4 Cara Hubungan Beracun Merusak Kesehatan Kamu

Kamis, 19 November 2020 - 20:00 WIB
Hubungan beracun atau toxic relationship bisa berpengaruh buruk untuk kesehatan fisik dan mental. Foto/Shutterstock
JAKARTA - Hubungan beracun (toxic relationship) bukan cuma membuat lelah fisik, tapi juga memengaruhi mental.

Hal ini diutarakan oleh Shahida Arabi, MA, penulis buku laris "Power: Surviving and Thriving After Narcissistic Abuse".

Hubungan beracun bukan cuma memengaruhi pikiran dan jiwa, tapi juga tubuh. Hal-hal ini memengaruhi kesejahteraan fisik kita,” ungkapnya dikutip dari The Thirty.

Menurut Arabi, banyak orang mengatakan kepadanya bahwa mereka mengalami isu kesehatan akibat dari hubungan yang beracun.

Seperti bertambah atau turunnya berat badan, susah tidur, bahkan mengidap gangguan kesehatan kronis sebagai dampak dari stres. Sebagian juga ada yang menderita depresi dan kecemasan.



Akibatnya berpengaruh pada fisik maupin imunitas tubuh. Cara yang paling efektif untuk menghindari hubungan ini adalah dengan membatasi akses yang bisa menjangkau kamu.

Ini karena kekerasan emosional jangka panjang berhubungan dengan kesehatan mental seperti serangan panik, kecemasan, hingga depresi.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hubungan beracun pada kesehatan, Josh Axe, DC, DNM, CNS, pendiri Ancient Nutrition dan DrAxe.com, menjabarkannya.

1. MENYERANG KESEHATAN FISIK



Foto: Shutterstock

“Tubuh kita merespons tekanan fisik dan mental yang kita alami sebagai sebuah ancaman. Tubuh lalu mencoba mengatasinya,” kata Axe. Menyangkut stres, kita akan mengingat reaksi kita terhadap pengalaman hidup yang menyangkut fisik dan mental akibat hubungan beracun yang pernah dijalani.

“Kita akan mengalami perubahan pada tubuh ketika stres karena ini adalah insting alami tubuh saat berhadapan dengan situasi yang serius dan tubuh mencoba mengatasinya,” urai Axe. ( )

2. MEMBUAT PERUBAHAN HORMONAL



Foto: Shutterstock

"Sebagai manusia, kita mengadaptasi untuk merespons ancaman dengan melawan atau pergi. Beberapa peneliti menyebut respons stres kita sebagai reaksi metabolik terhadap perubahan hormonal karena adanya stres yang memengaruhi mental kita,” terang Axe.

Ini terjadi di hipotalamus sebagai pusat komando di otak yang bertanggung jawab terhadap keseimbangan hormonal. Area otak ini juga yang merespons stres. Axe menjelaskan, saat tubuh sedang stres, sekresi dari hormon stres seperti adrenalin dan kortisol membanjiri tubuh.

Hal ini berpengaruh terhadap mental dan fisik. Ia mencontohkan, perubahan kardiometabolik terjadi ketika kita stres, misalnya gula darah jadi meningkat dan jantung berdetak lebih kencang. Ini bisa terjadi ketika merasa sedang terancam atau pun saat depresi. Hati, sistem pencernaan, sistem reproduksi juga akan bekerja berbeda sebagai respons dari meningkatnya hormon stres dalam darah.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More