16 Proyek Marvel dari yang Terjelek sampai Terbaik di Fase 4 MCU
loading...
A
A
A
Fase 4 Marvel Cinematic Universe (MCU) akhirnya ditutup dengan perilisan Black Panther: Wakanda Forever. Selama dua tahun berjalan, fase ini telah memberikan tak kurang dari 8 film layar lebar, 7 serial, dan 1 tayangan spesial. Tahun depan, MCU akan diteruskan dengan Fase 5 yang dibuka dengan Ant-Man and the Wasp: Quantumania.
Fase 4 juga menandai perjalanan pertama MCU di dunia serial televisi. Di fase inilah MCU mulai memperkenalkan cerita lain karakter mereka dengan lebih detail dan mendalam lewat serial sepanjang 6—9 episode. Serial-serial ini juga bersifat kanonik atau terkait langsung dengan cerita utama di MCU.
Serial MCU di Fase 4 ini mendapatkan sambutan hangat dari para penggemar dan kritikus. Bahkan, di Rotten Tomatoes, penampilan serial-serial ini lebih bagus ketimbang film layar lebarnya. Dari 10 besar proyek Fase 4 MCU yang dirating di Rotten Tomatoes, 7 di antaranya adalah serial di Disney+. Ini membuktikan kalau serial MCU sepertinya sudah mendapatkan tempat di hati penggemarnya dan punya masa depan cerah. Seperti apa proyek Fase 4 MCU yang terjelek sampai terbaik di Rotten Tomatoes? Simak ulasannya berikut ini!
Foto: Disney Plus
Tidak diragukan kalau Eternals adalah tontonan ambisius dan indah. Film ini layak mendapatkan pujian atas caranya syuting di lokasi dan penuh dengan cahaya natural. Itu memberikan film ini rasa yang lebih membumi dan asli dibandingkan dengan rilis lain di MCU. Sayang, tidak banyak yang bisa ditemukan di bawah estetikanya.
Eternals adalah film pertama MCU yang mendapatkan rating busuk di Rotten Tomatoes. Film ini dicaci kritikus karena terlalu padat, panjang, berulang, dan kurang perkembangan karakter. Serial Eternals punya potensi. Kalau sekuelnya lebih dipadatkan, difokuskan hanya pada karakter yang punya karisma, seperti Kingo, dan menjaga keindahannya, itu akan lebih baik. Eternals bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
Foto: Disney Plus
Mengubah tone Thor dari serius ke komedi terbukti berhasil di Thor: Ragnarok. Ingin mengulang kesuksesan itu, Taika Waititi memberlakukan formula yang sama di Thor: Love and Thunder. Sayang, cara ini ternyata tidak berhasil memikat kritikus dan audiens.
Meski menampilkan salah satu penjahat terbaik komik, Gorr the God Butcher yang diperankan dengan apik oleh Christian Bale, film ini membuat Thor terlihat sebagai karakter komedi yang sulit serius. Komedi di film ini juga dianggap berlebihan dan tidak perlu. Bahkan, ini menjadi entry Thor dengan skor terburuk di Rotten Tomatoes. Thor: Love and Thunder bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
Foto: Disney Plus
Doctor Strange in the Multiverse of Madness adalah salah satu film MCU yang paling mempolarisasi. Yang mengejutkan, film ini ditujukan pada penggemar film horor bukan penggemar genre superhero. Disutradarai sutradara spesialis film horor, Sam Raimi, film kedua Doctor Strange ini punya DNA yang sama dengan film horor buatan Raimi ketimbang film sebelumnya.
Sementara ini mungkin terdengar bagus dengan horor komedi dan efek praktis yang mengesankan dan merupakan nostgalia, itu bukanlah yang dicari audiens di film sebuah film Marvel. Tapi, itu juga berarti kalau film ini punya lebih banyak karakter ketimbang sebagian besar film lain di MCU. Film itu juga sangat jauh dari pembuatan film cookie-cutter yang biasanya dilakukan Marvel. Doctor Strange in the Multiverse of Madness bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
Foto: Disney Plus
Respons dari sejumlah penggemar atas She-Hulk: Attoney at Law bercampur aduk. Tapi, mereka yang mengulas serial ini sepertinya lebih positif terhadap serial tersebut. MCU menawarkan serial ini sebagai sitcom komedi hukum dan mereka benar-benar membuatnya dengan Tatiana Maslany jadi kocak di hampir setiap adegan.
Serial itu meruntuhkan dinding keempat dengan cara yang mengesankan. Serial ini seru dari awal sampai akhir dan lebih baik ketika mengintegrasikan jangkauan MCU yang lebih besar dengan penampilan Hulk, Skaar, dan Daredevil. Serial ini adalah sebuah hiburan.She Hulk: Attorney at Law bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
Foto: Disney Plus
Di antara semua situs rating, Rotten Tomatoes memberikan skor tinggi bagi Black Widow. Di IMDb, film ini mendapatkan skor 6,7. Ini seperti sebuah film aneh MCU yang kritikus akan lebih suka ketimbang yang lain. Film ini hampir tidak punya poin apa pun di rencana besar dengan menjadi sebuah prekuel dan tidak punya efek apa pun di MCU selain memperkenalkan Yelena Belova.
