2 Jenis Kekerasan Verbal dan Dampaknya yang Wajib Kamu Ketahui
loading...
A
A
A
JAKARTA - Verbal abuse atau kekerasan verbal kerap kali kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dengan mudahnya akan mengumpat atau memaki-maki bila merasa kesal atau ada hal yang tidak berjalan sesuai kehendaknya.
Anak-anak bisa menjadi korban dari kekerasan verbal orang tua yang gampang melayangkan kata-kata buruk pada mereka.
Sayangnya, kekeran verbal sering kali masih dianggap enteng lantaran kekerasan tersebut hanya terucap dan tidak meninggalkan bekas luka fisik. Berikut ulasan tentang kekerasan verbal mengutip dari Psychology Today.
Dua Jenis Kekerasan Verbal dan Dampaknya bagi Korban
Bentuk dari kekerasan verbal terselubung adalah menahan ungkapan cinta, pujian, atau dukungan, terutama dalam hubungan orangtua dan anak. Bentuk lainnya adalah ekspresi penghinaan lewat gerak atau gestur tubuh, pengabaian, perlakuan diam, dan menahan marah.
Gestur tubuh yang termasuk dalam kekerasan verbal terselubung misalnya memutar mata, berpura-pura tidak bertanya, atau menolak menjawab. Ini menjadi bentuk pelecehan verbal yang paling menyakitkan.
Foto: Shutterstock
Di antaranya ialah mengalami kesulitan dalam membuat kesimpulan dan mengambil keputusan. Tak hanya itu, korban juga bisa merasakan atau menerima bahwa ada yang salah dengan diri mereka. Selain itu, akan muncul keraguan diri, rasa percaya diri yang rendah, dan kehilangan spontanitas dan antusiasme.
Lebih lanjut mengutip Healthy Place, sebuah studi tentang konsekuensi kesehatan fisik pada korban sangat terkait dengan nyeri kronis, migrain atau sering sakit kepala, gagap, bisul, kejang usus besar, dan sering mengalami gangguan pencernaan. Ada juga diare atau sembelit dengan banyak kondisi jantung yang berhubungan dengan stres.
Adapun efek psikologis dari kekerasan verbal meliputi ketakutan dan kecemasan, depresi, stres dan PTSD, ingatan yang mengganggu, gangguan celah memori, masalah tidur atau makan. Ada juga kewaspadaan yang berlebihan dan respons kaget yang berlebihan, lekas marah, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, bunuh diri, menyakiti diri sendiri, dan perilaku menyerang.
Lihat Juga: Mengenal Post-concert Depression, Perasaan Hampa yang Muncul usai Nonton Konser dan Cara Mengatasinya
Anak-anak bisa menjadi korban dari kekerasan verbal orang tua yang gampang melayangkan kata-kata buruk pada mereka.
Sayangnya, kekeran verbal sering kali masih dianggap enteng lantaran kekerasan tersebut hanya terucap dan tidak meninggalkan bekas luka fisik. Berikut ulasan tentang kekerasan verbal mengutip dari Psychology Today.
Dua Jenis Kekerasan Verbal dan Dampaknya bagi Korban
1. Kekerasan Verbal Terselubung (Covert Verbal Abuse)
Banyak yang memiliki kesalahpahaman bahwa pelecehan verbal melibatkan teriakan atau sesuatu yang diucapkan. Padahal, diam atau tidak memberikan respons yang diharapkan juga bisa menjadi bentuk kekerasan verbal.Bentuk dari kekerasan verbal terselubung adalah menahan ungkapan cinta, pujian, atau dukungan, terutama dalam hubungan orangtua dan anak. Bentuk lainnya adalah ekspresi penghinaan lewat gerak atau gestur tubuh, pengabaian, perlakuan diam, dan menahan marah.
Gestur tubuh yang termasuk dalam kekerasan verbal terselubung misalnya memutar mata, berpura-pura tidak bertanya, atau menolak menjawab. Ini menjadi bentuk pelecehan verbal yang paling menyakitkan.
Foto: Shutterstock
2. Kekerasan Verbal Terang-terangan (Overt Verbal Abuse)
Kemudian ada kekerasan verbal yang sudah dipahami secara umum, yaitu kekerasan yang dilakukan secara terang-terangan. Contohnya adalah menghina bentuk tubuh, mengeluarkan kata-kata penghinaan, gaslighting,dan sebagainya.Dampak Verbal Abuse pada Korban
Efek dari kekerasan verbal mulai dari kebingungan hingga gangguan mental. Tak cuma itu ada pula beberapa dampak buruk lainnya dari para korban kekerasan verbal.Di antaranya ialah mengalami kesulitan dalam membuat kesimpulan dan mengambil keputusan. Tak hanya itu, korban juga bisa merasakan atau menerima bahwa ada yang salah dengan diri mereka. Selain itu, akan muncul keraguan diri, rasa percaya diri yang rendah, dan kehilangan spontanitas dan antusiasme.
Lebih lanjut mengutip Healthy Place, sebuah studi tentang konsekuensi kesehatan fisik pada korban sangat terkait dengan nyeri kronis, migrain atau sering sakit kepala, gagap, bisul, kejang usus besar, dan sering mengalami gangguan pencernaan. Ada juga diare atau sembelit dengan banyak kondisi jantung yang berhubungan dengan stres.
Adapun efek psikologis dari kekerasan verbal meliputi ketakutan dan kecemasan, depresi, stres dan PTSD, ingatan yang mengganggu, gangguan celah memori, masalah tidur atau makan. Ada juga kewaspadaan yang berlebihan dan respons kaget yang berlebihan, lekas marah, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, bunuh diri, menyakiti diri sendiri, dan perilaku menyerang.
Lihat Juga: Mengenal Post-concert Depression, Perasaan Hampa yang Muncul usai Nonton Konser dan Cara Mengatasinya
(ita)