Jastip, Usaha Nyaris Tanpa Modal, Penyelamat saat Masa Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Usaha jastip atau jasa titip udah lama ada, tapi sejak masa pandemi COVID-19, bermunculan lagi puluhan jastip makanan untuk area lokal dan antarkota.
Penyebabnya, ya, karena ada permintaan untuk mengantarkan makanan dari konsumen yang gak bisa keluar rumah. Larisha, 24, misalnya. Sejak pandemi merebak, Larisha yang tinggal di Jakarta memilih pulang dulu ke Bandung.
Repotnya, saat di Bandung, dia kangen makan dimsum favoritnya di Jakarta. “Akhirnya aku pakai jastip antarkota, makanan diantar sampai rumah,” katanya.
Ongkos yang mesti dikeluarkan Larisha demi dimsum favoritnya adalah Rp30 ribu. Sementara harga dimsumnya pun dinaikkan oleh penjaja jastip sampai 10%-20% dari harga normal.
Foto: Instagram @bakwan.pontianak
Sementara Raras, 33, yang melihat ada makanan yang sedang viral di media sosial, langsung pengen memesan juga lewat jastip. “Daripada harus keluar rumah, transport-nya juga lebih irit,” jelasnya.
Lain lagi Rani, 30, yang sampai melakukan jastip barang di IKEA. “Kalo dipikir, ongkoske IKEA jauh lebih mahal daripada ongkos jastip. Males juga ketemu orang banyak saat kayak gini,” ungkapnya.
Bisa Pesan dari Banyak Tempat Makan
Salah satu yang menawarkan jastip makanan adalah Natalia, 40. Dia adalah sopir ojek daring, yang sejak Mei lalu merambah menjadi penyedia jastip makanan lewat akun Twitter @nathmeong.
Dia sering mempromosikan jasanya dengan me-mentionakun Twitter @darihaltekehalte, yang emang fokus mempromosikan makanan kaki lima dan restoran UMKM.
Foto: Twitter @nathmeong
Akun @darihaltekehalte pula yang sering memviralkan makanan-makanan murah dan enak di Jakarta, yang akhirnya menginspirasi lahirnya puluhan usaha jastip makanan saat masa pandemi.
Yang bikin jastip makanan dari 'keluarga' akun @darihaltekehalte beda dengan jastip sejenis atau dari aplikasi pesan-antar adalah, kita bisa memesan banyak makanan dari banyak tempat sekaligus dengan tarif flat, rata-rataRp15 ribu atau Rp20 ribu.
Penjaja jastip awalnya akan open order untuk beberapa jenis makanan bagi konsumen di area tertentu, misalnya wilayah Jakarta Selatan atau Bekasi.
Lalu saat hari H, penjaja jastip akan membeli makanan-makanan dari beberapa tempat sesuai pesanan, lalu mengantarkannya langsung ke rumah konsumen.
Foto: Instagram @larishautami
Sementara Febby, 30, yang menawarkan jastip produk IKEA lewat akun Instagram @febby_1525, sejak awal pandemi mengaku mematok harga jasa sebesar 10%-20% dari harga barang, bergantung pada besar dan berat barang yang dititip.
Tanpa Modal, Bisa Ajak Teman
Natalia bilang, dia gak mengeluarkan modal untuk menjajakan jastip. Soalnya, sistem yang dia berlakukan adalah mempromosikan makanan, lalu ada pembeli yang melakukan pemesanan lalu mentransfer biayanya, barulah ia membelikan makanan sesuai dengan pesanan.
“Karena saya juga gak ada uangnya untuk nalangin, makanya pake sistem seperti itu,” ucapnya.
Penyebabnya, ya, karena ada permintaan untuk mengantarkan makanan dari konsumen yang gak bisa keluar rumah. Larisha, 24, misalnya. Sejak pandemi merebak, Larisha yang tinggal di Jakarta memilih pulang dulu ke Bandung.
Repotnya, saat di Bandung, dia kangen makan dimsum favoritnya di Jakarta. “Akhirnya aku pakai jastip antarkota, makanan diantar sampai rumah,” katanya.
Ongkos yang mesti dikeluarkan Larisha demi dimsum favoritnya adalah Rp30 ribu. Sementara harga dimsumnya pun dinaikkan oleh penjaja jastip sampai 10%-20% dari harga normal.
Foto: Instagram @bakwan.pontianak
Sementara Raras, 33, yang melihat ada makanan yang sedang viral di media sosial, langsung pengen memesan juga lewat jastip. “Daripada harus keluar rumah, transport-nya juga lebih irit,” jelasnya.
Lain lagi Rani, 30, yang sampai melakukan jastip barang di IKEA. “Kalo dipikir, ongkoske IKEA jauh lebih mahal daripada ongkos jastip. Males juga ketemu orang banyak saat kayak gini,” ungkapnya.
Bisa Pesan dari Banyak Tempat Makan
Salah satu yang menawarkan jastip makanan adalah Natalia, 40. Dia adalah sopir ojek daring, yang sejak Mei lalu merambah menjadi penyedia jastip makanan lewat akun Twitter @nathmeong.
Dia sering mempromosikan jasanya dengan me-mentionakun Twitter @darihaltekehalte, yang emang fokus mempromosikan makanan kaki lima dan restoran UMKM.
Foto: Twitter @nathmeong
Akun @darihaltekehalte pula yang sering memviralkan makanan-makanan murah dan enak di Jakarta, yang akhirnya menginspirasi lahirnya puluhan usaha jastip makanan saat masa pandemi.
Yang bikin jastip makanan dari 'keluarga' akun @darihaltekehalte beda dengan jastip sejenis atau dari aplikasi pesan-antar adalah, kita bisa memesan banyak makanan dari banyak tempat sekaligus dengan tarif flat, rata-rataRp15 ribu atau Rp20 ribu.
Penjaja jastip awalnya akan open order untuk beberapa jenis makanan bagi konsumen di area tertentu, misalnya wilayah Jakarta Selatan atau Bekasi.
Lalu saat hari H, penjaja jastip akan membeli makanan-makanan dari beberapa tempat sesuai pesanan, lalu mengantarkannya langsung ke rumah konsumen.
Foto: Instagram @larishautami
Sementara Febby, 30, yang menawarkan jastip produk IKEA lewat akun Instagram @febby_1525, sejak awal pandemi mengaku mematok harga jasa sebesar 10%-20% dari harga barang, bergantung pada besar dan berat barang yang dititip.
Tanpa Modal, Bisa Ajak Teman
Natalia bilang, dia gak mengeluarkan modal untuk menjajakan jastip. Soalnya, sistem yang dia berlakukan adalah mempromosikan makanan, lalu ada pembeli yang melakukan pemesanan lalu mentransfer biayanya, barulah ia membelikan makanan sesuai dengan pesanan.
“Karena saya juga gak ada uangnya untuk nalangin, makanya pake sistem seperti itu,” ucapnya.