10 Film Paling Rugi Besar di Box Office Selama 2022
loading...
A
A
A
Sepanjang 2022, penonton telah dimanjakan dengan banyak film yang bagus. Dari seri baru di franchise yang telah lama menjadi favorit orang hingga film baru yang memang bagus, penonton tahu film mana saja yang layak mereka tonton. Marketing dan referensi dari mulut ke mulut sangat membantu film itu meraih kesuksesan di box office.
Tapi, tidak semua film 2022 sukses di box office. Sejumlah film jeblok meskipun diproyeksikan untuk meraup laba besar. Ada banyak alasan mengapa film-film itu tidak sukses meraup keuntungan besar di box office. Dari marketing yang buruk, kompetisi yang mustahil, atau waktu perilisan yang buruk, film-film ini berjuang untuk meraup uang.
Trailer yang bagus dan hype yang dikomandoi bahkan oleh bintang kelas A pun tidak membuat penonton tertarik menonton. Yang menarik, sejumlah film yang jeblok ini mengangkat isu LGBTQ+ dalam promosinya. Tapi, ternyata, film itu malah tidak laku di pasaran. Apa saja film paling rugi besar di sepanjang 2022? Mengutip CBR, simak ulasan berikut ini!
Foto: IndieWire
DCEU sudah terjun bebas sejak lama. James Gunn dan Peter Safran kemudian mengambil alih DC Studios sebagai usaha untuk me-reboot franchise itu. Ini menyebabkan film DCEU yang akan datang ke posisi canggung. Inilah yang dialami Black Adam ketika dirilis pada Oktober lalu.
Black Adam dibintangi Dwayne Johnson, tapi tetap tidak bisa sukses di box office. Padahal, Dwayne sudah berusaha untuk meraup angka positif dengan harapan ada sekuel yang akan dibuat. Film itu memang meraup laba, dengan meraih USD391 juta dari biaya produksi sekitar USD190—260 juta (Rp2,5—4 triliun). Tapi, dana itu tidak termasuk biaya marketing. Dengan demikian, Black Adam telah dilabeli jeblok di box office.
Foto: NBC News
Pandemi Covid-19 mendorong banyak perilisan Pixar langsung ke Disney+ tanpa tayang di bioskop. Lightyear menampilkan Chris Evans yang menyulihsuarakan karakter ikonis itu di spin-off Toy Story tersebut. Film itu adalah film Pixar pertama yang dirilis di bioskop sejak Onward pada 2020.
Antara marketing yang kecil, kontroversi atas Chris yang menyulihsuarakan Buzz alih-alih Tim Allen, dan tidak diterima di semua pasar internasional, Lightyear tidak tampil baik di box office. Film ini meraup USD226 juta dari dana USD200 juta (Rp3,1 triliun). Lightyear memang balik modal, tapi bagi Disney, film itu tidak menguntungkan.
Foto: Variety
Salah satu film dengan rating terburuk pada 2022 adalah Morbius. Film superhero yang dibintangi Jared Leto itu mendapatkan ulasan negatif dari kritikus dan penggemar. Morbius mendapatkan skor 15% di Rotten Tomatoes dan 35% di Metacritic. Jadi, tidak mengejutkan kalau film itu tidak sukses secara finansial.
Morbius, yang awalnya dijadwalkan tayang pada 1 April, punya dana USD83 juta (Rp1,28 triliun). Film itu berakhir dengan meraup USD167,5 juta. Tapi, dengan berkali-kali dirilis dan ulasan jelek, Morbius dianggap menjadi kerugian besar bagi Sony.
Foto: IMDb
Nicholas Cage kembali ke akting pada 2022 lewat The Unbearable Weight of Massive Talent. Di film itu, Nicholas memerankan dirinya sendiri yang menyamar untuk CIA dengan seorang penggemar yang berbahaya. Sementara The Unbearable Weight mendapatkan ulasan yang layak dan sepertinya memperlihatkan chemistry bagus antara Nicholas dan Pedro Pascal, film ini jeblok.
The Unbearable Weight memakan biaya produksi sekitar USD30 juta (Rp466 miliar) dan sangat mendekati breaking even. Tapi, film ini jadi mengecewakan setelah hanya meraup USD29,1 juta selama tayang di bioskop. Meski Nicholas disukai, The Unbearable Weight tidak menghidupkan ekspektasi.
Foto: Daily Trojan
Robert Eggers sudah sukses dengan film-film sebelumnya. Misalnya, The Lighthouse yang dilihat sebagai masterpiece sinematik modern oleh banyak orang. Film teranyarnya, The Northman, menerima ulasan bersinar yang sama. Sayang, film ini jeblok saat dirilis di bioskop.
