10 Remake Film Horor Asing Buatan Hollywood Paling Jelek
loading...
A
A
A
Remake atau adaptasi film berbahasa asing ke versi Hollywood bukanlah hal yang aneh saat ini. Sudah banyak film berbahasa asing yang punya versi Amerika-nya dan mendapatkan pujian dari penonton. Salah satu genre yang paling sering diadaptasi ke versi Hollywood ini adalah genre horor .
Ada banyak usaha Hollywood untuk meng-Amerika-kan film-film horor asing itu ke versi mereka sendiri. Ada yang berhasil dan juga menjadi hit di antara penggemar, seperti The Ring. Tapi, banyak yang zonk alias gagal dan membuat penonton jadi kecewa.
Sebagian besar film horor yang diadaptasi ke versi Amerika adalah buatan Jepang. Harus diakui, film horor dari Negeri Sakura ini punya plot yang pasti bikin merinding. Tapi, remake yang dibuat Amerika atas film-film ini sama sekali tidak mampu mewujudkan kengerian di film aslinya. Kadang, plot-nya malah jadi buruk sehingga ceritanya jadi datar. Film horor asing apa saja yang diadaptasi menjadi versi Amerika dan gagal? Mengutip CBR, berikut ulasannya!
Foto: Vulture
Salah satu tren terbaik di sinema modern adalah film monster yang terus berfokus pada monster alih-alih manusia. Sejumlan orang masih menghargai Godzilla yang dirilis pada 1998 dan percaya kalau versi 1985-nya jauh lebih jelek ketimbang versi itu. Tapi, film itu dikritik habis-habisan.
Selain itu, Godzilla 1998 mendapatkan 2 penghargaan Razzie. Satu untuk aktris pendukung dan satu lagi untuk remake atau sekuel terburuk. Ada hampir 40 film Godzilla sejak franchise itu dimulai, dengan lima di antaranya adalah versi Amerika. Meski film itu punya banyak pengikut, film asli Jepangnya pada 1954 terus membangun standar.
Foto: Wikipedia
The Eye aslinya adalah film horor Jepang yang menampilkan seorang cewek buta yang matanya dipulihkan lewat transplantasi kornea. Setelah operasi itu, kebahagiaannya hanya singkat ketika dia mulai melihat hantu. Versi aslinya yang dirilis pada 2002 dipuji di seluruh dunia. Film ini mendapatkan banyak remake, termasuk versi Amerika yang dirilis pada 2008.
Adaptasi Amerika terhadap film Jepang yang sangat populer ini benar-benar jelek. Penonton terutama tidak terkesan dengan penggambaran karakter utama oleh Jessica Alba, yang dinominasikan untuk Raspberry Award atas film ini. Remake ini punya banyak masalah, termasuk plot yang gampang ditebak, dan seluruhnya membosankan untuk ditonton.
Foto: SyFy
Film misteri buatan Inggris, The Wicker Man, yang dirilis pada 1973 adalah salah satu film horor paling menakutkan sepanjang masa. Film itu dikenal atas suspense-nya yang menakutkan twist yang mengejutkan. Meskipun ending-nya suram, tapi itu pas dengan nada gelap film itu.
The Wicker Man versi Amerika dirilis pada 2006, dengan dibintangi Nicolas Cage. Sayangnya, ini tidak mendapatkan ulasan yang positif seperti versi aslinya. Kejutannya yang membuat film aslinya begitu populer gagal bekerja di film ini, yang menimbulkan nada yang lebih kocak ketimbang menakutkan.
Foto: IMDb
Martyrs adalah film Prancis-Kanada yang dirilis pada 2008. Film ini dikenal sebagai salah satu film horor paling mengganggu yang pernah dibuat. Ceritanya mengikuti dua wanita yang merencanakan balas dendam terhadap pelaku pelecehan terhadap mereka. Ini menyebabkan hasil yang mengejutkan dan berdarah-darah.
Untuk sebuah film independen, film ini mengejutkan penontonnya dengan keberaniannya untuk mendorong batasan. Remake Amerikanya pada 2015 dengan judul yang sama melewatkan semua tanda yang membuat film aslinya begitu populer. Martyrs versi Hollywood mengesampingkan trauma dan kejutan plotnya yang menyebabkan horor hambar.
Foto: Reddit
Pulse bukanlah salah satu film horor Jepang yang paling mengerikan di era modern. Tapi, film itu adalah salah satu yang menggabungkan internet sebagai cara bagi paranormal untuk menyiksa makhluk hidup. Plotnya mengisahkan tentang sekelompok pemuda yang berusaha menguak alasan di balik visi menakutkan yang muncul di layar komputer.