Masih ada banyak hal bagus di prekuel itu yang membuatnya menjadi rilis MCU kelas menengah. Film itu menampilkan sejumlah karakter baru terbaik Fase 4 MCU, termasuk Red Guardian, yang sangat ingin ditonton lagi oleh penggemar. Black Widow bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
Foto: Marvel
Penutup Fase 4 MCU ini berusaha keras mengisi posisi kosong yang ditinggalkan Chadwick Boseman sebagai T’Challa. Bukan hal mudah untuk menggantikan seseorang yang punya peranan besar di sebuah film. Black Panther: Wakanda Forever telah membuktikannya.
Film ini dinyatakan sebagai tribute terbaik untuk warisan Chadwick yang meninggal dunia pada 2020 lalu. Namun, sejumlah kritikus mengkritik nuansa berkabung yang berlebihan di film ini. Sebagai sebuah penutup, Black Panther: Wakanda Forever memang tidak sempurna. Tapi, perkenalan Namor ke MCU adalah salah satu titik jualnya. Black Panther: Wakanda Forever bisa disaksikan di bioskop.
Foto: Disney Plus
The Falcon and the Winter Soldier terlalu sentimental dan itu mengulang banyak ketukan yang sama di tiga film Captain America dan Avengers: Endgame. Bucky harus mengatasi traumanya menjadi tentara budak dan Sam harus menerima tameng dari Steve Rogers di Endgame. Jadi, agak aneh kalau dua hal itu menjadi titik utama di serial kedua MCU di Disney+ itu.
Tapi, serial itu juga menggambarkan perkembangan hubungan Sam dan Bucky. Cara kerja aneh mereka menyebabkan sejumlah momen terlucu di Fase 4. Tidak hanya itu, US Agent adalah salah satu penjahat paling agresif dan brutal yang pernah ditonton penggemar. The Falcon and the Winter Soldier bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
Foto: Disney Plus
Pada akhirnya, Moon Knight adalah entri aneh di Fase 4 MCU. Ini adalah risiko besar karena ini adalah superhero yang belum benar-benar dikenal audiens dan punya tugas sulit untuk menggambarkan karakter dengan masalah kesehatan mental. Serial ini nyaris seperti Marvel Studios membangun dirinya sendiri untuk berjuang.
Tapi, dengan penampilan luar biasa Oscar Isaac, itu adalah tabrakan sempurna antara penceritaan dan akting, yang membawa ke salah satu serial paling menarik. Sayang, Oscar hanya menandatangani kontrak untuk satu season. Tapi, sulit mempercayai kalau karakter ini tidak akan muncul lagi, terutama dengan mempertimbangkan kalau komiknya punya fanbase yang kuat. Moon Knight bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
Foto: Disney Plus
Werewolf by Night adalah proyek khusus MCU yang dirilis di tengah Fase 4. Baru diperkenalkan lewat trailer-nya, tayangan spesial di Disney+ ini langsung membuat semua orang tertarik. Berbeda dengan proyek lain MCU, Werewolf by Night memukau dengan tampilannya lain dari yang lain.
Tayangan spesial ini menggunakan efek noir yang membuatnya terasa seperti film klasik. Kritikus menyukainya karena pas dengan tema dan waktu perilisannya yang mendekati perayaan Halloween. Werewolf by Night terikat erat dengan tema multiverse di MCU. Penggemar kini menantikan apa yang akan terjadi pada karakter-karakternya. Werewolf by Night bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
Foto: Disney Plus
Bukan sebuah kejutan kalau Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings sangat sukses dengan kritikus. Film itu dipenuhi budaya China yang secara visual mengagumkan dan memperkenalkan seni bela diri ke MCU yang bersaing dengan film seperti John Wick. Film itu juga menampilkan bintang-bintang luar biasa yang akan bikin kritikus ngiler.
Film ini menampilkan Simu Liu, pemenang Golden Globe Awkwafina, dan Tony Leung, aktor ikonis Hong Kong yang terkenal atas film-filmnya yang disukai penonton. Michelle Yeoh juga punya pencerahan di kariernya juga. Tidak hanya Shang-Chi adalah salah satu fim terbaiknya, tapi dia adalah bintangnya Everything Everywhere All at Once. Ironisnya, film itu juga mengangkat tentang multiverse. Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
Foto: Disney Plus
WandaVision adalah serial pertama MCU di Disney+. Serial ini sepertinya adalah pertaruhan besar saat itu karena merupakan yang pertama bagi Marvel Studios membuat format serial. Tapi, itu berhasil karena WandaVision tetap menjadi serial yang paling unik dan kreatif di dunia MCU Disney+.
