5 Cara Coping atau Atasi Stres Ini Ternyata Tak Sehat, Jangan Dilakukan!
Selasa, 15 Desember 2020 - 19:31 WIB
JAKARTA - Tugas menumpuk, jalanan macet, berantemdengan pacar, dan sederet masalah lainnya bikin kamu gampang stres. Satu masalah belum kelar, muncul masalah yang baru. Rasanya, persoalan dalam hidup tak habis-habis.
Kita semua punya cara yang berbeda dalam mengatasi stres. Ada yang lega kalau sudah nangis keras-keras, bercerita ke teman, belanja, atau tidur sambil mendengarkan musik.
Penanganan atau penanggulangan stres ini biasa disebut coping mechanism (mekanisme coping) atau coping strategies (strategi coping). Mekanisme coping bikin seseorang dapat mendorong diri agar terus maju demi mempertahankan kesehatan mentalnya.
Tanpa kita sadari, ada beberapa hal sederhana yang kita anggap sebagai mekanisme coping, yang ternyata tidak sehat. Artinya, meski awalnya kelihatan positif, hal ini sebenarnya tidak baik untuk menangani stres.
Mengutip dari Psych2go, berikut lima mekanisme coping tak sehat yang harus dihindari.
1. MEMAKSA DIRI TETAP POSITIF MESKI ADA MASALAH
Foto: Sydney Sims/Unsplash
Kamu pernah mendengar toxic positivity, kan? Kalimat-kalimat positif yang dipaksakan saat kita ada masalah ada masalah, sudah jadi bagian dari budaya kita.
Sebenarnya, tak ada yang salah dengan berpikir positif, terkadang kita jadi terbantu dengan itu. Tapi, toxic positivity biasanya bukan berasal dari pikiran tulus yang bahagia. Seringkali, toxic positivity terbentuk dari penolakan atau keinginan untuk menghindar.
Biasanya hal ini muncul karena keterpaksaan untuk selalu terlihat baik-baik saja, meski saat tersulit sekalipun. Beberapa contohnya seperti, “Jangan dipikirin, deh, positif aja!”, “Semuanya pasti baik-baik aja, kok”, “Segini mending, deh, banyak yang lebih parah”, dan lainnya.
Saat kamu memaksakan diri untuk selalu dalam emosi positif tiap ada masalah, kamu seolah-olah menahan emosi dan perasaan alamiahmu. ( )
Padahal, hidup manusia memang tak ada yang sempurna. Sebanyak apa pun pikiran positif dalam diri seseorang, pasti tak akan terhindar dari stres. Jadi, wajar untuk sesekali menunjukkan emosi seperti marah, cemburu, atau kecewamu, ya.
2. MENGURUNG DIRI
Foto:Dustin Belt/Unsplash
Kalau ada masalah, apakah kamu terpikir untuk menjauh dari orang-orang dan mengurung diri di kamar seharian? Mungkin kamu berusaha agar tidak melampiaskan emosi ke orang sekitar, tapi ternyata ini tidak sehat, lho. Pasalnya, kita sebagai makhluk sosial punya kebutuhan utama untuk berhubungan dengan makhluk hidup.
Terbiasa mengurung diri saat ada masalah, akan menyusahkan dirimu ke depannya. Saat stres, berada di antara orang-orang terdekatmu bisa membangun ketahanan diri dan membantumu bertahan dari emosi negatif.
Kamu bisa belajar dari mereka.kalau kamu merasa tidak nyaman. Kamu bisa bercerita pada salah seorang yang kamu percayai, atau hubungi psikolog dan terapis yang sekiranya bisa membantu.
Kita semua punya cara yang berbeda dalam mengatasi stres. Ada yang lega kalau sudah nangis keras-keras, bercerita ke teman, belanja, atau tidur sambil mendengarkan musik.
Penanganan atau penanggulangan stres ini biasa disebut coping mechanism (mekanisme coping) atau coping strategies (strategi coping). Mekanisme coping bikin seseorang dapat mendorong diri agar terus maju demi mempertahankan kesehatan mentalnya.
Tanpa kita sadari, ada beberapa hal sederhana yang kita anggap sebagai mekanisme coping, yang ternyata tidak sehat. Artinya, meski awalnya kelihatan positif, hal ini sebenarnya tidak baik untuk menangani stres.
Mengutip dari Psych2go, berikut lima mekanisme coping tak sehat yang harus dihindari.
1. MEMAKSA DIRI TETAP POSITIF MESKI ADA MASALAH
Foto: Sydney Sims/Unsplash
Kamu pernah mendengar toxic positivity, kan? Kalimat-kalimat positif yang dipaksakan saat kita ada masalah ada masalah, sudah jadi bagian dari budaya kita.
Sebenarnya, tak ada yang salah dengan berpikir positif, terkadang kita jadi terbantu dengan itu. Tapi, toxic positivity biasanya bukan berasal dari pikiran tulus yang bahagia. Seringkali, toxic positivity terbentuk dari penolakan atau keinginan untuk menghindar.
Biasanya hal ini muncul karena keterpaksaan untuk selalu terlihat baik-baik saja, meski saat tersulit sekalipun. Beberapa contohnya seperti, “Jangan dipikirin, deh, positif aja!”, “Semuanya pasti baik-baik aja, kok”, “Segini mending, deh, banyak yang lebih parah”, dan lainnya.
Saat kamu memaksakan diri untuk selalu dalam emosi positif tiap ada masalah, kamu seolah-olah menahan emosi dan perasaan alamiahmu. ( )
Padahal, hidup manusia memang tak ada yang sempurna. Sebanyak apa pun pikiran positif dalam diri seseorang, pasti tak akan terhindar dari stres. Jadi, wajar untuk sesekali menunjukkan emosi seperti marah, cemburu, atau kecewamu, ya.
2. MENGURUNG DIRI
Foto:Dustin Belt/Unsplash
Kalau ada masalah, apakah kamu terpikir untuk menjauh dari orang-orang dan mengurung diri di kamar seharian? Mungkin kamu berusaha agar tidak melampiaskan emosi ke orang sekitar, tapi ternyata ini tidak sehat, lho. Pasalnya, kita sebagai makhluk sosial punya kebutuhan utama untuk berhubungan dengan makhluk hidup.
Terbiasa mengurung diri saat ada masalah, akan menyusahkan dirimu ke depannya. Saat stres, berada di antara orang-orang terdekatmu bisa membangun ketahanan diri dan membantumu bertahan dari emosi negatif.
Kamu bisa belajar dari mereka.kalau kamu merasa tidak nyaman. Kamu bisa bercerita pada salah seorang yang kamu percayai, atau hubungi psikolog dan terapis yang sekiranya bisa membantu.
tulis komentar anda