Sering Bertanya tentang Arti Hidup? Mungkin Kamu Alami Krisis Eksistensial

Munculnya rasa bersalah ketika melakukan sesuatu dan rasa tidak puas terhadap diri sendiri termasuk golongan dalam (internal) penyebab terjadinya krisis keberadaan.

Sedangkan golongan luar (eksternal) punya dampak yang lebih besar bagi kehidupan seseorang, seperti kehilangan orang yang dicintai akibat kematian atau menghadapi realitas dari kematian itu sendiri, dan merasa tidak terpenuhi secara sosial dalam suatu lingkungan.

Bukan cuma itu, melansir dari Medical News Today, krisis eksistensial juga bisa terjadi setelah timbulnya emosi negatif yang berkepanjangan, seperti perasaan terisolasi dan pemicu stres lainnya (depresi atau kecemasan).



Foto: Unsplash



Cara Mengatasi Krisis Eksistensial

Mengutip situs web Cleveland Clinic, setidaknya ada tiga cara yang bisa kamu coba untuk mengatasi krisis eksistensial.

Hal mendasar yang bisa kamu lakukan adalah menyesuaikan pola pikir. Dalam situasi ini, alih-alih kamu memikirkan sesuatu yang buruk, cobalah untuk melihatnya sebagai sebuah kesempatan yang bisa menciptakan perubahan dan menambah kebahagiaan bagi dirimu.

Selanjutnya, buatlah sebuah jurnal berisikan rasa syukur tentang hal-hal yang kamu syukuri selama ini. Cara ini bisa membantu kamu untuk mengingat hal-hal yang disukai tentang hidup, serta pengalaman dan interaksi positif yang kamu miliki, yang secara kolektif bisa memberikan makna pada kehidupanmu.

Kemudian, jangan lupa untuk tetap berhubungan dengan orang-orang di sekitar. Dengan cara ini, kamu bisa berbagi cerita dengan mereka, yang bisa membuat perasaan kamu lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Selain itu, kamu juga bisa menghubungi terapis apabila masalah yang kamu alami dinilai cukup serius dan membutuhkan tenaga ahli. ( )

Fazjri Abdillah

Kontributor GenSINDO

Politeknik Negeri Jakarta

Instagram: @rana.warta