Lagu Buruh Tani jadi Mars saat Demo Omnibus Law, Begini Asal-usulnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lagu "Buruh Tani" terkenal sebagai lagu perjuangan saat masyarakat berdemo menyuarakan pendapatnya kepada pemerintah dan DPR .
Usai disahkannya UU Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) oleh DPR RI saat Rapat Paripurna pada Senin (5/10) lalu, berbagai elemen masyarakat, mulai dari buruh , mahasiswa , hingga aktivis ramai-ramai menyatakan protesnya hingga turun ke jalan.
Demo pun berlangsung tanpa henti sejak saat itu, termasuk yang juga berlangsung hari ini (Jumat, 9 Oktober).
Nah, saat berdemonstrasi itulah, banyak peserta aksi yang menyanyikan lagu "Buruh Tani" dengan penuh semangat membara.
Lagu ini memang terkenal sebagai pengiring sekaligus penyemangat saat aksi unjuk rasa berlangsung. ( )
Foto: Sindonews
Lagu ini bukan asal datang begitu saja di tengah-tengah demonstrasi. Bagi mahasiswa, saat menyandang status sebagai mahasiswa baru , maka saat Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus ( Ospek ) biasanya panitia mengenalkan lagu perjuangan ini kepada mereka.
Nah, tapi apa kamu tahu siapa orang di balik populernya lagu "Buruh Tani"?
Asal Usul Lagu “Buruh Tani”
Banyak yang tahu, bahkan hafal lirik lagu "Buruh Tani" yang dipopulerkan oleh band underground punk Marjinal ini.
Mengutip tulisan Tari Adinda dari Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker) yang dimuat di berdikarionline.com, lagu ini aslinya diciptakan oleh Safi’i Kemamang, dengan judul “Pembebasan”.
Safi'i yang lahir di Lamongan, Jawa Timur, 5 Juni 1976 ini sengaja menciptakan lagu tersebut karena butuh semangat saat melakukan perjuangan politik .
Saat itu Safi’i Kemamang bergabung dengan Komite Nasional Perjuangan Demokrasi (KNPD). Organisasi ini aktif bergerak bersama mahasiswa dan elemen lainnya pada masa KUDATULI (kerusuhan dua puluh tujuh juli), 1996 lalu.
Safi'i Kemamang. Foto: berdikarionline.com
Menurutnya, sebuah perjuangan politik tanpa musik akan terasa garing. Akhirnya muncullah lagu "Pembebasan" sebagai mars alias lagu penyemangat untuk menunjukkan protes pada rezim Orde Baru .
Sehari-harinya, Safi’i sebenarnya bukan musisi. Ia dan keluarganya adalah petani yang sangat menderita pada saat itu.
Dikabarkan, saat ini Safi’i Kemamang tinggal bersama anak dan istrinya di Timor Leste sejak negara yang dulu bernama Provinsi Timor Timur itu menyatakan lepas dari Indonesia.
Lagu "Pembebasan" yang diciptakan pada 1996 baru populer setahun kemudian, yaitu pada 1997. ( )
Marjinal. Foto:M Sabki/Okezone
Sementara saat ini, masyarakat telanjur mengenal lagu "Pembebasan" karya Safi’i dengan judul "Buruh Tani" yang dipopulerkan oleh Marjinal.
Beberapa liriknya pun ada yang ikut berubah. Berikut lirik lagu "Buruh Tani" dalam dua versi. (Baca Juga: Belajar Filsafat, Beneran Jadi Atheis dan Sesat?)
LIRIK LAGU "PEMBEBASAN" VERSI SAFI'I KEMAMANG
Buruh, tani, mahasiswa, kaum miskin kota
Bersatu padu rebut demokrasi
Gegap gempita dalam satu suara
Demi tugas suci yang mulia
Hari-hari esok adalah milik kita
Terbebasnya massa rakyat pekerja
Terciptanya tatanan masyarakat
Demokrasi sepenuhnya
Marilah kawan mari kita kabarkan
Di tangan kita tergenggam arah bangsa
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu tentang pembebasan
LIRIK LAGU "BURUH TANI" VERSI MARJINAL
Buruh, tani, mahasiswa, rakyat miskin kota
Bersatu padu rebut demokrasi
Gegap gempita dalam satu suara
Demi tugas suci yang mulia
Hari-hari esok adalah milik kita
Terciptanya masyarakat sejahtra
Terbentuknya tatanan masyarakat
Indonesia baru tanpa Orba
Marilah kawan mari kita kabarkan
Di tangan kita tergenggam arah bangsa
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu tentang pembebasan
Di bawah kuasa tirani
Kususuri garis jalan ini
Berjuta kali turun aksi
Bagiku satu langkah pasti
Zahra Azria
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @zaazria
Usai disahkannya UU Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) oleh DPR RI saat Rapat Paripurna pada Senin (5/10) lalu, berbagai elemen masyarakat, mulai dari buruh , mahasiswa , hingga aktivis ramai-ramai menyatakan protesnya hingga turun ke jalan.