The Northman dibuat dengan perkiraan dana sebesar USD70—90 juta (Rp1—1,39 triliun), tapi, film ini tidak mencapai batasan itu di box office. Film itu hanya meraup USD69,9 juta, yang berada di bawah breaking even. Tapi, The Northman mendapatkan ulasan bagus dan jadi populer lewat VOD. Film itu kini dianggap menjadi salah satu film terbaik di 2022.
Foto: The New York Times
Ada banyak alasan mengapa sebuah film jeblok di box office dan marketing adalah sebuah alasan besar. Kalau audiens yang disasar tidak mendengar tentang film itu, bagaimana mereka bisa menontonnya? Itu sepertinya adalah kasus dengan She Said, yang mengisahkan tentang dua reporter New York Times yang mengungkap berita yang memulai gerakan #MeToo di Hollywood.
She Said hanya meraup USD11,2 juta di box office yang artinya film itu gagal melampaui dananya yang mencapai USD32 juta (Rp497 miliar). Sayang, film itu dibangun untuk gagal karena kurangnya marketing dan bersaing dengan Black Panther: Wakanda Forever di box office. She Said adalah bukti nyata pentingnya marketing.
Foto: The New Yorker
Sejumlah film diharapkan sukses karena punya cast kelas A di dalamnya. Dipimpin Christian Bale, Margot Robbie, dan John David Washington, Amsterdam punya banyak momentum ke perilisannya pada Oktober lalu. Tapi, review jelek dan kompetisi box office membenamkan film itu.
Amsterdam menghabiskan biaya sekitar USD80 juta (Rp1,243 triliun) dan bahkan tidak menghasilkan angka yang dekat dengan dana itu. Thriller komedi itu hanya meraup USD31,2 juta dari penayangannya di bioskop. Film itu menjadi salah satu yang paling jeblok bagi banyak karier bintang tersebut.
Foto: The New York Times
Biasanya, sebuah film Disney yang dirilis di sekitar Thanksgiving adalah tiket menuju kesuksesan. Tapi, ini tidak terjadi pada Strange World yang memang mendapatkan marketing yang sangat kecil untuk menarik keluarga menontonnya. Selain itu, film ini juga tidak populer di pasar internasional karena menampilkan karakter utama dari kalangan LGBTQ+.
Tak heran kalau kemudian Strange World jadi jeblok. Film itu hanya meraup USD62,7 juta dari anggaran sekitar USD135—180 juta (Rp2—2,79 triliun). Strange World sudah ada di Disney+ bahkan tak sampai sebulan sejak film itu dirilis di bioskop. Jebloknya Strange World di box office meneruskan trend animasi Disney yang menurun performanya. Sepanjang 2022, animasi Disney tidak ada yang jadi hit.
Foto: The New Yorker
Bros adalah film yang dianggap bersejarah. Ini adalah film komedi romantis mainstream pertama yang menampilkan dua karakter utamanya sebagai gay. Tapi, film itu jeblok di box office. Bros meraup USD14,8 juta dari biaya produksi sebesar USD22 juta (Rp341,8 miliar).
Meski ada banyak alasan mengapa film itu tidak tampil di box office, salah satu pemainnya, Billy Eicher, mengklaim kalau Bros jeblok karena film itu tentang hubungan dua orang pria. Dia menyuarakan opininya atas kurang suksesnya film itu di Twitter. Meski gagal di box office, Bros menerima ulasan positif dari kritikus.
Foto: Variety
Ada banyak cara untuk melihat apa yang salah dengan Babylon. Film sepanjang tiga jam ini berkisah tentang kemunculan dan kejatuhan banyak orang di hari-hari awal Hollywood. Babylon yang dibintangi Margot Robbie, Brad Pitt, dan Diego Calva jeblok di box office. Film ini hanya meraup USD5,4 juta dari dana sebesar USD80 juta (Rp1,243 triliun).
Tentu saja, masih ada waktu bagi Babylon untuk meraup lebih banyak uang. Tapi, jatuhnya pendapatan di antara akhir pekan pertama dan kedua film itu tidak berarti bagus bagi peluang film tersebut. Banyak faktor yang bermain dalam kegagalan Babylon. Ini termasuk durasinya yang panjang, kurangnya marketing, kemustahilan berkompetisi dengan film lain seperti Avatar: The Way of Water, dan musim liburan yang dinikmati audiens.
