Memaafkan atau Balas Dendam, Mana yang Bikin Lebih Lega?

Jum'at, 25 September 2020 - 21:53 WIB
loading...
Memaafkan atau Balas...
Saat kita dikecewakan oleh orang lain, ada pilihan untuk bertindak, yaitu memaafkan atau membalas perbuatannya. Foto/Unsplash
A A A
JAKARTA - Dikecewakan atau dikhianati oleh orang yang kita percaya memang menyakitkan. Setelah rasa marah atau sedih berlalu, kita pun dihadapkan pada dua pilihan; mau memaafkan atau balas dendam?

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh British Journal of Social Psychology, mengutip dari Psychology Today, menyimpulkan bahwa respons yang kita berikan saat mengalami hal tersebut adalah upaya untuk membuat kontrol kembali kepada diri kita.

Namun, respons seperti apa yang paling efektif saat berada dalam posisi tersebut? Apakah lebih baik memilih untuk memaafkan dengan serta merta melepas kemarahan atau kebencian dari kejadian itu, atau justru memberikan pelajaran yang setimpal agar orang tersebut menyadari kesalahannya?

Penelitian ini juga mengemukakan, respons yang diberikan bergantung pada sifat pelanggaran atau niat pelaku dalam melakukan hal tersebut. ( )

Memaafkan atau Balas Dendam, Mana yang Bikin Lebih Lega?

Foto: Unsplash

Balas Dendam

Beberapa responden dalam penelitian lebih membayangkan untuk balas dendam kalau pelaku memang berniat jahat menyakiti mereka. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pembelaan diri.

Bentuk balas dendam ini juga akan dilakukan sama dengan yang dialami oleh korban. Misalnya, kalau kamu dipermalukan oleh teman saat sedang kumpul bareng, maka kamu juga akan membalas dengan melakukan hal serupa.

Walau begitu, dalam kasus ini, balas dendam juga bisa bikin seseorang merasa malu dan menyesal pada kemudian hari. ( )

Memaafkan atau Balas Dendam, Mana yang Bikin Lebih Lega?

Foto: Unsplash

Memaafkan


Sedangkan beberapa responden dalam penelitian memilih untuk memaafkan kalau pelaku gak sengaja melakukannya. Sebagai contoh, seseorang yang memaafkan kekasih yang mengkhianatinya.

Orang yang kurang bijak mungkin berpikir bahwa memaafkan akan membuat dia tampak lemah dan mudah untuk dimanfaatkan. Tapi buat orang lainnya, menganggap hal tersebut sebagai bentuk niat baik dari ketulusan.

Meskipun balas dendam ataup memaafkan kelihatan bertolakbelakang, tapi seseorang juga bisa merasakan kedua hal tersebut secara bersamaan.

Di satu sisi dia mau membalas dendam, tapi di sisi lain, juga merasa kasihan kepada pelaku. ( )

Penelitian mengungkapkan bahwa hukuman yang adil bagi pelaku bisa meredakan amarah, dibanding korban gak melakukan apa pun.

Meski kelihatan remeh, mengatasi sebuah permasalahan yang seperti ini bukan hal yang gampang. Proses panjang sebelum memaafkan tentu jadi hal yang bikin kita 'berdarah-darah'.

Untuk itu, sebelum memutuskan, ada baiknya kamu pikirkan kembali baik-baik respons kayak apa yang akan diberikan untuk kalau kamu mengalami hal tersebut.

Vica Nurul Aini
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @Vicaaan
(it)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1803 seconds (0.1#10.140)