Penjelasan Ending Film Challengers menurut Pemain, Penulis, dan Sutradara
Rabu, 01 Mei 2024 - 20:36 WIB
Jadi saat ia kehilangan Patrick, lalu kemudian melihat Art yang rasa percaya dirinya runtuh dan mau pensiun, Tashi tak bisa menerima kenyataan itu karena artinya dunianya juga akan ikut runtuh.
Karena itulah ia juga memberi ultimatum saat Art ingin pensiun. Ia mengatakan bahwa ia akan meninggalkan suaminya itu jika ia kalah melawan Patrick.
3. Pesan Film menurut Pemain dan Sutradara
Foto: Warner Bros. Pictures
Kembali melanjutkan poin nomor satu di atas, saat ending digambarkan bahwa Art kembali menemukan antusiasmenya dan rasa percaya dalam bermain tenis saat ia menyadari bahwa Patrick telah tidur dengan Tashi (info yang didapatnya berdasarkan petunjuk bola yang ditaruh Patrick di tengah raketnya).
Melihat Art bangkit semangatnya, Patrick pun senang dan pada akhirnya keduanya disimbolkan berdamai dengan saling berpelukan dan tersenyum. Sementara Tashi pun bergelora semangatnya karena menyaksikan pertandingan yang sangat seru antara dua pria terdekatnya.
"Pada akhir film, mereka semuanya akhirnya kembali saling menemukan," ujar Josh O'Connor, mengutip dari Entertainment Weekly.
Menurut Josh, ketiganya berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan seperti masa remaja dulu, tapi mereka melakukannya dengan cara yang berbeda-beda. Pada akhir film, di lapangan tenis itulah akhirnya mereka menemukan kembali hal tersebut.
"Bagi Art, mungkin pensiun dari tenis dan membangun hubungan yang lebih baik lagi dengan istrinya. Bagi Tashi, menemukan kembali kepuasan dalam tenis setelah cedera. Bagi Patrick menemukan kembali kesenangan bermain tenis bersama Art seperti masa muda dulu," imbuh Josh.
Sutradara Luca Guadagnino pun mengamini bahwa ending film Challengersseperti kembali ke masascene saat ketiganya berada di kamar hotel kala remaja dulu.
"Selama 13 tahun mereka berharap bisa kembali ke kamar hotel dan menemukan kembali momen indah dari hasrat dan kepolosan yang berkembang," kata Luca Guadagnino.
"Jadi sepanjang alur cerita, itulah yang mereka coba lakukan. Pada akhirnya, dengan persaingan yang semakin tinggi, hubungan segitiga tersebut akhirnya berada pada kondisi yang sama seperti dulu, tapi kali ini tempatnya di lapangan tenis," imbuh Luca.
"Saya ingin penonton mengerti bahwa ini bukan tentang siapa yang menang atas siapa, tapi tentang mereka yang kembali bersama, bertiga kembali," tutupnya.
Itulah penjelasan ending film Challengers. Semoga kamu tidak penasaran lagi, ya!
Karena itulah ia juga memberi ultimatum saat Art ingin pensiun. Ia mengatakan bahwa ia akan meninggalkan suaminya itu jika ia kalah melawan Patrick.
3. Pesan Film menurut Pemain dan Sutradara
Foto: Warner Bros. Pictures
Kembali melanjutkan poin nomor satu di atas, saat ending digambarkan bahwa Art kembali menemukan antusiasmenya dan rasa percaya dalam bermain tenis saat ia menyadari bahwa Patrick telah tidur dengan Tashi (info yang didapatnya berdasarkan petunjuk bola yang ditaruh Patrick di tengah raketnya).
Melihat Art bangkit semangatnya, Patrick pun senang dan pada akhirnya keduanya disimbolkan berdamai dengan saling berpelukan dan tersenyum. Sementara Tashi pun bergelora semangatnya karena menyaksikan pertandingan yang sangat seru antara dua pria terdekatnya.
"Pada akhir film, mereka semuanya akhirnya kembali saling menemukan," ujar Josh O'Connor, mengutip dari Entertainment Weekly.
Menurut Josh, ketiganya berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan seperti masa remaja dulu, tapi mereka melakukannya dengan cara yang berbeda-beda. Pada akhir film, di lapangan tenis itulah akhirnya mereka menemukan kembali hal tersebut.
"Bagi Art, mungkin pensiun dari tenis dan membangun hubungan yang lebih baik lagi dengan istrinya. Bagi Tashi, menemukan kembali kepuasan dalam tenis setelah cedera. Bagi Patrick menemukan kembali kesenangan bermain tenis bersama Art seperti masa muda dulu," imbuh Josh.
Sutradara Luca Guadagnino pun mengamini bahwa ending film Challengersseperti kembali ke masascene saat ketiganya berada di kamar hotel kala remaja dulu.
"Selama 13 tahun mereka berharap bisa kembali ke kamar hotel dan menemukan kembali momen indah dari hasrat dan kepolosan yang berkembang," kata Luca Guadagnino.
"Jadi sepanjang alur cerita, itulah yang mereka coba lakukan. Pada akhirnya, dengan persaingan yang semakin tinggi, hubungan segitiga tersebut akhirnya berada pada kondisi yang sama seperti dulu, tapi kali ini tempatnya di lapangan tenis," imbuh Luca.
"Saya ingin penonton mengerti bahwa ini bukan tentang siapa yang menang atas siapa, tapi tentang mereka yang kembali bersama, bertiga kembali," tutupnya.
Itulah penjelasan ending film Challengers. Semoga kamu tidak penasaran lagi, ya!
(ita)
tulis komentar anda