun dianiaya tentu menimbulkan rasa sakit hati dan kemarahan. ( )
Terkadang proses untuk bangkit atau meringankan rasa sakit dilakukan dengan cara meremehkan atau merendahkan pengalaman tersebut dengan mengatakan hal-hal seperti, “Pacaran dua tahun buang-buang waktu gue banget!”, “Harusnya dari awal gue gak mau deket sama dia”, dan kalimat sejenis lainnya.
Padahal, jika kamu berhasil meyakinkan diri sendiri, kalimat-kalimat tadi tidak kamu butuhkan dan kamu tentu menolak untuk kembali ke hubungan tersebut.
3. TIGA PRAKTIK UNTUK MENUMBUHKAN KEDEWASAAN YANG DAPAT KAMU LAKUKAN
Foto: Freepik
Untuk menjadi sosok yang lebih kuat, tiga strategi ini dapat kamu terapkan untuk membantu proses move on dan mempersiapkan hubungan berikutnya.
1. Fokus pada perkembangan diri kamu
Kamu dapat melakukan refleksi, hal apa saja yang kamu dapat pelajari dari hubungan sebelumnya dan lebih memahami diri sendiri.
2. Ingat bahwa seseorang bisa menjadi “buruk kepada kamu” tanpa menjadi “buruk”
Memutuskan untuk mengakhiri hubungan jelas disebabkan karena ada sesuatu yang tidak berhasil. Bisa saja ini disebabkan ketidakcocokan yang jika terus dipaksakan menjadi lebih parah. Mantan kamu tidak perlu menjadi seseorang yang buruk agar kamu bisa memilih yang lain.
3. Mempercayai Sesuatu yang Tidak Terlihat
Salah satu tantangan terberat dari mengakhiri suatu hubungan adalah melangkah menuju suatu hal yang belum diketahui. Kamu harus mempertahankan pandangan dan alasan mengakhiri hubungan agar tetap bisa terus melangkah ke depan, tanpa menginginkan kembali.
Ingat, selalu berfokus pada pertumbuhan dan prosesnya untuk membantu kamu menyembuhkan dan mempersiapkan hubungan selanjutnya. ( )
Fathimah Waqaarah Siregar
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @wforwoodley
Lihat Juga: Rachel Vennya Belajar Angkat Galon dan Buka Tutup Sambal usai Asmara Kandas, Dulu Dimanja Salim Nauderer
Namun, setelahnya kamu harus bersiap menentukan jalan yang akan kamu pilih selanjutnya. Agar lebih yakin, yuk, simak kiat-kiat di bawah ini yang dikutip dari Psychology Today.
1. PILIHAN TEPAT DAN PILIHAN SULIT BISA MENJADI PILIHAN YANG SAMA
Foto: Freepik
Walaupun keputusan untuk mengakhiri hubungan merupakan salah satu langkah yang dinilai benar, tapi kehilangan seseorang yang dahulu signifikan di dalam hidup kita tentu bisa membangkitkan emosi negatif yang kompleks.
Nostalgia sering kali menciptakan perasaan sedih, ragu, malu, dan marah selama proses mengakhiri hubungan. Emosi tersebut sebenarnya wajar banget dialami, tetapi jangan sampai emosi negatif tadi malah menciptakan disonansi kognitif dengan timbulnya pertanyaan seperti ini, “Kan, gue yang mutusin? Tapi kenapa gue yang ngerasa galau ya?”.
Untuk mengatasinya, kamu harus tenang dan menekankan beberapa hal kepada diri sendiri:
- "Gue ngerasa bebas dan sedih."
- "Pilihan tepat dan pilihan sulit adalah pilihan yang sama."
- "Gue sedang berusaha untuk jadi lebih baik dan pilihan gue emang menimbulkan rasa sakit."
- "Kedewasaan adalah memberi ruang bagi kebenaran-kebenaran yang bersaing, tanpa harus membiarkan yang satu melenyapkan yang lain."
2. JANGAN MEMANDANG RENDAH SEBAGAI COPING MECHANISM
Foto: Freepik
Mengakhiri hubungan dengan alasan perselingkuhan, dilecehkan, ataupun dianiaya tentu menimbulkan rasa sakit hati dan kemarahan. ( )
Terkadang proses untuk bangkit atau meringankan rasa sakit dilakukan dengan cara meremehkan atau merendahkan pengalaman tersebut dengan mengatakan hal-hal seperti, “Pacaran dua tahun buang-buang waktu gue banget!”, “Harusnya dari awal gue gak mau deket sama dia”, dan kalimat sejenis lainnya.
Padahal, jika kamu berhasil meyakinkan diri sendiri, kalimat-kalimat tadi tidak kamu butuhkan dan kamu tentu menolak untuk kembali ke hubungan tersebut.
3. TIGA PRAKTIK UNTUK MENUMBUHKAN KEDEWASAAN YANG DAPAT KAMU LAKUKAN
Foto: Freepik
Untuk menjadi sosok yang lebih kuat, tiga strategi ini dapat kamu terapkan untuk membantu proses move on dan mempersiapkan hubungan berikutnya.
1. Fokus pada perkembangan diri kamu
Kamu dapat melakukan refleksi, hal apa saja yang kamu dapat pelajari dari hubungan sebelumnya dan lebih memahami diri sendiri.
2. Ingat bahwa seseorang bisa menjadi “buruk kepada kamu” tanpa menjadi “buruk”
Memutuskan untuk mengakhiri hubungan jelas disebabkan karena ada sesuatu yang tidak berhasil. Bisa saja ini disebabkan ketidakcocokan yang jika terus dipaksakan menjadi lebih parah. Mantan kamu tidak perlu menjadi seseorang yang buruk agar kamu bisa memilih yang lain.
3. Mempercayai Sesuatu yang Tidak Terlihat
Salah satu tantangan terberat dari mengakhiri suatu hubungan adalah melangkah menuju suatu hal yang belum diketahui. Kamu harus mempertahankan pandangan dan alasan mengakhiri hubungan agar tetap bisa terus melangkah ke depan, tanpa menginginkan kembali.
Ingat, selalu berfokus pada pertumbuhan dan prosesnya untuk membantu kamu menyembuhkan dan mempersiapkan hubungan selanjutnya. ( )
Fathimah Waqaarah Siregar
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @wforwoodley
Lihat Juga: Rachel Vennya Belajar Angkat Galon dan Buka Tutup Sambal usai Asmara Kandas, Dulu Dimanja Salim Nauderer
(ita)