Pulse versi Amerika punya pemeran yang menjanjkan. Film ini dibintangi Kristen Bell dan Ian Somerhalder. Tapi, Pulse versi Amerika ini gagal menakut-nakuti penonton dengan cara yang sama seperti versi Jepang. Sementara versi aslinya meninggalkan penonton dengan misteri tak terjawab, usaha menyelesaikan pertanyaan tak terjawab di remake Amerikanya membuat lini masanya jadi membingungkan dan kurang menakutkan.
Foto: Letterboxd
The Vanishing adalah remake dari film Spoorloos buatan Belanda-Prancis yang dirilis pada 1993. Film ini mengikuti lini cerita umum yang sama. Di film ini, seorang pria terobsesi untuk menemukan kebenaran di balik menghilangnya pacarnya. Spoorloos sangat sukses. Film ini dipuji karena kurang klise dan caranya mengungkapkan penculik di awal cerita merupakan plot yang sukses mengejutkan penonton.
Remake film ini yang diproduksi Hollywood juga dibuat sutradara aslinya, George Sluizer. Tapi, versi Amerika ini adalah sebuah kegagalan besar. Kritikus merasa itu adalah remake murahan dari film aslinya yang bagus. The Vanishing dicaci karena tidak meyakinkan dan ditenggelamkan oleh standar Hollywood.
Foto: IMDb
Dark Water adalah film Jepang mengerikan yang dirilis pada 2002. Film itu dengan sempurna menangkap nada gelap cerita paranormal menakutkan. Ceritanya mengisahkan tentang Yoshimi, seorang ibu yang baru saja bercerita dan berjuang mempertahankan hak asuh putrinya yang masih kecil. Ketika mereka pindah ke sebuah apartemen baru. Keduanya menyaksikan gadis hantu kecil yang mengerikan.
Dark Water versi Amerika dirilis pada 2005. Film ini juga mengikuti lini cerita yang sama dan berusaha mendapatkan adaptasi sukses atas film horor populer Jepang. Tapi, film ini gagal untuk memberikan kesan kepada penonton. Remake ini tidak menyampaikan twist yang membuat merinding yang membuat film aslinya benar-benar menakutkan.
Foto: Variety
Oldboy adalah film horor Korea Selatan yang dirilis pada 2003. Film ini merupakan adaptasi dari sebuah manga populer asal Jepang. Film ini dianggap sebagai salah satu film terbaik pada 2000-an yang menangkap thriller kriminal gelap yang benar-benar sukses dalam menjaga penontonnya.
Remake Oldboy buatan Amerika pada 2013 mengikuti cerita yang sama. Film itu juga berfokus pada karakter utamanya yang berusaha memburu orang yang bertanggung jawab atas vonisnya yang panjang. Meski sama, versi Amerika itu mendapatkan kritikan keras karaena menggunakan kekerasan sebagai nilai kejutan alih-alih menggunakannya untuk menambah ketegangan plot. Penonton merasa adaptasi Spike Lee terhadap film ikonik Korea itu adalah terjemahan dasar dari versi aslinya dan tidak menawarkan hal baru ke cerita yang sama.
Foto: Amazon.com
Film asal Korea Selatan, A Tale of Two Sisters, adalah tentang seorang cewek yang dibebaskan dari rumah sakit jiwa dan bahagia bisa bertemu adiknya lagi. Kedua kakak beradik itu kemudian menjalani kehidupan sehari-hari mereka bersama ayah mereka dan istri barunya. Tapi, hal-hal aneh terjadi di sekitar kedua cewek itu yang menyebabkan ending yang mengejutkan.
Di Hollywood, film ini diadaptasi dengan judul The Uninvited. Meskipun film ini adalah film terbaik tentang penjahat yang pura-pura menjadi pahlawan, film ini tidak diterima dengan baik oleh kritikus dan audiens. Banyak yang menemukan kalau adaptasi film horor Korea itu terlalu lembut ketika dibandingkan. Film itu gagal memenuhi nilai kejutan di akhir A Tale of Two Sisters.
Foto: DOGO Movies
Film horor Jepang One Missed Call yang dirilis pada 2004 bukanlah film paling menakutkan. Tapi, film ini tetap bikin bulu kuduk berdiri. Lini plot misteriusnya mengisahkan tentang seorang cewek yang teman-temannya mulai mati satu per satu setelah menerima telepon dari diri mereka sendiri.
Sementara tidak semua kritikus terkesan dengan One Missed Call versi Jepang, versi Amerika yang dirilis pada 2008 benar-benar mengecewakan penggemar film horor. Film itu berusaha membangun rasa takut menjawab telepon. Tapi, malah menghasilkan plot membosankan yang kurang teror sesungguhnya.
