Selebgram Palsu Bermunculan, Mulai Saingi Manusia Jadi Bintang di Media Sosial
Selasa, 21 Juli 2020 - 19:44 WIB
Berdasarkan survei The State of Influencer Marketing 2018 dari Lingia, awalnya sebanyak 39% marketer berencana untuk menambah angka anggaran influencer marketing mereka pada 2018, dan 66% dari angka tersebut dipakai untuk merek-merek mewah.
Seiring berkembangnya ide dan angka anggaran pemasaran, maka terciptalah tipe influencer terbaru yang melebur dan tergabung dalam cakupan influencer sosial, yaitu virtual influencer.
Foto:Instagram:@thalasya_
Menuju pertengahan 2018, semakin masif label yang menciptakan dan menggunakan virtual influencer.
Selain itu, menurut laporan HypeAuditor 2019, virtual influencerpunya rate engagement tiga kali lebih tinggi dibandingkan influencer manusia sungguhan.
Dalam laporan tersebut, ditemukan bahwa 32,1% audiens virtual influencer adalah perempuan berusia 18-24 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kini kehadiran virtual influencer lebih diminati.
Bahkan, influencer virtual telah membuat cap mereka di industri mode. Pada 2018, Produser M dari perusahaan CGI yang berbasis di Tokyo, ModelingCafe, menciptakan “imma gram”. ( )
Foto: Instagram @imma.gram
Dia terkenal karena tampilannya yang mirip boneka dengan warna rambut bubblegum-pink. Ia pernah menjadi model untuk beberapa merek besar, seperti Burberry, Bape, dan Dior.
Sejauh ini, imma punya lebih dari 227.000 pengikut di akun Instagram pribadinya. Umpan feeds-nya dipenuhi dengan gambar-gambar hasil dari pemotretan profesional dan sampul majalah. Virtual influencerini juga aktif di TikTok.
Nah, jadi kalau kamu berniat jadi influencer, siap-siap bersaing sama manusia palsu, nih!
Fazjri Abdillah
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @born2inform_
Seiring berkembangnya ide dan angka anggaran pemasaran, maka terciptalah tipe influencer terbaru yang melebur dan tergabung dalam cakupan influencer sosial, yaitu virtual influencer.
Foto:Instagram:@thalasya_
Menuju pertengahan 2018, semakin masif label yang menciptakan dan menggunakan virtual influencer.
Selain itu, menurut laporan HypeAuditor 2019, virtual influencerpunya rate engagement tiga kali lebih tinggi dibandingkan influencer manusia sungguhan.
Dalam laporan tersebut, ditemukan bahwa 32,1% audiens virtual influencer adalah perempuan berusia 18-24 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kini kehadiran virtual influencer lebih diminati.
Bahkan, influencer virtual telah membuat cap mereka di industri mode. Pada 2018, Produser M dari perusahaan CGI yang berbasis di Tokyo, ModelingCafe, menciptakan “imma gram”. ( )
Foto: Instagram @imma.gram
Dia terkenal karena tampilannya yang mirip boneka dengan warna rambut bubblegum-pink. Ia pernah menjadi model untuk beberapa merek besar, seperti Burberry, Bape, dan Dior.
Sejauh ini, imma punya lebih dari 227.000 pengikut di akun Instagram pribadinya. Umpan feeds-nya dipenuhi dengan gambar-gambar hasil dari pemotretan profesional dan sampul majalah. Virtual influencerini juga aktif di TikTok.
Nah, jadi kalau kamu berniat jadi influencer, siap-siap bersaing sama manusia palsu, nih!
Fazjri Abdillah
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @born2inform_
(it)
tulis komentar anda