Anggota DPR Inggris Singgung Film 'Mulan' dan Muslim Uighur, Ini Jawaban Presiden Disney
Senin, 12 Oktober 2020 - 12:58 WIB
LONDON - Anggota DPR Inggris (The Parliament of the United Kingdom) Iain Duncan Smith mengkritik Disney dan film live action "Mulan" terkait ucapan terima kasih yang terpampang pada akhir film.
Ucapan terima kasih tersebut ditujukan kepada sederet otoritas pemerintahan di Xinjiang. Ini adalah provinsi yang pemerintahannya disebut telah melakukan pelanggaran HAM terhadap lebih dari satu juta muslim Uighur yang tinggal di sana. ( )
Lewat surat elektronik berlogo Walt Disney tertanggal 7 Oktober, President of Walt Disney Studios Motion Picture Production Sean Bailey pun menjawab kritikan Iain.
Foto-foto: Twitter @MPlainDS
Disney membela diri, bahwa ucapan terima kasih itu adalah sebuah standar dalam industri film.
Ucapan terima kasih diberikan karena pihak-pihak tersebut memberi izin dan bantuan kerja sama sesuai dengan peraturan pemerintah setempat.
Disney menyebut, untuk melakukan syuting di China , pihak asing tidak dibolehkan beroperasi secara mandiri, melainkan harus bekerja sama dengan rumah produksi setempat, dalam hal ini Beijing Shadow Times.
Disney juga menyebut bahwa syuting di Xinjiang adalah bagian dari keinginan menampilkan gambaran autentik geografi dan lanskap China pada masa itu.
Foto: Walt Disney Studios Motion Pictures
Dalam surat pernyataan tersebut, Disney juga menekankan bahwa scene di Xinjiang cuma empat hari, waktu yang singkat dibanding syuting 143 hari di Selandia Baru.
Scene gurun di Xinjiang juga cuma muncul 78 detik dari durasi film yang sepanjang 1 jam 55 menit. (
)
Meski begitu, penjelasan Disney rupanya gak memuaskan Iain. Dalam cuitannya yang juga menyertakan surat balasan dari Disney, Iain menyebut argumentasi Disney "sangat lemah dan penuh basa-basi".
"Kebijakan Disney tidak memedulikan isu hak asasi manusia yang menimpa Uighur. Kelihatannya isu HAM masih kalah dari kebijakan Disney untuk tidak mengecewakan China," tulis politikus berusia 66 tahun itu di akun Twitter-nya, @MPlainDS.
Foto: Twitter @MPlainDS
Iain mengirim surat kritiknya tersebut pada Juni 2020, sebagai salah satu ketua UK Inter-Parliamentary Alliance on China (Aliansi Antarparlemen Inggris untuk China).
Ucapan terima kasih tersebut ditujukan kepada sederet otoritas pemerintahan di Xinjiang. Ini adalah provinsi yang pemerintahannya disebut telah melakukan pelanggaran HAM terhadap lebih dari satu juta muslim Uighur yang tinggal di sana. ( )
Lewat surat elektronik berlogo Walt Disney tertanggal 7 Oktober, President of Walt Disney Studios Motion Picture Production Sean Bailey pun menjawab kritikan Iain.
Foto-foto: Twitter @MPlainDS
Disney membela diri, bahwa ucapan terima kasih itu adalah sebuah standar dalam industri film.
Ucapan terima kasih diberikan karena pihak-pihak tersebut memberi izin dan bantuan kerja sama sesuai dengan peraturan pemerintah setempat.
Disney menyebut, untuk melakukan syuting di China , pihak asing tidak dibolehkan beroperasi secara mandiri, melainkan harus bekerja sama dengan rumah produksi setempat, dalam hal ini Beijing Shadow Times.
Disney juga menyebut bahwa syuting di Xinjiang adalah bagian dari keinginan menampilkan gambaran autentik geografi dan lanskap China pada masa itu.
Foto: Walt Disney Studios Motion Pictures
Dalam surat pernyataan tersebut, Disney juga menekankan bahwa scene di Xinjiang cuma empat hari, waktu yang singkat dibanding syuting 143 hari di Selandia Baru.
Scene gurun di Xinjiang juga cuma muncul 78 detik dari durasi film yang sepanjang 1 jam 55 menit. (
Baca Juga
Meski begitu, penjelasan Disney rupanya gak memuaskan Iain. Dalam cuitannya yang juga menyertakan surat balasan dari Disney, Iain menyebut argumentasi Disney "sangat lemah dan penuh basa-basi".
"Kebijakan Disney tidak memedulikan isu hak asasi manusia yang menimpa Uighur. Kelihatannya isu HAM masih kalah dari kebijakan Disney untuk tidak mengecewakan China," tulis politikus berusia 66 tahun itu di akun Twitter-nya, @MPlainDS.
Foto: Twitter @MPlainDS
Iain mengirim surat kritiknya tersebut pada Juni 2020, sebagai salah satu ketua UK Inter-Parliamentary Alliance on China (Aliansi Antarparlemen Inggris untuk China).
Lihat Juga :
tulis komentar anda