Biar Hidup Lebih Terarah, Yuk Mengenal Teori Hierarki Kebutuhan ala Maslow

Senin, 11 Mei 2020 - 18:00 WIB
Manusia punya tingkatan kebutuhan yang perlu dipenuhinya, dari sekadar kebutuhan fisiologis sampai aktualisasi diri. Foto/Shutterstock
JAKARTA - Buat kamu yang pernah belajar psikologi dan manajemen, pasti gak asing lagi dengan teori yang satu ini.

Yap, namanya teori hierarki kebutuhan Maslow. Teori hierarki kebutuhan manusia ini menjadi dasar dari perkembangan keilmuan lain yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia lainnya.



Foto: brandadventureindonesia.com

Pernah gak kamu menyadari bahwa di lingkungan sosialmu bisa ditemukan berbagai karakteristik individu, di antaranya ada orang yang terobsesi buat ngumpulin uang, properti, atau mengejar jaminan perlindungan dan rasa aman.



Sementara sebagian lagi lebih memilih santai-santai, ada juga yang sibuk mencari simpati dan popularitas, ada yang low profile, lemah lembut dan penuh penerimaan terhadap orang lain, dan lain sebagainya. Beberapa variasi karakteristik individu di atas adalah cerminan variasi kebutuhan yang mendominasi seseorang.

Nah, secara garis besar, teori ini membahas mengenai tingkatan kebutuhan dari seorang manusia. Karena setiap manusia tentunya punya kebutuhan.

Apabila kebutuhan dasar tersebut gak terpenuhi, maka selanjutnya bakal susah buat mempertahankan hidupnya apalagi untuk mencapai kepuasan dan meraih tingkat kebutuhan yang lebih tinggi.

Nah, biar gak bingung, simak baik-baik penjelasan di bawah ini mengenai tingkatan kebutuhan bagi manusia.

1. KEBUTUHAN FISIOLOGIS



Foto: Shutterstock

Dalam hierarki piramida Maslow, kebutuhan fisiologis (physiological needs) ditempatkan pada posisi paling bawah. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia pada tingkatan terendah.

Dalam level ini mencakup sejumlah kebutuhan-kebutuhan fisik yang mendasar, antara lain makanan, minuman, tempat berteduh (sandang, pangan, papan), tidur, dan oksigen.

Sebelum bisa menangani kebutuhan yang lain, kebutuhan fisiologi manusia harus ditangani dulu. Karena pada dasarnya seseorang yang sedang benar - benar kelaparan gak akan memikirkan reputasi mereka ataupun mencari teman.

Mengutip dari jurnal JNeurosci, para ilmuwan dari Australia meneliti Enteric Nervous System (ENS) yang disebut dengan ‘otak kedua’. ENS adalah matriks yang terdiri dari jutaan saraf yang terdapat di usus besar, yang bertugas mengontrol pergerakan usus.

Saraf-saraf ini bekerja sendiri tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat yang terdapat di otak. Beberapa penyebab menurunnya fungsi kerja otak saat lapar, di antaranya kadar gula darah turun dan kurangnya cairan dalam tubuh.

Para ilmuwan mengamati pola ENS ini, apabila terganggu akan mempengaruhi kerja saraf di bagian pusat, yaitu otak. Itulah alasan mengapa saat lapar kita akan sulit untuk berpikir dan berfokus pada sejumlah hal.

Cukup sederhana untuk memahami suatu kebutuhan termasuk fisiologis atau bukan, karena terdapat dua ciri yang bisa dikenali.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More