Demo pun berlangsung tanpa henti sejak saat itu, termasuk yang juga berlangsung hari ini (Jumat, 9 Oktober).
Nah, saat berdemonstrasi itulah, banyak peserta aksi yang menyanyikan lagu "Buruh Tani" dengan penuh semangat membara.
Lagu ini memang terkenal sebagai pengiring sekaligus penyemangat saat aksi unjuk rasa berlangsung. ( )
Foto: Sindonews
Lagu ini bukan asal datang begitu saja di tengah-tengah demonstrasi. Bagi mahasiswa, saat menyandang status sebagai mahasiswa baru , maka saat Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus ( Ospek ) biasanya panitia mengenalkan lagu perjuangan ini kepada mereka.
Nah, tapi apa kamu tahu siapa orang di balik populernya lagu "Buruh Tani"?
Asal Usul Lagu “Buruh Tani”
Banyak yang tahu, bahkan hafal lirik lagu "Buruh Tani" yang dipopulerkan oleh band underground punk Marjinal ini.
Mengutip tulisan Tari Adinda dari Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker) yang dimuat di berdikarionline.com, lagu ini aslinya diciptakan oleh Safi’i Kemamang, dengan judul “Pembebasan”.
Safi'i yang lahir di Lamongan, Jawa Timur, 5 Juni 1976 ini sengaja menciptakan lagu tersebut karena butuh semangat saat melakukan perjuangan politik .
Saat itu Safi’i Kemamang bergabung dengan Komite Nasional Perjuangan Demokrasi (KNPD). Organisasi ini aktif bergerak bersama mahasiswa dan elemen lainnya pada masa KUDATULI (kerusuhan dua puluh tujuh juli), 1996 lalu.
Safi'i Kemamang. Foto: berdikarionline.com
Menurutnya, sebuah perjuangan politik tanpa musik akan terasa garing. Akhirnya muncullah lagu "Pembebasan" sebagai mars alias lagu penyemangat untuk menunjukkan protes pada rezim Orde Baru .
Sehari-harinya, Safi’i sebenarnya bukan musisi. Ia dan keluarganya adalah petani yang sangat menderita pada saat itu.
Dikabarkan, saat ini Safi’i Kemamang tinggal bersama anak dan istrinya di Timor Leste sejak negara yang dulu bernama Provinsi Timor Timur itu menyatakan lepas dari Indonesia.
Lagu "Pembebasan" yang diciptakan pada 1996 baru populer setahun kemudian, yaitu pada 1997. ( )
Marjinal. Foto:M Sabki/Okezone
Sementara saat ini, masyarakat telanjur mengenal lagu "Pembebasan" karya Safi’i dengan judul "Buruh Tani" yang dipopulerkan oleh Marjinal.
Beberapa liriknya pun ada yang ikut berubah. Berikut lirik lagu "Buruh Tani" dalam dua versi. (Baca Juga: Belajar Filsafat, Beneran Jadi Atheis dan Sesat?)
LIRIK LAGU "PEMBEBASAN" VERSI SAFI'I KEMAMANG
Buruh, tani, mahasiswa, kaum miskin kota
Bersatu padu rebut demokrasi
Gegap gempita dalam satu suara
Demi tugas suci yang mulia
Hari-hari esok adalah milik kita
Terbebasnya massa rakyat pekerja
Terciptanya tatanan masyarakat
Demokrasi sepenuhnya
Marilah kawan mari kita kabarkan
Di tangan kita tergenggam arah bangsa
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu tentang pembebasan
LIRIK LAGU "BURUH TANI" VERSI MARJINAL
Buruh, tani, mahasiswa, rakyat miskin kota
Bersatu padu rebut demokrasi
Gegap gempita dalam satu suara
Demi tugas suci yang mulia
Hari-hari esok adalah milik kita
Terciptanya masyarakat sejahtra
Terbentuknya tatanan masyarakat
Indonesia baru tanpa Orba
Marilah kawan mari kita kabarkan
Di tangan kita tergenggam arah bangsa
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu tentang pembebasan
Di bawah kuasa tirani
Kususuri garis jalan ini
Berjuta kali turun aksi
Bagiku satu langkah pasti
Zahra Azria
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @zaazria
(it)