Anxiety atau Cemas Berlebihan? Ini Cara Asik dan Efektif untuk Mengatasinya
A
A
A
Cemas berlebihan atau anxiety suka muncul saat kamu mau presentasi, wawancara kerja, atau bahkan ketemu dengan orang baru.
Menurut psikoterapis Amy Morin, dikutip dari Psychology Today, cemas berlebihan sebenarnya gak selalu jadi hal yang buruk. Soalnya, sifat ini justru bikin kamu lebih waspada dan bagian dari insting bertahan hidup.
Kalo ada orang yang gerak-geriknya mencurigakan tiba-tiba ngedeketin kamu, atau ada kebakaran yang bikin kamu panik, maka sifat ini wajar muncul karena kamu memang sedang dalam bahaya.
Tapi kalo kamu deg-degan pas mau ada ujian, atau deg-degan pas udah tanggal tua, yang ini tentu gak termasuk membahayakan fisik. Termasuk juga deg-degan saat datang ke proses wawancara kerja. Untuk yang ini, kalau kamu memilih untuk menghindar gara-gara rasa cemas berlebihan, maka kamu bisa kehilangan kesempatan besar.
Nah, kalo anxiety mulai menyerang, Amy Morin mengusulkan kamu untuk memakai terapi naratif. Terapi ini sebenarnya butuh dampingan ahli, tapi ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan sendiri. Langsung cek aja, nih.
1. YAKIN BAHWA RASA CEMAS DATANG DARI LUAR DIRI KAMU
Foto: pngio.com
Daripada menyebut bahwa kamu adalah orang yang punya rasa cemas berlebih, mendingan bilang bahwa rasa cemas adalah sesuatu yang mengganggu kamu. Dengan begitu, kamu meyakini bahwa anxiety bukan bagian dari diri kamu. Jadi akan lebih bagus kalo kamu bilang, "Anxiety bikin jantung aku deg-degan."
2. KASIH DIA NAMA
Foto: fiverr.com
Bukan cuma hewan peliharaan atau laptop kamu yang bisa dikasih nama. Amy bahkan menyarankan bahwa kamu memberi nama rasa cemas itu. Dengan begitu, kamu makin menegaskan bahwa dia bukan bagian dari diri kamu, tapi 'sosok' yang suka datang tiba-tiba ke dalam hidup kamu.
3. KENALI EFEKNYA PADA DIRI KAMU
Foto: entrepreneur.com
Mirip dengan langkah pertama, langkah ketiga ini menyarankan supaya kamu menegaskan dampak rasa cemas pada diri kamu. Jangan bilang, "Aku orang yang anxiety", tapi sebut dengan jelas nama dan dampaknya buat kamu. Misalnya kamu kasih nama si anxiety dengan "Jen", jadi kamu bisa bilang, "Si Jen bikin aku takut melakukan hal-hal baru" atau "Jen kayaknya bakal muncul, nih, pas aku mau presentasi."
4. BAYANGKAN KAMU LAGI PERANG
Foto: Warner Bros Pictures
Bayangkan momen-momen saat kamu berhasil mengusir si Jen atau siapapun namanya. Dengan cara apa kamu bisa melenyapkan dia? Apa senjata baru yang bisa kamu pakai untuk mengalahkan dia? Misalnya, dengan melakukan persiapan matang, rasa cemas bisa hilang. Atau dengan banyak minum air putih, kamu jadi lebih tenang. Nah, gunakan senjata-senjata ampuh ini untuk memenangkan pertarungan.
Dengan mengibaratkan ini sebagai perang, maka kamu jadi punya pilihan untuk melawan. Selain itu, walau mungkin nanti si cemas muncul lagi, kamu yakin bahwa kamu akan selalu bisa bikin dia tumbang.
Pastinya, membuat 'permainan' ini butuh keterampilan juga, dan layaknya keterampilan mesti dilatih terus.
