Ulas Tuntas Pesten, Becandaan Berulang yang Malah Bikin Sakit Hati Korban

Senin, 10 Agustus 2020 - 22:03 WIB
loading...
Ulas Tuntas Pesten, Becandaan Berulang yang Malah Bikin Sakit Hati Korban
Pesten mirip bullying dan harus dicegah agar tidak makin merusak mental para korban. Foto/Shutterstock
A A A
JAKARTA - Dalam lingkaran pertemanan, bercanda atau bersenda gurau adalah hal yang biasa, tapi jadi gak biasa kalo dilakukan secara berlebihan dan berulang-ulang.

Kondisi ini bisa menimbulkan rasa kurang nyaman atau bahkan gak senang bagi seseorang yang mengalami hal tersebut.

Lalu, kalau situasi ini terjadi secara berulang-ulang dan orang yang dicandai gak mampu membalasnya lagi, maka hal ini dinamakan “candaan yang meneror sesama” atau dalam bahasa Belanda disebut pesten.

Nah, supaya bisa memahami lebih jauh soal pesten, berikut hal-hal yang perlu kamu ketahui, mengutip dari psyline.id.

BENTUK-BENTUK PESTEN


Ulas Tuntas Pesten, Becandaan Berulang yang Malah Bikin Sakit Hati Korban

Foto: Shutterstock

Tindakan pesten biasanya dilakukan kelompok remaja yang dipimpin oleh seorang pemimpin (leader). Sang pemimpin umumnya adalah orang yang populer di lingkungannya, misalnya di sekolah atau di kampus.

Mereka yang tergabung dalam kelompok ini biasanya merasa keren dan macho karena punya pengikut. Bahkan ada yang tetap bisa berprestasi dengan baik. Hal ini bikin korban merasa gak berdaya untuk melawan kelompok tersebut.

Bentuk teror yang dilakukan kelompok ini terdiri dari beberapa bentuk, antara lain menyembunyikan barang korban, memukul, meludahi, menertawakan, meledek, menggosipkan, menantang, dan menyebarkan cerita bohong tentang korban atau menyoroti kekurangan korban

TIPE PELAKU

Ulas Tuntas Pesten, Becandaan Berulang yang Malah Bikin Sakit Hati Korban

Foto: Shutterstock

Para pelaku yang melakukan tindakan ini biasanya tumbuh menjadi orang yang 'rumit'. Mereka akan sering mengundang masalah, agresif, dan melakukan hal-hal negatif. Pokoknya, hidupnya gak beres, deh!

Walau begitu, kadang ada pengecualian kalau si pelaku cuma sedang dalam fase pubertas dan ingin kelihatan macho aja. Kemudian dalam fase berikutnya akan muncul kesadaran pada diri pelaku bahwa hal yang dilakukannya sangat gak adil. Selain itu, tindakan ini bukan cuma dilakukan dalam lingkup remaja aja, tapi juga dilakukan di antara orang dewasa, bahkan antar adik-kakak.

DAMPAK PESTEN

Ulas Tuntas Pesten, Becandaan Berulang yang Malah Bikin Sakit Hati Korban

Foto: Shutterstock

Secara gak langsung, tindakan ini adalah tindakan bullying yang merupakan masalah sosial dan perlu mendapat perhatian serius. Berdasarkan data yang dihimpun Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dalam kurun waktu sembilan tahun (2011-2019), tercatat 37.381 pengaduan kekerasan terhadap anak, sedangkan untuk bullying baik dalam dunia pendidikan maupun media sosial mencapai 2.473 laporan dan trennya terus meningkat.

Nah, kalau ini terus dibiarkan, bisa melahirkan sejumlah permasalahan yang cukup serius bagi si korban, seperti kepercayaan diri yang gak berkembang, merasa rendah diri, menyimpan dendam, gagal dalam menjalani pendidikan, bahkan bisa sampai bunuh diri.

TIPS MENGHADAPI PELAKU

Ulas Tuntas Pesten, Becandaan Berulang yang Malah Bikin Sakit Hati Korban

Foto: Shutterstock

Terdapat beberapa tips pengendalian kuratif yang bisa kamu lakukan saat menghadapi para pelaku pesten, di antaranya melaporkan tindakan ini kepada kepala sekolah supaya para pelaku mendapat peringatan atau bahkan diskorsing. Selain itu, kamu bisa menyampaikan masalah ini ke orang tua atau pihak keluarga dan membicarakannya secara bersama-sama.

Kalau kamu termasuk korban fitnah, bantahlah seluruh gosip yang dilontarkan oleh para pelaku dengan melakukan penerangan kepada pihak sekolah, keluarga, teman, dan lainnya. Kamu juga bisa berkonsultasi ke guru BK atau psikolog agar mendapatkan psikoterapi.

Kalau situasi semakin memburuk, hal terakhir yang bisa dilakukan adalah pindah sekolah dan mencari lingkungan baru.

Fazjri Abdillah
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @born2inform_
(it)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3120 seconds (0.1#10.140)