Dua Tipe Passion: Harmonis dan Obsesif, Kamu yang Mana?

Selasa, 11 Agustus 2020 - 14:35 WIB
loading...
Dua Tipe Passion: Harmonis...
Passion punya dua jenis rupa, yang salah satunya malah bisa berakibat buruk buat kamu. Foto/Ian Schneider, Unsplash
A A A
JAKARTA - Banyak orang bilang kalo seseorang punya passion yang kuat, udah pasti hidupnya akan berhasil dan selalu semangat dalam menjalani hari-hari. Tapi, apakah selalu begitu?

Ya, kita sering banget percaya kalo passion adalah bagian terpenting dari kesuksesan seseorang, tapi kadang ada orang tertentu yang menderita karena terlalu ngikutin passion mereka. Kok bisa?

Buat yang belum tau, passion adalah aktivitas atau kegiatan yang disukai atau dianggap penting oleh seseorang. Akhirnya dia rela menginvestasikan tenaga dan waktu untuk melakukannya, dan banyak yang menjadikan passion sebagai identitas diri.

Nah, faktanya, Robert J. Vallerand, profesor Psikologi di Universite du Quebec a Montreal, mengutip dari Psychology Today, mengatakan ada dua tipe passion yang masing-masingnya punya dampak berbeda.

Simpelnya, kamu bisa milih buat mengendalikan atau dikendalikan oleh passion. ( )

DUA TIPE PASSION DAN DAMPAKNYA

Dua Tipe Passion: Harmonis dan Obsesif, Kamu yang Mana?

Foto:Nick Fewings/Unsplash

Pertama, obsessive passion (OP), yaitu passionyang bikin seseorang merasa seolah-olah dikontrol untuk terobsesi dan jadi tertekan untuk melakukan kegiatan yang dia suka. Saat seseorang ngerasainobsessive passion, ada kontrol diri yang hilang dan akhirnya muncul perasaan gak tenang, bersalah, capek, hingga burnout.

Obsessive passion bisa bikin seseorang egois dan kaku dalam melakukan aktivitas mereka. Dampaknya, mereka jadi susah adaptasi dan pindah ke lain hal, walaupun ternyata aktivitas itu gak baik untuk mereka. Ujung-ujungnya, passion ini jadi pusat kehidupan sampai sulit belajar dan menerima hal baru.

Bahkan, passion ini bisa mengganggu hubungan dengan orang lain. Di antaranya karena komunikasi yang kurang lancar, gak mau terima kritik, ego yang diutamakan, dan keinginan untuk dipuji serta diakui lingkungan sosial. Obsessive passion memunculkan perasaan yang memaksa diri untuk jadi yang terbaik.

Ini berbeda dengan harmonious passion (HP) yang membuat kegiatan yang dilakukan jadi bermakna, dan ngasih kesempatan seseorang untuk melakukan aktivitas yang disukai tanpa ada paksaan. Kalo seseorang ngerasa gak mampu melakukan suatu bidang, ia gak akan patah semangat dalam mencoba hal lain.

Pasalnya, proses panjang dalam menemukan passionpada suatu kegiatan bisa dianggap sebagai kesempatan berharga. Bebas dari perasaan capek atau bersalah. ( )

Harmonious passion muncul saat seseorang merasa senang melakukan sesuatu, dan bukan demi hasil atau ego semata. Orang-orang yang melakukan harmonious passion cenderung fleksibel, sadar, dan terbuka dengan sekitar mereka. Akhirnya, passion ini ngebentuk fisik dan mental yang sehat, hubungan baik dengan orang lain, kepuasan diri, serta emosi positif.

Tapi jangan salah. Ternyata obsessive passion juga tetap punya dampak positif. Salah satunya dalam jangka pendek, obsessive passionbisa meningkatkan performa karena kerja keras dan fokus.

Tapi, jangan terlalu lama, karena bisa menyebabkan perasaan capek, stres, atau gagal berkomitmen saat hasilnya gak sesuai harapan. Soalnya, banyak pelaku obsessive passion yang ngerjain sesuatu demi mendapat pengakuan dan pujian orang lain, alih-alih diri sendiri.

TIPS OPTIMALISASI HARMONIOUS PASSION

Dua Tipe Passion: Harmonis dan Obsesif, Kamu yang Mana?

Foto:Oleg Ivanov/Unsplash

Terus, gimana caranya mengoptimalkan harmonious passion sekaligus mengurangi obsessive passion? Melansir dari Psychology Today, berikut beberapa tips yang bisa membantu:

1. Gambarkan dan resapi pikiran dan perasaan kamu saat menjalani harmonious passion dalam kegiatan yang kamu suka. Apa yang kamu lakukan? Bagaimana perasaanmu? Adakah passion lain yang mungkin cocok buatmu?

2. Libatkan diri kamu sepenuhnya dalam aktivitas saat itu. Jangan lupa bahagia dan bersyukur, ya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2612 seconds (0.1#10.140)