Review Film Prenjak: Gadis Korek Api, Kelaminnya, dan Sensor Kita

Rabu, 13 Maret 2024 - 15:28 WIB


Foto: Studio Batu

Yang paling menarik dari film ini bisa jadi adalah penerimaan publik ketika filmnya diputar untuk umum (di bioskop via festival film) di Tanah Air-nya sendiri. Saya tak bisa membayangkan reaksi penonton ketika melihat filmnya secara utuh tanpa potongan. Prenjak (in the Year of Monkey) tampak seperti hadir di saat yang tepat: untuk menantang sensor film di negeri ini.

Buat saya pribadi, sensor sesungguhnya sudah lama sekali tak relevan. Untungnya memang saat ini Lembaga Sensor Film sudah lebih berfungsi sebagai lembaga klasifikasi film.

Dengan sistem ini ada tanggung jawab dari sejumlah stakeholder berkepentingan, termasuk pihak bioskop. Dalam hal ini, pihak bioskop wajib melakukan seleksi ketat atas penonton.

Agar kita tak perlu lagi melihat sekelompok remaja ABG menyaksikan horor berbalut sensualitas di bioskop yang sesungguhnya belum layak ditontonnya. Dari pihak keluarga sendiri pun juga punya tanggung jawab untuk menyeleksi film yang akan ditonton bersama-sama misalnya.



Sehingga kita tak perlu kaget lagi ketika pasangan suami istri membawa anaknya yang masih berusia 10 tahun menonton film yang dipenuhi dengan adegan kekerasan. Orang tua mestinya tahu bahwa tontonan seperti itu bisa disaksikan oleh mereka yang sudah berusia 21 tahun ke atas misalnya.

Dengan sistem klasifikasi, kita bisa menyaksikan film-film seperti Prenjak (in the Year of Monkey) secara utuh tanpa potongan ketika berhadapan dengan nasibnya untuk diakses secara luas oleh masyarakat di bioskop.

Ichwan Persada

Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
(ita)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More