5 Dampak Trauma yang Bisa Menghancurkan Hubungan Cintamu

Jum'at, 04 Juni 2021 - 21:45 WIB
3. HIDUP DALAM KETAKUTAN



Foto: pxhere

Trauma menyebabkan aktivasi amigdala dan sistem saraf simpatik (respons cepat untuk bisa bertahan hidup). Meskipun respons ini membantu pada saat krisis, menjaga kita tetap aman, dan melindungi kita dari ancaman, respons ini dapat berfungsi berlebihan saat peristiwa traumatis belum diproses atau diselesaikan. Amigdala yang diaktifkan dapat mengakibatkan kecemasan atau gejala panik (gugup, reaktif, gelisah) dan pikiran yang mengganggu (yaitu pemikiran bencana, generalisasi berlebihan, memikirkan pengalaman masa lalu).

Dengan kondisi tersebut, kamu mungkin lebih agresif atau bersikap defensif dan cepat untuk memulai pertengkaran atau pertengkaran. Keadaan yang menakutkan ini mungkin juga mempersulit kamu untuk sepenuhnya ada dalam suatu situasi dan kondisi.

Kamu mungkin selalu berpikir dua langkah ke depan untuk menghindari atau bersiap untuk merespons rasa sakit atau luka yang potensial. Di sinilah perilaku sabotase diri dapat muncul, misalnya dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa “Saya akan mengakhiri hubungan sebelum mereka melakukannya”.

Contoh ketakutan dalam berkencan, misalnya perilaku impulsif (mengakhiri hubungan karena takut, menuduh teman kencan atau pasangan Anda melakukan sesuatu tanpa alasan), menghindari komitmen, memikirkan “bagaimana jika” dan segala sesuatu yang bisa saja salah.

4. KURANGNYA HARAPAN



Foto: Mouse_family/Everypixel

Trauma juga dapat menyebabkan perasaan putus asa. Kamu mungkin kurang percaya pada diri sendiri dan kemampuan untuk menjalani kehidupan yang bahagia. Sebagian besar individu dengan pola pikir atau sikap "setengah kosong" tidak menikmati perasaan bahagia, hal tersebut cenderung terjadi setelah peristiwa traumatis atau kehilangan besar yang benar-benar dapat terasa seperti tidak ada hal baik yang akan terjadi.

Kamu mungkin memperhatikan diri kamu saat berkencan atau menjalin hubungan baru dengan sedikit harapan. Mungkin kamu juga membuat banyak asumsi negatif tentang hubungan baru bahkan sebelum kamu merealisasikan kencan.

Contoh keputusasaan dalam berkencan, di antaranya harapan yang rendah untuk kencan atau hubungan, tidak dapat membayangkan atau bahkan mempertimbangkan seperti apa masa depan dengan orang lain, membuat asumsi dengan menyamakan karakter orang lain (yaitu “semua pria/perempuan adalah ____”, “Itu tidak akan pernah berhasil”).

5. MERASA KESEPIAN ATAU TERPUTUS



Foto:Vic_cassic/Everypixels

Trauma dapat menyebabkan perasaan kesepian dan keterputusan dengan lingkungan atau orang lain. Bahkan di ruangan yang penuh dengan orang atau rumah tangga yang sibuk, setelah peristiwa traumatis terjadi mungkin kamu benar-benar merasa sendirian. Biasanya karena keyakinan mendasar bahwa tidak ada orang lain yang bisa menjalin hubungan dengan kamu atau memahami apa yang telah kamu alami.

Bahkan mungkin sulit bagi kamu untuk merasakan apa pun karena disosiasi yang dapat terjadi (yaitu perasaan di luar tubuh, tidak didasarkan pada saat ini, merasa kosong atau mati rasa). Akibatnya, berkencan bisa menjadi rumit karena sulit untuk merasa terhubung dengan orang lain dan sulit mengalami kedekatan.

Contoh kesepian dan keterputusan misalnya melamun saat berkencan dengan teman kencan atau pasangan, tidak merasa terlihat atau dipahami oleh teman kencan atau pasangan kamu, sulitnya untuk memulai hubungan baru, dan tidak dapat menikmati kedekatan yang terjalin.

Baca Juga: 8 Jenis Cinta Menurut Psikolog, dari Cinta Kosong hingga Cinta Bodoh
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More