Belajar dari Filosofi Kintsugi: Tetap Percaya Diri dan Say No To Insecure
Rabu, 29 April 2020 - 16:01 WIB
Dari filosofi kintsugi, kita bisa memetik sebuah pembelajaran kehidupan bahwasanya sesuatu yang sudah hancur dapat diberi nilai kembali agar menjadi satu kekuatan yang dapat membangkitkan nilai positif diri seseorang.
Filosofi kintsugi mengarah kepada filosofi estetika Jepang yang lebih meluas, yakni Wabi Sabi, yaitu bahwa untuk melihat keindahan, tidaklah seperti idealisme budaya Barat akan kesimetrian dan geometris. Akan tetapi, dari Buddhisme, yakni sebuah konsep akan ketidaksempurnaan.
Foto: Theleaders
Termasuk dalam hal ini adalah ketidaksempurnaan yang memicu rasa insecure. Bahwa ketidaksempurnaan tidak perlu disembunyikan, tapi harus ditunjukkan karena punya kehebatannya sendiri. Oleh karenanya, cara untuk menghindari insecure adalah dengan mengubah cara pandang kita. Kita harus yakin bahwa cinta dapat tumbuh dari adanya sebuah penerimaan.
Untuk merealisasikannya, kita perlu sebuah komitmen dalam diri. Cara sederhana yang bisa ditempuh adalah dengan mengucapkan terima kasih kepada diri kita sendiri. Berhentilah membenci diri sendiri, dan mulai berdamai dengan menerima ketidaksempurnaan kita.
Sofia Hanifah
Kontributor GenSINDO
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Instagram: @sofiahnfh
Filosofi kintsugi mengarah kepada filosofi estetika Jepang yang lebih meluas, yakni Wabi Sabi, yaitu bahwa untuk melihat keindahan, tidaklah seperti idealisme budaya Barat akan kesimetrian dan geometris. Akan tetapi, dari Buddhisme, yakni sebuah konsep akan ketidaksempurnaan.
Foto: Theleaders
Termasuk dalam hal ini adalah ketidaksempurnaan yang memicu rasa insecure. Bahwa ketidaksempurnaan tidak perlu disembunyikan, tapi harus ditunjukkan karena punya kehebatannya sendiri. Oleh karenanya, cara untuk menghindari insecure adalah dengan mengubah cara pandang kita. Kita harus yakin bahwa cinta dapat tumbuh dari adanya sebuah penerimaan.
Untuk merealisasikannya, kita perlu sebuah komitmen dalam diri. Cara sederhana yang bisa ditempuh adalah dengan mengucapkan terima kasih kepada diri kita sendiri. Berhentilah membenci diri sendiri, dan mulai berdamai dengan menerima ketidaksempurnaan kita.
Sofia Hanifah
Kontributor GenSINDO
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Instagram: @sofiahnfh
(it)
tulis komentar anda