CERMIN: Dua Hati Biru, Belajar soal Pengasuhan Anak lewat Film

Jum'at, 19 April 2024 - 11:40 WIB
loading...
CERMIN: Dua Hati Biru, Belajar soal Pengasuhan Anak lewat Film
Film Dua Hati Biru menggambarkan kehidupan rumah tangga pasangan muda dengan segala konflik dan campur tangan orang tua. Foto/Starvision
A A A
JAKARTA - Tahun 2019. Berdasarkan amanat dari Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai revisi atas Undang-Undang No 1 tahun 1974 tentang perkawinan, pemerintah memberlakukan Undang-Undang No 16 Tahun 2019 secara resmi pada tanggal 14 Oktober 2019.

Sebagaimana dikutip dari Kumparan, koreksi penting yang terdapat dalam undang-undang baru ini adalah pasal 7 yang secara eksplisit mengatur batas minimal usia menikah. Jika dalam UU 1974 sebelumnya diatur bahwa batas usia minimal menikah bagi laki-laki adalah 19 tahun dan perempuan 16 tahun, maka dalam UU Nomor 16 Tahun 2019 ini diatur bahwa batas minimal menikah baik bagi laki-laki maupun perempuan yang akan menikah adalah 19 tahun.

Pada tahun yang sama dengan pemberlakuan undang-undang baru tersebut, Bima dan Dara justru menjadi salah satu 'pelanggar' pertama. Karena tak kuasa menahan libido masing-masing, pada usia 17 tahun Dara hamil dan Bima terpaksa menjadi seorang ayah.



Seperti belum cukup hukuman atas dosa yang mereka perbuat, kehamilan pada usia muda itu juga membuat rahim Dara terpaksa diangkat.

Meski menawarkan isu yang sebenarnya tak baru, tapi di tangan Gina S Noer, soal kehamilan di luar nikah dibawa menelusuri banyak isu-isu terkait lainnya yang selama ini tak banyak diceritakan terutama dalam film bioskop. Hal itulah yang bisa jadi membuat film Dua Garis Biru terasa jujur dan tulus dan diterima dengan baik oleh sekitar 2,5 juta penonton yang menyaksikannya di bioskop.

CERMIN: Dua Hati Biru, Belajar soal Pengasuhan Anak lewat Film

Foto: Starvision

Kemudian empat tahun berselang, kisah Bima dan Dara kembali dilanjutkan dengan penyutradaraan yang kali ini tak lagi dikomandoi oleh Gina sendiri, tapi bersama sesama sutradara perempuan lainnya, Dinna Jasanti.

Empat tahun berselang, anak Bima dan Dara telah tumbuh menjadi bocah superlucu dan menggemaskan. Namanya Adam, yang tumbuh dengan pengasuhan ayahnya dan dihujani kasih sayang oleh kakek dan neneknya.

Relasi Bima dan Adam terasa begitu dekat dan mencerahkan layar, bisa jadi karena kuatnya koneksi yang dibangun oleh Angga Yunanda dengan Farrell Rafisqy. Bima memang menjadi salah satu peran terbaik yang pernah dimainkan Angga yang membuatnya seperti terlahir seutuhnya sebagai seorang aktor.

Saya pernah mengarahkan anak usia lima tahun dalam sebuah proyek miniseri, dan kunci agar mereka bermain rileks memang selalu terletak padacara lawan mainnya membangun koneksi yang jujur dengan mereka. Karena Adam pun, kita percaya Bima adalah sosok ayah muda yang tak punya panduan apa pun dalam mengasuh anak.

Kita melihatnya mencurahkan segala kasih sayang dan sebagian besar waktunya, tapi tentu saja itu tak cukup. Setidaknya itulah menurut Dara yang baru pulang dari Korea.

Dara yang menurutnya sudah bertumbuh sementara Bima masih jalan di tempat. Dua orang yang berbeda tak mencoba menemukan titik temu ketika mengayuh biduk rumah tangga tentu saja adalah sebuah resep kekacauan.

CERMIN: Dua Hati Biru, Belajar soal Pengasuhan Anak lewat Film

Foto: Starvision

Sekali lagi kita melihat Gina yang juga seorang ibu terampil betul mengajak penonton belajar, dari bagaimana Bima dan Dara mengarahkan biduk rumah tangganya.

Saya kira tak ada yang pernah siap menjadi orang tua. Karena tak ada rumusan baku bagaimana mengasuh anak yang selalu datang ke pangkuan orang tuanya dengan keunikan masing-masing. Saya menjadi orang tua pada usia 32 tahun pun merasa begitu bodoh ketika pertama kali menjadi ayah dari seorang putri kecil.

Namun saya belajar dari hari ke hari, dengan membaca banyak hal soal pengasuhan anak. Saya menonton banyak video tentang pengalaman orang tua ketika menemukan masalah demi masalah dengan anak-anaknya, melihat sesama orang tua lainnya membuat kesalahan demi kesalahan.

Namun terutama saya mencoba menjadi teman mereka (meski tak akan mudah) dengan mencoba mengerti setiap fase yang mereka lalui. Kini anak pertama saya sudah berusia 13 tahun, sudah menjadi gadis remaja, sudah mengalami menstruasi dan tentu saja saya masih terus menyiapkan mental untuk apa pun yang mungkin bisa terjadi.

Dalam usia Adam yang masih empat tahun, hubungan Bima dan Dara kocar-kacir. Diperburuk dengan campur tangan orang tua yang menganggap keduanya tak cukup pantas menjadi orang tua bagi Adam.

Sebuah kondisi pelik yang mendorong berbagai kemungkinan yang bisa terjadi, salah satu kemungkinan terburuk yang banyak dialami pasangan berusia 19-25 tahun adalah perceraian.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1217 seconds (0.1#10.140)