Lagu Buruh Tani jadi Mars saat Demo Omnibus Law, Begini Asal-usulnya
Jum'at, 09 Oktober 2020 - 11:50 WIB
JAKARTA - Lagu "Buruh Tani" terkenal sebagai lagu perjuangan saat masyarakat berdemo menyuarakan pendapatnya kepada pemerintah dan DPR .
Usai disahkannya UU Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) oleh DPR RI saat Rapat Paripurna pada Senin (5/10) lalu, berbagai elemen masyarakat, mulai dari buruh , mahasiswa , hingga aktivis ramai-ramai menyatakan protesnya hingga turun ke jalan.
Demo pun berlangsung tanpa henti sejak saat itu, termasuk yang juga berlangsung hari ini (Jumat, 9 Oktober).
Nah, saat berdemonstrasi itulah, banyak peserta aksi yang menyanyikan lagu "Buruh Tani" dengan penuh semangat membara.
Lagu ini memang terkenal sebagai pengiring sekaligus penyemangat saat aksi unjuk rasa berlangsung. ( )
Foto: Sindonews
Lagu ini bukan asal datang begitu saja di tengah-tengah demonstrasi. Bagi mahasiswa, saat menyandang status sebagai mahasiswa baru , maka saat Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus ( Ospek ) biasanya panitia mengenalkan lagu perjuangan ini kepada mereka.
Nah, tapi apa kamu tahu siapa orang di balik populernya lagu "Buruh Tani"?
Asal Usul Lagu “Buruh Tani”
Banyak yang tahu, bahkan hafal lirik lagu "Buruh Tani" yang dipopulerkan oleh band underground punk Marjinal ini.
Mengutip tulisan Tari Adinda dari Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker) yang dimuat di berdikarionline.com, lagu ini aslinya diciptakan oleh Safi’i Kemamang, dengan judul “Pembebasan”.
Safi'i yang lahir di Lamongan, Jawa Timur, 5 Juni 1976 ini sengaja menciptakan lagu tersebut karena butuh semangat saat melakukan perjuangan politik .
Saat itu Safi’i Kemamang bergabung dengan Komite Nasional Perjuangan Demokrasi (KNPD). Organisasi ini aktif bergerak bersama mahasiswa dan elemen lainnya pada masa KUDATULI (kerusuhan dua puluh tujuh juli), 1996 lalu.
Safi'i Kemamang. Foto: berdikarionline.com
Menurutnya, sebuah perjuangan politik tanpa musik akan terasa garing. Akhirnya muncullah lagu "Pembebasan" sebagai mars alias lagu penyemangat untuk menunjukkan protes pada rezim Orde Baru .
Sehari-harinya, Safi’i sebenarnya bukan musisi. Ia dan keluarganya adalah petani yang sangat menderita pada saat itu.
Dikabarkan, saat ini Safi’i Kemamang tinggal bersama anak dan istrinya di Timor Leste sejak negara yang dulu bernama Provinsi Timor Timur itu menyatakan lepas dari Indonesia.
Usai disahkannya UU Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) oleh DPR RI saat Rapat Paripurna pada Senin (5/10) lalu, berbagai elemen masyarakat, mulai dari buruh , mahasiswa , hingga aktivis ramai-ramai menyatakan protesnya hingga turun ke jalan.
Demo pun berlangsung tanpa henti sejak saat itu, termasuk yang juga berlangsung hari ini (Jumat, 9 Oktober).
Nah, saat berdemonstrasi itulah, banyak peserta aksi yang menyanyikan lagu "Buruh Tani" dengan penuh semangat membara.
Lagu ini memang terkenal sebagai pengiring sekaligus penyemangat saat aksi unjuk rasa berlangsung. ( )
Foto: Sindonews
Lagu ini bukan asal datang begitu saja di tengah-tengah demonstrasi. Bagi mahasiswa, saat menyandang status sebagai mahasiswa baru , maka saat Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus ( Ospek ) biasanya panitia mengenalkan lagu perjuangan ini kepada mereka.
Nah, tapi apa kamu tahu siapa orang di balik populernya lagu "Buruh Tani"?
Asal Usul Lagu “Buruh Tani”
Banyak yang tahu, bahkan hafal lirik lagu "Buruh Tani" yang dipopulerkan oleh band underground punk Marjinal ini.
Mengutip tulisan Tari Adinda dari Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker) yang dimuat di berdikarionline.com, lagu ini aslinya diciptakan oleh Safi’i Kemamang, dengan judul “Pembebasan”.
Safi'i yang lahir di Lamongan, Jawa Timur, 5 Juni 1976 ini sengaja menciptakan lagu tersebut karena butuh semangat saat melakukan perjuangan politik .
Saat itu Safi’i Kemamang bergabung dengan Komite Nasional Perjuangan Demokrasi (KNPD). Organisasi ini aktif bergerak bersama mahasiswa dan elemen lainnya pada masa KUDATULI (kerusuhan dua puluh tujuh juli), 1996 lalu.
Safi'i Kemamang. Foto: berdikarionline.com
Menurutnya, sebuah perjuangan politik tanpa musik akan terasa garing. Akhirnya muncullah lagu "Pembebasan" sebagai mars alias lagu penyemangat untuk menunjukkan protes pada rezim Orde Baru .
Sehari-harinya, Safi’i sebenarnya bukan musisi. Ia dan keluarganya adalah petani yang sangat menderita pada saat itu.
Dikabarkan, saat ini Safi’i Kemamang tinggal bersama anak dan istrinya di Timor Leste sejak negara yang dulu bernama Provinsi Timor Timur itu menyatakan lepas dari Indonesia.
tulis komentar anda