Ada banyak usaha Hollywood untuk meng-Amerika-kan film-film horor asing itu ke versi mereka sendiri. Ada yang berhasil dan juga menjadi hit di antara penggemar, seperti The Ring. Tapi, banyak yang zonk alias gagal dan membuat penonton jadi kecewa.
Sebagian besar film horor yang diadaptasi ke versi Amerika adalah buatan Jepang. Harus diakui, film horor dari Negeri Sakura ini punya plot yang pasti bikin merinding. Tapi, remake yang dibuat Amerika atas film-film ini sama sekali tidak mampu mewujudkan kengerian di film aslinya. Kadang, plot-nya malah jadi buruk sehingga ceritanya jadi datar. Film horor asing apa saja yang diadaptasi menjadi versi Amerika dan gagal? Mengutip CBR, berikut ulasannya!
10. Godzilla (1998)
Foto: Vulture
Salah satu tren terbaik di sinema modern adalah film monster yang terus berfokus pada monster alih-alih manusia. Sejumlan orang masih menghargai Godzilla yang dirilis pada 1998 dan percaya kalau versi 1985-nya jauh lebih jelek ketimbang versi itu. Tapi, film itu dikritik habis-habisan.
Selain itu, Godzilla 1998 mendapatkan 2 penghargaan Razzie. Satu untuk aktris pendukung dan satu lagi untuk remake atau sekuel terburuk. Ada hampir 40 film Godzilla sejak franchise itu dimulai, dengan lima di antaranya adalah versi Amerika. Meski film itu punya banyak pengikut, film asli Jepangnya pada 1954 terus membangun standar.
9. The Eye
Foto: Wikipedia
The Eye aslinya adalah film horor Jepang yang menampilkan seorang cewek buta yang matanya dipulihkan lewat transplantasi kornea. Setelah operasi itu, kebahagiaannya hanya singkat ketika dia mulai melihat hantu. Versi aslinya yang dirilis pada 2002 dipuji di seluruh dunia. Film ini mendapatkan banyak remake, termasuk versi Amerika yang dirilis pada 2008.
Adaptasi Amerika terhadap film Jepang yang sangat populer ini benar-benar jelek. Penonton terutama tidak terkesan dengan penggambaran karakter utama oleh Jessica Alba, yang dinominasikan untuk Raspberry Award atas film ini. Remake ini punya banyak masalah, termasuk plot yang gampang ditebak, dan seluruhnya membosankan untuk ditonton.
8. The Wicker Man
Foto: SyFy
Film misteri buatan Inggris, The Wicker Man, yang dirilis pada 1973 adalah salah satu film horor paling menakutkan sepanjang masa. Film itu dikenal atas suspense-nya yang menakutkan twist yang mengejutkan. Meskipun ending-nya suram, tapi itu pas dengan nada gelap film itu.
The Wicker Man versi Amerika dirilis pada 2006, dengan dibintangi Nicolas Cage. Sayangnya, ini tidak mendapatkan ulasan yang positif seperti versi aslinya. Kejutannya yang membuat film aslinya begitu populer gagal bekerja di film ini, yang menimbulkan nada yang lebih kocak ketimbang menakutkan.
7. Martyrs
Foto: IMDb
Martyrs adalah film Prancis-Kanada yang dirilis pada 2008. Film ini dikenal sebagai salah satu film horor paling mengganggu yang pernah dibuat. Ceritanya mengikuti dua wanita yang merencanakan balas dendam terhadap pelaku pelecehan terhadap mereka. Ini menyebabkan hasil yang mengejutkan dan berdarah-darah.
Untuk sebuah film independen, film ini mengejutkan penontonnya dengan keberaniannya untuk mendorong batasan. Remake Amerikanya pada 2015 dengan judul yang sama melewatkan semua tanda yang membuat film aslinya begitu populer. Martyrs versi Hollywood mengesampingkan trauma dan kejutan plotnya yang menyebabkan horor hambar.
6. Pulse
Foto: Reddit
Pulse bukanlah salah satu film horor Jepang yang paling mengerikan di era modern. Tapi, film itu adalah salah satu yang menggabungkan internet sebagai cara bagi paranormal untuk menyiksa makhluk hidup. Plotnya mengisahkan tentang sekelompok pemuda yang berusaha menguak alasan di balik visi menakutkan yang muncul di layar komputer.
