Hyper-Independence, Kemandirian yang Toxic tapi Jarang Disadari

Selasa, 20 September 2022 - 14:01 WIB
Seorang hyper-independence selalu menggunakan sudut pandang “aku”. Akibatnya, saat harus membuat suatu keputusan penting, mereka jarang meminta pendapat orang lain.

Mereka pun tak mudah mengomunikasikan ide yang terlintas di benak mereka. Mereka juga tak mempertimbangkan hal yang orang lain pikir baik untuk diri mereka karena mereka ingin memilih untuk dirinya sendiri.



Foto:DANNY G/Unsplash

Cara Mengatasi Hyper-Independence



Untuk kamu yang punya kecenderungan hyper-independence dan ingin mengurangi atau menghapusnya, enam cara berikut ini bisa kamu coba.

1. Menggunakan Metode Task-Trust-Ask

Mengutip Calm Sage, psikolog klinis Kirti Bhati menyarankan metode Task-Trust-Ask untuk mengatasi sifat mandiri yang berlebihan. Metode ini dilakukan dengan beberapa langkah, yang pertama delegasikan tugas (task) kepada orang lain, bahkan ketika kamu berpikir kamu bisa melakukannya.

Bila tugas tersebut selesai dikerjakan orang lain, maka kamu akan mulai membangun kepercayaan (trust) pada orang tersebut. Setelah kamu mulai bisa mempercayai orang lain, kamu pun akan merasa lebih mudah untuk meminta tolong (ask).

2. Pertimbangkan Alasan untuk Meminta Tolong

Cobalah untuk membedakan apakah kamu benar-benar tidak butuh ditolong atau itu hanya egomu saja? Pertimbangkan juga alasan lainnya, seperti keuntungan dan kerugian dari meminta tolong.

Misalnya, dengan bertanya dan meminta bantuan orang lain, maka kamu akan mempelajari hal baru yang dapat membuat potensi dirimu berkembang.

3. Pikirkan Bagaimana Keadaan bila Kamu Menerima Bantuan

Bagaimana kondisinya saat kamu menerima bantuan? Mungkin pekerjaanmu justru akan lebih efektif dan efisien? Atau mungkin kamu bisa beristirahat lebih awal? Pikirkan juga bahwa tak semua orang akan menolak membantumu dan tak semua orang ingin membantumu karena mengharapkan balasan.



Foto:SHVETS production/Pexels

4. Ingatlah bahwa Membutuhkan Seseorang Itu Wajar

Meminta tolong adalah hal yang wajar sebab manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Membutuhkan orang lain pun tak menandakan bahwa kamu lemah dan tak mampu, melainkan bentuk penerimaan diri sebagai manusia yang tidak sempurna dan tak bisa melakukan semuanya sendirian.

Hal ini bahkan telah didukung oleh penelitian yang dilakukan Robert Bornstein, mengutip Psychology Today, yang menunjukkan bahwa sifat ketergantungan adalah sifat yang dimiliki semua orang. Adapun yang membedakan ketergantungan setiap orang hanyalah sehat tidaknya tingkat ketergantungan itu.

5. Hindari Hubungan Kodependen

Profesional trauma klinis bersertifikat Silvi Saxena mengutip CHOOSING therapy menyarankan para hyper-independence untuk menjauhi hubungan kodependen. Hubungan kodependen adalah hubungan saat seseorang merasa memiliki ketergantungan dengan satu orang lainnya.

Hubungan ini termasuk hubungan beracun dan biasanya terjadi saat orang yang memiliki anxious attachment style(rasa cemasatau insecure saat dalam hubungan) menjalin hubungan dengan orang yang mempunyai avoidant attachment style. (menghindari hubungan dekat yang intim dan emosional).

Tentunya hubungan ini akan membuatmu yang hyper-independence dan cenderung avoidant merasa tak nyaman sehingga semakin sulit memulihkan diri.

Baca Juga: 4 Drama Korea yang Bernasib Buruk, dari Insiden Tragis sampai Kontroversi



6. Jangan Ragu Menghubungi Ahli

Terakhir dan yang tak kalah penting adalah jangan mendiagnosis dirimu sendiri. Sebaiknya, hubungi ahli untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Terlebih bila kamu butuh bantuan untuk mengatasi trauma yang kamu hadapi.

Rastianta Rinandani

Kontributor GenSINDO

Universitas Negeri Jakarta

Instagram: @rastiantar
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More