10 Ending Film Superhero Paling Jelek sampai Saat Ini
loading...
A
A
A
Film superhero disukai penggemar atas cerita mereka yang epik, adegan tarung intensif, dan karakter ikonisnya. Beberapa di antaranya adalah cerita asal usul karakter dari komik klasik, sementara yang lainnya berfokus pada sekelompok pahlawan yang belajar bekerja sama. Secara umum, penggemar bisa mengharapkan banyak aksi dan keseruan di adaptasi film superhero.
Tapi, tidak semua film superhero bisa mewujudkan materi sumbernya dengan baik. Ada yang memulainya dengan kuat, dengan premis menarik dan ide unik, tapi runtuh dengan finale-nya. Yang lain, sudah jelek dari awal dan berjuang di akhir dengan cara yang berarti.
Sejumlah film superhero dikenal atas ending-nya yang mengerikan. Ending ini membuat penonton kecewa dan merasa tidak puas dengan apa yang baru saja mereka tonton ini. Kritikan pun menghujani film-film tersebut. Apa saja film superhero dengan ending paling jelek sampai saat ini? Mengutip CBR, berikut ulasannya!
Foto: Screen Goblin
Seri terakhir trilogi asli film X-Men, X-Men: The Last Stand, mendapatkan ekspekstasi tinggi ketika kali pertama dirilis. Di film itu, X-Men dan Brotherhood bertarung atas apakah obat baru untuk gen mutan layak dilindungi atau dihancurkan. Terlepas dari visual effect-nya yang mengesankan, ending film ini hampa.
Jean Grey, sang Phoenix, diduga sudah tewas di film sebelumnya. Tapi, ternyata, dia dilindungi kepribadian alternatifnya yang menghancurkan. Kehadirannya di film itu secara praktis tidak terkait pertarungan antara X-Men dan Brotherhood. Sementara finale-nya harusnya sedih, alih-alih kematiann Jean terasa terlepas dari plot utamanya. X-Men: The Last Stand bisa ditonton di Disney+ Hotstar.
Foto: The New York Times
Film kedua Spider-Man di MCU, Spider-Man: Far from Home, diterima dengan baik. Tapi, film itu berakhir dengan catatan aneh dan memecah. Film itu secara langsung mengikuti Avengers: Endgame dan mendapatkan ekspektasi tinggi. Tapi, terlepas dari premis kuatnya, konklusi film dan pertarungan akhirnya melaju dengan aneh.
Pengkhianatan Quentin Beck alias Mysterio terungkap di awal film itu. Usaha Spider-Man untuk menggagalkan rencananya sementara juga melindungi identitasnya dianggap sukses dan kredit pun berjalan sebelum ending asli film itu terjadi. Di adegan pascakredit, terungkap kalau Mysterio mengekspos identitas asli Spider-Man. Ini secara kasar mengubah jalur film itu dan mengakhirinya dengan catatan yang tidak diduga dan berpotensi tidak layak.
Foto: Polygon
Terlepas dari adegan pascakreditnya yang lumayan penting, Ant-Man and the Wasp agak seperti film yang biasa-biasa saja dibandingkan dengan film lain Marvel yang dirilis di sekitarnya. Film ini dipuji atas humor dan aktingnya. Tapi, plotnya secara mengejutkan punya pertaruhan rendah—meskipun terjadi di antara Avengers: Infinity War dan Avengers: Endgame—dan finale-nya antiklimaks.
Ending Ant-Man and the Wasp membungkus semuanya dengan sedikit agak terlalu nyaman. Setelah usaha berat untuk mendapatkan kembali istri Hank Pym yang sudah lama hilang, Janet, dari dunia kuantum, konsekuensi atas kepergiannya secara praktis tidak disampaikan. Janet dengan nyaman bisa memperbaiki kondisi Ava tanpa banyak masalah. Ant-Man and the Wasp bisa ditonton di Disney+ Hotstar.
Foto: Plugged In
Wonder Woman 1984 adalah film kedua Wonder Woman DC di DCEU. Film ini mendapatkan penerimaan yang bercampuran saat dirilis. Sejumlah orang memuji skor musik dan tone-nya. Tapi, yang lain mengkritik plot dan lajunya yang aneh.
Ending Wonder Woman 1984 tidak memuaskan dan antikilimatik. Setelah menyeimbangkan bobot berharap pada Dreamstone dan menghadapi konsekuensinya, konflik akhirnya diselesaikan dengan mengekspos kebenaran dan membuat karakternya melepaskan keinginan mereka. Itu meremehkan filmnya dan menyingkirkan semua konsekuensi yang tersisa, yang membuatnya nyaris tidak relevan bagi serial itu secara keseluruhan. Wonder Woman 1984 bisa ditonton di HBO Go.
Foto: YouTube
Terlepas dari banyaknya hype, Suicide Squad sangat dikritik atas plot dan penyutradaraannya. Film ini punya premis menarik dan dimulai sebagai film kuat. Tapi, finale-nya terburu-buru dan kurang kedalaman. Banyak karakternya bertindak tanpa alasan. Antagonis film ini terasa tidak terkait dari keseluruhan plot.
Plot Suicide Squad berputar di sekitar sejumlah penjahat yang dipenjara. Berkat program baru, mereka dibiarkan mendapatkan pengurangan vonis dengan bergabung tim respons manusia super. Tapi, plotnya ini segera runtuh, kacau dengan apakah antagonisnya adalah Enchantress dan Incubus, Joker, atau Waller. Meski tidak punya motivasi untuk melakukannya, para karakter itu menyelesaikan misi dan mengakhiri film itu dengan catatan kasar. Suicide Squad bisa ditonton di HBO Go.
