5 Pelajaran Hidup dari Novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya
Rabu, 02 Februari 2022 - 16:55 WIB
“Jelas dia sangat bahagia karena pertanyaan yang dilontarkannya dengan niat bercanda justru ditanggapi serius. Tidak heran dia terus mengingatnya” (halaman 172).
3. Jangan Cepat Menyerah pada Mimpimu
Foto: Freepik
Dalam salah satu chapterbuku ini, terdapat kisah seorang musisi amatir bernama Katsuro yang bingung ingin melanjutkan mimpinya menjadi musisi atau meneruskan usaha orang tuanya yang diujung tanduk karena tidak memiliki penerus.
Ada satu kutipan yang cukup menampar di bab itu, yaitu saat orang tua Katsuro mengatakan, “Tidak masalah jika kamu tidak berhasil memenangi perang itu. Bahkan perjuangan yang sia-sia pun berharga. Yang penting kamu bisa menorehkan jejakmu di sana. Jangan pernah berpikir untuk pulang sebelum kau berhasil melakukannya, paham?” (halaman.122).
Dalam perjuangan meraih mimpi, kita perlu keberanian menghadapi kegagalan. Sukses adalah kata yang abstrak. Namun sukses yang sesungguhnya adalah jika perjuangan dan karya-karya kita dapat berguna dan bermanfaat bagi orang lain.
4. Hargai Pilihan Orang Lain
Foto:Doodle
Tidak semua yang berkonsultasi di Toko Kelontong Namiya mengikuti nasihat dari Kakek Namiya. Kakek Namiya tahu betul akan hal itu. Namun ia tetap membuka layanan konsultasi karena merasa hal yang dikerjakannya berharga bukan hanya bagi orang lain, tapi juga bagi dirinya.
Kakek Namiya meyakini bahwa sebenarnya orang yang meminta saran kepadanya sudah menemukan jawabannya sendiri, tapi perlu divalidasi.
“Setelah sekian lama membaca surat permintaan konsultasi, ada satu hal yang kupahami. Dalam berbagai kasus sebenarnya si pengirim surat sudah menemukan jawabannya. Mereka berkonsultasi hanya demi memastikan bahwa orang lain juga membenarkan keputusan mereka. Banyak di antara mereka yang kembali menulis surat setelah membaca balasan dariku, mungkin karena jawabanku berbeda dengan yang ada di benak mereka” (halaman 144).
Ketika memberi nasihat kepada orang lain, kita tidak bisa berekspektasi bahwa mereka akan menerima dan mengikuti saran kita 100%. Karena bagaimana pun, hidup mereka adalah tanggung jawab mereka, dan kita hanya perlu menemani dan menghargai pilihan mereka.
Baca Juga: Mau Pintar, tapi Malas Baca Buku? Dengerin aja di 5 Website Audiobook Ini
5. Selalu Ada Waktu untuk Berubah
Foto: Freepik
Ketika terjebak di dalam Toko Kelontong Namiya, Shota, Kohei, dan Atsuya mengalami petualangan yang sangat menyenangkan. Membalas surat dari masa lalu dan memberi saran membuat mereka merasa menjadi seseorang, meskipun mulanya mereka merasa tidak pantas karena hanyalah seorang berandal.
"Karena peta yang kamu miliki masih berupa kertas kosong, itulah mengapa walau kamu sudah memiliki tujuan, kamu belum menemukan di mana jalan yang bisa membawa kamu ke sana. Itu wajar. Siapa pun pasti akan merasa kebingungan".
3. Jangan Cepat Menyerah pada Mimpimu
Foto: Freepik
Dalam salah satu chapterbuku ini, terdapat kisah seorang musisi amatir bernama Katsuro yang bingung ingin melanjutkan mimpinya menjadi musisi atau meneruskan usaha orang tuanya yang diujung tanduk karena tidak memiliki penerus.
Ada satu kutipan yang cukup menampar di bab itu, yaitu saat orang tua Katsuro mengatakan, “Tidak masalah jika kamu tidak berhasil memenangi perang itu. Bahkan perjuangan yang sia-sia pun berharga. Yang penting kamu bisa menorehkan jejakmu di sana. Jangan pernah berpikir untuk pulang sebelum kau berhasil melakukannya, paham?” (halaman.122).
Dalam perjuangan meraih mimpi, kita perlu keberanian menghadapi kegagalan. Sukses adalah kata yang abstrak. Namun sukses yang sesungguhnya adalah jika perjuangan dan karya-karya kita dapat berguna dan bermanfaat bagi orang lain.
4. Hargai Pilihan Orang Lain
Foto:Doodle
Tidak semua yang berkonsultasi di Toko Kelontong Namiya mengikuti nasihat dari Kakek Namiya. Kakek Namiya tahu betul akan hal itu. Namun ia tetap membuka layanan konsultasi karena merasa hal yang dikerjakannya berharga bukan hanya bagi orang lain, tapi juga bagi dirinya.
Kakek Namiya meyakini bahwa sebenarnya orang yang meminta saran kepadanya sudah menemukan jawabannya sendiri, tapi perlu divalidasi.
“Setelah sekian lama membaca surat permintaan konsultasi, ada satu hal yang kupahami. Dalam berbagai kasus sebenarnya si pengirim surat sudah menemukan jawabannya. Mereka berkonsultasi hanya demi memastikan bahwa orang lain juga membenarkan keputusan mereka. Banyak di antara mereka yang kembali menulis surat setelah membaca balasan dariku, mungkin karena jawabanku berbeda dengan yang ada di benak mereka” (halaman 144).
Ketika memberi nasihat kepada orang lain, kita tidak bisa berekspektasi bahwa mereka akan menerima dan mengikuti saran kita 100%. Karena bagaimana pun, hidup mereka adalah tanggung jawab mereka, dan kita hanya perlu menemani dan menghargai pilihan mereka.
Baca Juga: Mau Pintar, tapi Malas Baca Buku? Dengerin aja di 5 Website Audiobook Ini
5. Selalu Ada Waktu untuk Berubah
Foto: Freepik
Ketika terjebak di dalam Toko Kelontong Namiya, Shota, Kohei, dan Atsuya mengalami petualangan yang sangat menyenangkan. Membalas surat dari masa lalu dan memberi saran membuat mereka merasa menjadi seseorang, meskipun mulanya mereka merasa tidak pantas karena hanyalah seorang berandal.
"Karena peta yang kamu miliki masih berupa kertas kosong, itulah mengapa walau kamu sudah memiliki tujuan, kamu belum menemukan di mana jalan yang bisa membawa kamu ke sana. Itu wajar. Siapa pun pasti akan merasa kebingungan".
Lihat Juga :
tulis komentar anda