Kok Bisa, Sesuatu Jadi Tren? Yuk, Simak Prosesnya!
Jum'at, 14 Agustus 2020 - 21:46 WIB
Foto: Unsplash
Nah, kalau sebelumnya mulai ada review-review produknya, pada tahapan ini, media massa mulai menyoroti produk itu. Belum menjadi tren memang, cuma udah mulai ada potensi besardari produk itu.
Di sini juga udah banyak orang yang coba-coba produknya sebelum rata-rata orang mencobanya. ( )
4. PARA PENGIKUT MAYORITAS (THE LATE MAJORITY)
Foto: iStock Photo
Orang-orang pada kategori ini biasanya skeptis dengan tren baru. Mereka butuh diyakinkan berkali-kali sebelum berkenan mencoba tren itu. Mereka cukup konservatif dalam menyikapi hal-hal baru yang berkembang dalam masyarakat.
Orang-orang ini sangat hati-hati dengan yang namanya inovasi dan agak malas untuk mencoba sampai betul-betul banyak orang melakukannya. Sebuah tren harus mengikuti norma untutk meyakinkan golongan ini.
5. ANTI-TREN (THE LAGGARDS)
Foto: Shutterstock
Terakhir dan yang paling lamban menerima sebuah tren. Tren yang sudah menyebar ke mana-mana dan terserap ke dalam budaya akan mati kalau bertemu grup ini. Sedikit pun mereka gak pernah berpikir buat nyoba-nyoba tren-tren kekinian karena memang mereka kurang tertarik.
Jadi begitu deh perjalanan sesuatu jadi tren, yang pasti bukan proses sehari jadi, ya. Penyebarannya perlahan-lahan dari satu golongan manusia ke golongan manusia lainnya. ( )
Ada golongan yang gatel banget buat coba tren itu karena takut dibilang kudet, tapi ada juga mereka yang masa bodo dengan tren-tren itu karena ngerasa gak ada gunanya ngikutin sebuah tren. Nah, kamu masuk golongan yang mana, nih?
Shanen Patricia Angelica
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @patriciaaash
(it)
tulis komentar anda