Pulse versi Amerika punya pemeran yang menjanjkan. Film ini dibintangi Kristen Bell dan Ian Somerhalder. Tapi, Pulse versi Amerika ini gagal menakut-nakuti penonton dengan cara yang sama seperti versi Jepang. Sementara versi aslinya meninggalkan penonton dengan misteri tak terjawab, usaha menyelesaikan pertanyaan tak terjawab di remake Amerikanya membuat lini masanya jadi membingungkan dan kurang menakutkan.
5. The Vanishing
Foto: Letterboxd
The Vanishing adalah remake dari film Spoorloos buatan Belanda-Prancis yang dirilis pada 1993. Film ini mengikuti lini cerita umum yang sama. Di film ini, seorang pria terobsesi untuk menemukan kebenaran di balik menghilangnya pacarnya. Spoorloos sangat sukses. Film ini dipuji karena kurang klise dan caranya mengungkapkan penculik di awal cerita merupakan plot yang sukses mengejutkan penonton.
Remake film ini yang diproduksi Hollywood juga dibuat sutradara aslinya, George Sluizer. Tapi, versi Amerika ini adalah sebuah kegagalan besar. Kritikus merasa itu adalah remake murahan dari film aslinya yang bagus. The Vanishing dicaci karena tidak meyakinkan dan ditenggelamkan oleh standar Hollywood.
4. Dark Water
Foto: IMDb
Dark Water adalah film Jepang mengerikan yang dirilis pada 2002. Film itu dengan sempurna menangkap nada gelap cerita paranormal menakutkan. Ceritanya mengisahkan tentang Yoshimi, seorang ibu yang baru saja bercerita dan berjuang mempertahankan hak asuh putrinya yang masih kecil. Ketika mereka pindah ke sebuah apartemen baru. Keduanya menyaksikan gadis hantu kecil yang mengerikan.
Dark Water versi Amerika dirilis pada 2005. Film ini juga mengikuti lini cerita yang sama dan berusaha mendapatkan adaptasi sukses atas film horor populer Jepang. Tapi, film ini gagal untuk memberikan kesan kepada penonton. Remake ini tidak menyampaikan twist yang membuat merinding yang membuat film aslinya benar-benar menakutkan.
3. Oldboy
Foto: Variety
Oldboy adalah film horor Korea Selatan yang dirilis pada 2003. Film ini merupakan adaptasi dari sebuah manga populer asal Jepang. Film ini dianggap sebagai salah satu film terbaik pada 2000-an yang menangkap thriller kriminal gelap yang benar-benar sukses dalam menjaga penontonnya.
Remake Oldboy buatan Amerika pada 2013 mengikuti cerita yang sama. Film itu juga berfokus pada karakter utamanya yang berusaha memburu orang yang bertanggung jawab atas vonisnya yang panjang. Meski sama, versi Amerika itu mendapatkan kritikan keras karaena menggunakan kekerasan sebagai nilai kejutan alih-alih menggunakannya untuk menambah ketegangan plot. Penonton merasa adaptasi Spike Lee terhadap film ikonik Korea itu adalah terjemahan dasar dari versi aslinya dan tidak menawarkan hal baru ke cerita yang sama.
2. The Uninvited
Foto: Amazon.com
Film asal Korea Selatan, A Tale of Two Sisters, adalah tentang seorang cewek yang dibebaskan dari rumah sakit jiwa dan bahagia bisa bertemu adiknya lagi. Kedua kakak beradik itu kemudian menjalani kehidupan sehari-hari mereka bersama ayah mereka dan istri barunya. Tapi, hal-hal aneh terjadi di sekitar kedua cewek itu yang menyebabkan ending yang mengejutkan.
Di Hollywood, film ini diadaptasi dengan judul The Uninvited. Meskipun film ini adalah film terbaik tentang penjahat yang pura-pura menjadi pahlawan, film ini tidak diterima dengan baik oleh kritikus dan audiens. Banyak yang menemukan kalau adaptasi film horor Korea itu terlalu lembut ketika dibandingkan. Film itu gagal memenuhi nilai kejutan di akhir A Tale of Two Sisters.
1. One Missed Call
Foto: DOGO Movies
Film horor Jepang One Missed Call yang dirilis pada 2004 bukanlah film paling menakutkan. Tapi, film ini tetap bikin bulu kuduk berdiri. Lini plot misteriusnya mengisahkan tentang seorang cewek yang teman-temannya mulai mati satu per satu setelah menerima telepon dari diri mereka sendiri.
Sementara tidak semua kritikus terkesan dengan One Missed Call versi Jepang, versi Amerika yang dirilis pada 2008 benar-benar mengecewakan penggemar film horor. Film itu berusaha membangun rasa takut menjawab telepon. Tapi, malah menghasilkan plot membosankan yang kurang teror sesungguhnya.
(alv)