Foto: The New York Times
Tapi, tidak semua film superhero bisa mewujudkan materi sumbernya dengan baik. Ada yang memulainya dengan kuat, dengan premis menarik dan ide unik, tapi runtuh dengan finale-nya. Yang lain, sudah jelek dari awal dan berjuang di akhir dengan cara yang berarti.
Sejumlah film superhero dikenal atas ending-nya yang mengerikan. Ending ini membuat penonton kecewa dan merasa tidak puas dengan apa yang baru saja mereka tonton ini. Kritikan pun menghujani film-film tersebut. Apa saja film superhero dengan ending paling jelek sampai saat ini? Mengutip CBR, berikut ulasannya!
10. X-Men: The Last Stand
Foto: Screen Goblin
Seri terakhir trilogi asli film X-Men, X-Men: The Last Stand, mendapatkan ekspekstasi tinggi ketika kali pertama dirilis. Di film itu, X-Men dan Brotherhood bertarung atas apakah obat baru untuk gen mutan layak dilindungi atau dihancurkan. Terlepas dari visual effect-nya yang mengesankan, ending film ini hampa.
Jean Grey, sang Phoenix, diduga sudah tewas di film sebelumnya. Tapi, ternyata, dia dilindungi kepribadian alternatifnya yang menghancurkan. Kehadirannya di film itu secara praktis tidak terkait pertarungan antara X-Men dan Brotherhood. Sementara finale-nya harusnya sedih, alih-alih kematiann Jean terasa terlepas dari plot utamanya. X-Men: The Last Stand bisa ditonton di Disney+ Hotstar.
9. Spider-Man: Far from Home
Foto: The New York Times
Film kedua Spider-Man di MCU, Spider-Man: Far from Home, diterima dengan baik. Tapi, film itu berakhir dengan catatan aneh dan memecah. Film itu secara langsung mengikuti Avengers: Endgame dan mendapatkan ekspektasi tinggi. Tapi, terlepas dari premis kuatnya, konklusi film dan pertarungan akhirnya melaju dengan aneh.
Pengkhianatan Quentin Beck alias Mysterio terungkap di awal film itu. Usaha Spider-Man untuk menggagalkan rencananya sementara juga melindungi identitasnya dianggap sukses dan kredit pun berjalan sebelum ending asli film itu terjadi. Di adegan pascakredit, terungkap kalau Mysterio mengekspos identitas asli Spider-Man. Ini secara kasar mengubah jalur film itu dan mengakhirinya dengan catatan yang tidak diduga dan berpotensi tidak layak.
8. Ant-Man and the Wasp
Foto: Polygon
Terlepas dari adegan pascakreditnya yang lumayan penting, Ant-Man and the Wasp agak seperti film yang biasa-biasa saja dibandingkan dengan film lain Marvel yang dirilis di sekitarnya. Film ini dipuji atas humor dan aktingnya. Tapi, plotnya secara mengejutkan punya pertaruhan rendah—meskipun terjadi di antara Avengers: Infinity War dan Avengers: Endgame—dan finale-nya antiklimaks.
Ending Ant-Man and the Wasp membungkus semuanya dengan sedikit agak terlalu nyaman. Setelah usaha berat untuk mendapatkan kembali istri Hank Pym yang sudah lama hilang, Janet, dari dunia kuantum, konsekuensi atas kepergiannya secara praktis tidak disampaikan. Janet dengan nyaman bisa memperbaiki kondisi Ava tanpa banyak masalah. Ant-Man and the Wasp bisa ditonton di Disney+ Hotstar.
7. Wonder Woman 1984
Foto: Plugged In
Wonder Woman 1984 adalah film kedua Wonder Woman DC di DCEU. Film ini mendapatkan penerimaan yang bercampuran saat dirilis. Sejumlah orang memuji skor musik dan tone-nya. Tapi, yang lain mengkritik plot dan lajunya yang aneh.
Ending Wonder Woman 1984 tidak memuaskan dan antikilimatik. Setelah menyeimbangkan bobot berharap pada Dreamstone dan menghadapi konsekuensinya, konflik akhirnya diselesaikan dengan mengekspos kebenaran dan membuat karakternya melepaskan keinginan mereka. Itu meremehkan filmnya dan menyingkirkan semua konsekuensi yang tersisa, yang membuatnya nyaris tidak relevan bagi serial itu secara keseluruhan. Wonder Woman 1984 bisa ditonton di HBO Go.
6. Suicide Squad
Foto: YouTube
Terlepas dari banyaknya hype, Suicide Squad sangat dikritik atas plot dan penyutradaraannya. Film ini punya premis menarik dan dimulai sebagai film kuat. Tapi, finale-nya terburu-buru dan kurang kedalaman. Banyak karakternya bertindak tanpa alasan. Antagonis film ini terasa tidak terkait dari keseluruhan plot.
Plot Suicide Squad berputar di sekitar sejumlah penjahat yang dipenjara. Berkat program baru, mereka dibiarkan mendapatkan pengurangan vonis dengan bergabung tim respons manusia super. Tapi, plotnya ini segera runtuh, kacau dengan apakah antagonisnya adalah Enchantress dan Incubus, Joker, atau Waller. Meski tidak punya motivasi untuk melakukannya, para karakter itu menyelesaikan misi dan mengakhiri film itu dengan catatan kasar. Suicide Squad bisa ditonton di HBO Go.
5. Captain Marvel
Foto: The New York Times