Perlu diingat, kalau rasa cemas berlebihan kamu sudah gak sanggup kamu tangani, baiknya langsung ketemu ahlinya, ya, biar kamu bisa lebih awal menangani masalah ini. Selamat mencoba dan memenangkan pertarungan!
Menurut psikoterapis Amy Morin, dikutip dari Psychology Today, cemas berlebihan sebenarnya gak selalu jadi hal yang buruk. Soalnya, sifat ini justru bikin kamu lebih waspada dan bagian dari insting bertahan hidup.
Kalo ada orang yang gerak-geriknya mencurigakan tiba-tiba ngedeketin kamu, atau ada kebakaran yang bikin kamu panik, maka sifat ini wajar muncul karena kamu memang sedang dalam bahaya.
Tapi kalo kamu deg-degan pas mau ada ujian, atau deg-degan pas udah tanggal tua, yang ini tentu gak termasuk membahayakan fisik. Termasuk juga deg-degan saat datang ke proses wawancara kerja. Untuk yang ini, kalau kamu memilih untuk menghindar gara-gara rasa cemas berlebihan, maka kamu bisa kehilangan kesempatan besar.
Nah, kalo anxiety mulai menyerang, Amy Morin mengusulkan kamu untuk memakai terapi naratif. Terapi ini sebenarnya butuh dampingan ahli, tapi ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan sendiri. Langsung cek aja, nih.
1. YAKIN BAHWA RASA CEMAS DATANG DARI LUAR DIRI KAMU
Foto: pngio.com
Daripada menyebut bahwa kamu adalah orang yang punya rasa cemas berlebih, mendingan bilang bahwa rasa cemas adalah sesuatu yang mengganggu kamu. Dengan begitu, kamu meyakini bahwa anxiety bukan bagian dari diri kamu. Jadi akan lebih bagus kalo kamu bilang, "Anxiety bikin jantung aku deg-degan."
2. KASIH DIA NAMA
Foto: fiverr.com
Bukan cuma hewan peliharaan atau laptop kamu yang bisa dikasih nama. Amy bahkan menyarankan bahwa kamu memberi nama rasa cemas itu. Dengan begitu, kamu makin menegaskan bahwa dia bukan bagian dari diri kamu, tapi 'sosok' yang suka datang tiba-tiba ke dalam hidup kamu.
3. KENALI EFEKNYA PADA DIRI KAMU
Foto: entrepreneur.com
Mirip dengan langkah pertama, langkah ketiga ini menyarankan supaya kamu menegaskan dampak rasa cemas pada diri kamu. Jangan bilang, "Aku orang yang anxiety", tapi sebut dengan jelas nama dan dampaknya buat kamu. Misalnya kamu kasih nama si anxiety dengan "Jen", jadi kamu bisa bilang, "Si Jen bikin aku takut melakukan hal-hal baru" atau "Jen kayaknya bakal muncul, nih, pas aku mau presentasi."
4. BAYANGKAN KAMU LAGI PERANG
Foto: Warner Bros Pictures
Bayangkan momen-momen saat kamu berhasil mengusir si Jen atau siapapun namanya. Dengan cara apa kamu bisa melenyapkan dia? Apa senjata baru yang bisa kamu pakai untuk mengalahkan dia? Misalnya, dengan melakukan persiapan matang, rasa cemas bisa hilang. Atau dengan banyak minum air putih, kamu jadi lebih tenang. Nah, gunakan senjata-senjata ampuh ini untuk memenangkan pertarungan.
Dengan mengibaratkan ini sebagai perang, maka kamu jadi punya pilihan untuk melawan. Selain itu, walau mungkin nanti si cemas muncul lagi, kamu yakin bahwa kamu akan selalu bisa bikin dia tumbang.
Pastinya, membuat 'permainan' ini butuh keterampilan juga, dan layaknya keterampilan mesti dilatih terus.
Perlu diingat, kalau rasa cemas berlebihan kamu sudah gak sanggup kamu tangani, baiknya langsung ketemu ahlinya, ya, biar kamu bisa lebih awal menangani masalah ini. Selamat mencoba dan memenangkan pertarungan!
(her)