Tapi, tidak semua film 2022 sukses di box office. Sejumlah film jeblok meskipun diproyeksikan untuk meraup laba besar. Ada banyak alasan mengapa film-film itu tidak sukses meraup keuntungan besar di box office. Dari marketing yang buruk, kompetisi yang mustahil, atau waktu perilisan yang buruk, film-film ini berjuang untuk meraup uang.
Trailer yang bagus dan hype yang dikomandoi bahkan oleh bintang kelas A pun tidak membuat penonton tertarik menonton. Yang menarik, sejumlah film yang jeblok ini mengangkat isu LGBTQ+ dalam promosinya. Tapi, ternyata, film itu malah tidak laku di pasaran. Apa saja film paling rugi besar di sepanjang 2022? Mengutip CBR, simak ulasan berikut ini!
10. Black Adam — USD391 Juta (Rp6 Triliun)
Foto: IndieWire
DCEU sudah terjun bebas sejak lama. James Gunn dan Peter Safran kemudian mengambil alih DC Studios sebagai usaha untuk me-reboot franchise itu. Ini menyebabkan film DCEU yang akan datang ke posisi canggung. Inilah yang dialami Black Adam ketika dirilis pada Oktober lalu.
Black Adam dibintangi Dwayne Johnson, tapi tetap tidak bisa sukses di box office. Padahal, Dwayne sudah berusaha untuk meraup angka positif dengan harapan ada sekuel yang akan dibuat. Film itu memang meraup laba, dengan meraih USD391 juta dari biaya produksi sekitar USD190—260 juta (Rp2,5—4 triliun). Tapi, dana itu tidak termasuk biaya marketing. Dengan demikian, Black Adam telah dilabeli jeblok di box office.
9. Lightyear — USD226 Juta (Rp3,5 Triliun)
Foto: NBC News
Pandemi Covid-19 mendorong banyak perilisan Pixar langsung ke Disney+ tanpa tayang di bioskop. Lightyear menampilkan Chris Evans yang menyulihsuarakan karakter ikonis itu di spin-off Toy Story tersebut. Film itu adalah film Pixar pertama yang dirilis di bioskop sejak Onward pada 2020.
Antara marketing yang kecil, kontroversi atas Chris yang menyulihsuarakan Buzz alih-alih Tim Allen, dan tidak diterima di semua pasar internasional, Lightyear tidak tampil baik di box office. Film ini meraup USD226 juta dari dana USD200 juta (Rp3,1 triliun). Lightyear memang balik modal, tapi bagi Disney, film itu tidak menguntungkan.
8. Morbius — USD167 Juta (Rp2,5 Triliun)
Foto: Variety
Salah satu film dengan rating terburuk pada 2022 adalah Morbius. Film superhero yang dibintangi Jared Leto itu mendapatkan ulasan negatif dari kritikus dan penggemar. Morbius mendapatkan skor 15% di Rotten Tomatoes dan 35% di Metacritic. Jadi, tidak mengejutkan kalau film itu tidak sukses secara finansial.
Morbius, yang awalnya dijadwalkan tayang pada 1 April, punya dana USD83 juta (Rp1,28 triliun). Film itu berakhir dengan meraup USD167,5 juta. Tapi, dengan berkali-kali dirilis dan ulasan jelek, Morbius dianggap menjadi kerugian besar bagi Sony.
7. The Unbearable — USD29,1 Juta (Rp452 Miliar)
Foto: IMDb
Nicholas Cage kembali ke akting pada 2022 lewat The Unbearable Weight of Massive Talent. Di film itu, Nicholas memerankan dirinya sendiri yang menyamar untuk CIA dengan seorang penggemar yang berbahaya. Sementara The Unbearable Weight mendapatkan ulasan yang layak dan sepertinya memperlihatkan chemistry bagus antara Nicholas dan Pedro Pascal, film ini jeblok.
The Unbearable Weight memakan biaya produksi sekitar USD30 juta (Rp466 miliar) dan sangat mendekati breaking even. Tapi, film ini jadi mengecewakan setelah hanya meraup USD29,1 juta selama tayang di bioskop. Meski Nicholas disukai, The Unbearable Weight tidak menghidupkan ekspektasi.
6. The Northman — USD69,6 Juta (Rp1 Triliun)
Foto: Daily Trojan
Robert Eggers sudah sukses dengan film-film sebelumnya. Misalnya, The Lighthouse yang dilihat sebagai masterpiece sinematik modern oleh banyak orang. Film teranyarnya, The Northman, menerima ulasan bersinar yang sama. Sayang, film ini jeblok saat dirilis di bioskop.
