Demonstrasi, dan Ibu yang Resah Menunggu di Rumah

Jum'at, 09 Oktober 2020 - 14:43 WIB
Foto: Genflix

Meski mengangkat cerita dari kejadian 22 tahun yang lalu, dan sudah berulangkali diceritakan dalam film fiksi maupun film dokumenter , "Apakah Salah Menolak Pagi datang" tetap terasa bukan cerita yang usang.

Aksi kekerasan dalam menyikapi demonstrasi mahasiswa pada 1998, dalam catatan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), telah merenggut nyawa 4 orang mahasiswa, dan 681 lainnya luka-luka. Itu baru untuk kejadian 12 Mei 1998.

Sementara dalam rentang waktu 8-14 November 1998, termasuk kasus Semanggi I dan II, tercatat ada 18 orang mahasiswa tewas, dan 109 orang luka-luka. ( )

Hingga puluhan tahun berlalu, kasus ini masih berselimut kabut. Meski demonstrasi damai Aksi Kamisan rutin diadakan, tetap tak ada titik terang siapa yang mestinya bertanggung jawab atas kematian para mahasiswa.



Foto: Genflix

Saat menonton "Apakah Salah Menolak Pagi datang" pada saat ini, pada masa pandemi COVID-19 dan demonstrasi UU Omnibus Law Ciptaker merebak, rasanya seperti sedang melakukan live streaming situasi negara saat ini.

Setelah 22 tahun berlalu, ternyata kondisi memang tak banyak berubah. Mahasiswa masih harus turun ke jalan, dan ibu-ibu masih harus gelisah menunggu anak-anaknya pulang.

"Apakah Salah Menolak Pagi Datang" tayang di Genflix. Kalau mau nonton film ini secara gratis, kamu bisa pantau akun Instagram

@gen_sindo .

Film: Apakah Salah Menolak Pagi Datang

Pemain: Retno Soetarto, Davin Ezra, Arif HD, Dyah Aniek

Sutradara/Cerita: Tresna Rasendriya Guretno Karto Suwaryo

Penulis Skenario: Rudra Maitry

Univision, 2020

(it)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More