The Northman dibuat dengan perkiraan dana sebesar USD70—90 juta (Rp1—1,39 triliun), tapi, film ini tidak mencapai batasan itu di box office. Film itu hanya meraup USD69,9 juta, yang berada di bawah breaking even. Tapi, The Northman mendapatkan ulasan bagus dan jadi populer lewat VOD. Film itu kini dianggap menjadi salah satu film terbaik di 2022.
5. She Said — USD11,2 Juta (Rp174 Miliar)
Foto: The New York Times
Ada banyak alasan mengapa sebuah film jeblok di box office dan marketing adalah sebuah alasan besar. Kalau audiens yang disasar tidak mendengar tentang film itu, bagaimana mereka bisa menontonnya? Itu sepertinya adalah kasus dengan She Said, yang mengisahkan tentang dua reporter New York Times yang mengungkap berita yang memulai gerakan #MeToo di Hollywood.
She Said hanya meraup USD11,2 juta di box office yang artinya film itu gagal melampaui dananya yang mencapai USD32 juta (Rp497 miliar). Sayang, film itu dibangun untuk gagal karena kurangnya marketing dan bersaing dengan Black Panther: Wakanda Forever di box office. She Said adalah bukti nyata pentingnya marketing.
4. Amsterdam — USD31,2 Juta (Rp484,8 Miliar)
Foto: The New Yorker
Sejumlah film diharapkan sukses karena punya cast kelas A di dalamnya. Dipimpin Christian Bale, Margot Robbie, dan John David Washington, Amsterdam punya banyak momentum ke perilisannya pada Oktober lalu. Tapi, review jelek dan kompetisi box office membenamkan film itu.
Amsterdam menghabiskan biaya sekitar USD80 juta (Rp1,243 triliun) dan bahkan tidak menghasilkan angka yang dekat dengan dana itu. Thriller komedi itu hanya meraup USD31,2 juta dari penayangannya di bioskop. Film itu menjadi salah satu yang paling jeblok bagi banyak karier bintang tersebut.
3. Strange World — USD62,7 Juta (Rp974,2 Miliar)
Foto: The New York Times
Biasanya, sebuah film Disney yang dirilis di sekitar Thanksgiving adalah tiket menuju kesuksesan. Tapi, ini tidak terjadi pada Strange World yang memang mendapatkan marketing yang sangat kecil untuk menarik keluarga menontonnya. Selain itu, film ini juga tidak populer di pasar internasional karena menampilkan karakter utama dari kalangan LGBTQ+.
Tak heran kalau kemudian Strange World jadi jeblok. Film itu hanya meraup USD62,7 juta dari anggaran sekitar USD135—180 juta (Rp2—2,79 triliun). Strange World sudah ada di Disney+ bahkan tak sampai sebulan sejak film itu dirilis di bioskop. Jebloknya Strange World di box office meneruskan trend animasi Disney yang menurun performanya. Sepanjang 2022, animasi Disney tidak ada yang jadi hit.
2. Bros — USD14,8 Juta (Rp229,96 Miliar)
Foto: The New Yorker
Bros adalah film yang dianggap bersejarah. Ini adalah film komedi romantis mainstream pertama yang menampilkan dua karakter utamanya sebagai gay. Tapi, film itu jeblok di box office. Bros meraup USD14,8 juta dari biaya produksi sebesar USD22 juta (Rp341,8 miliar).
Meski ada banyak alasan mengapa film itu tidak tampil di box office, salah satu pemainnya, Billy Eicher, mengklaim kalau Bros jeblok karena film itu tentang hubungan dua orang pria. Dia menyuarakan opininya atas kurang suksesnya film itu di Twitter. Meski gagal di box office, Bros menerima ulasan positif dari kritikus.
1. Babylon — USD5,4 Juta (Rp83,9 Miliar)
Foto: Variety
Ada banyak cara untuk melihat apa yang salah dengan Babylon. Film sepanjang tiga jam ini berkisah tentang kemunculan dan kejatuhan banyak orang di hari-hari awal Hollywood. Babylon yang dibintangi Margot Robbie, Brad Pitt, dan Diego Calva jeblok di box office. Film ini hanya meraup USD5,4 juta dari dana sebesar USD80 juta (Rp1,243 triliun).
Tentu saja, masih ada waktu bagi Babylon untuk meraup lebih banyak uang. Tapi, jatuhnya pendapatan di antara akhir pekan pertama dan kedua film itu tidak berarti bagus bagi peluang film tersebut. Banyak faktor yang bermain dalam kegagalan Babylon. Ini termasuk durasinya yang panjang, kurangnya marketing, kemustahilan berkompetisi dengan film lain seperti Avatar: The Way of Water, dan musim liburan yang dinikmati audiens.
(alv)