Setiap episodenya diangkat dari era sitcom berbeda, mau itu The Brady Bunch atau Malcolm in the Middle. Tidak hanya itu, tapi itu adalah Lynchian dalam cara menceritakan cerita menakutkan dan misterius. Serial ini juga menjadi prolog bagus untuk Doctor Strange in the Multiverse of Madness. WandaVision bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
Foto: Disney Plus
Hawkeye adalah salah satu dari sejumlah rilis Fase 4 di mana konsensus kritik dan umum tidak selaras. Baik kritikus dan audiens punya pendapat berbeda terhadap Doctor Strange 2. Sementara, kritikus dan audiens sama-sama suka No Way Home. Tapi, Hawkeyeadalah serial yang dianggap penggemar baik-baik saja.
Kritikus suka Hawkeye. Karena serial ini tidak hanya tentang seorang pensiunan Avengers, tapi, seorang pensiunan Avengers yang jadi dasar banyak lelucon, sungguh sebuah prestasi kalau serial itu punya skor tinggi di Rotten Tomatoes. Tapi, skor itu bisa dibantu oleh debut Kate Bishop, yang dengan segera menjadi sosok menonjol di MCU. Hawkeye bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
Foto: Disney Plus
Loki adalah serial paling science-fiction yang pernah dibuat MCU. Serial ini bermain-main dengan ruang dan waktu dan memperkenalkan audiens dengan ide varian dan multiverse. Dari semua serial televisi terbaik tentang multiverse, karena ide ini jadi lebih populer di film dan televisi, Loki berhasil melakukannya dengan semua varian Loki, mau itu Loki Aligator atau Classic Loki yang diperankan Richard E Grant.
Tidak hanya itu, tapi bromance Loki dan Mobius juga membuat komedi teman polisi The Falcon and the Winter Soldier terlihat membosankan ketika dibandingkan. Sementara banyak superhero menghadapi versi jahat dirinya di akhir cerita mau itu Vision di WandaVision atau bahkan Loki di Loki, serial ini juga memperkenalkan penjahat paling menarik dan seru, He Who Remains, yang ternyata adalah varian Kang the Conqueror. Loki bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
Foto: Netflix
Tidak mungkin Spider-Man: No Way Home tidak akan menjadi hit besar di antara para kritikus. Film ini memperkenalkan Spider-Verse ke MCU. Melawan semua kemustahilan, film ini berhasil memuaskan semuanya meski pun setiap penggemar punya teori berbeda tentang apa yang akan terjadi.
Ketiga Peter Parker versi live-action yang muncul bersamaan adalah tontonan yang layak dinantikan dan merupakan momen besar yang belum pernah ada sebelumnya di bioskop. Film ini bahkan berjalan lebih jauh dengan memberikan Matt Murdock kepada para penggemar. Tidak banyak lagi yang diminta penggemar MCU atau Spider-Man. Tapi, ironisnya, film itu kini membuat penggemar menuntut dunia Sony, termasuk The Amazing Spider-Man 3 dan Spider-Man 4. Spider-Man: No Way Home bisa disaksikan di Netflix.
Foto: Disney Plus
Skor What If…? di Rotten Tomatoes cukup mengejutkan. Terutama, dengan mempertimbangkan kalau serial ini mendapatkan respons biasa-biasa saja dari audiens umum. Sementara ada sejumlah episode yang jelas bagus, penggemar MCU mengkritisi animasinya dan penceritaan yang biasa, belum lagi serial ini berada di luar lini masa umum MCU.
Tapi, kritikus suka episode kecil-kecil ini. Serial ini menyatukan karakter Marvel yang tidak mungkin akan disaksikan penonton di MCU biasa. Sementara semua orang merasa serial ini tidak menambah apa pun ke narasi besar MCU, Doctor Strange in the Multiverse of Madness menggunakan Captain Carter dan Zombie Strange, yang sama-sama tampil di What If…? Jadi, season 2 serial ini bisa ditonton untuk melihat apa yang bisa tampil di film live-action nanti. What If…? bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
Foto: Disney Plus
Ms. Marvel lebih pada serial komedi yang dihidupkan oleh penampilan karismatik dan menawan dari aktor pemimpinnya. Debut akting Iman Vellani sebagai Ms. Marvel menunjukkan kalau dia punya masa depan cerah di industri ini. Terlebih, dia adalah karakter superhero yang agak berbeda dari yang lain di MCU.
Ulasan serial ini berkilauan tidak hanya karena akting Iman, tapi jauh lebih dalam dari itu. Serial ini menampilkan salah satu cerita asal usul yang lebih baik di MCU. Selain itu, serial ini mampu menemukan cara untuk memastikan aspek nonsuperhero-nya bisa semenghibur adegan aksinya. Ms. Marvel bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
Fase 4 juga menandai perjalanan pertama MCU di dunia serial televisi. Di fase inilah MCU mulai memperkenalkan cerita lain karakter mereka dengan lebih detail dan mendalam lewat serial sepanjang 6—9 episode. Serial-serial ini juga bersifat kanonik atau terkait langsung dengan cerita utama di MCU.
Serial MCU di Fase 4 ini mendapatkan sambutan hangat dari para penggemar dan kritikus. Bahkan, di Rotten Tomatoes, penampilan serial-serial ini lebih bagus ketimbang film layar lebarnya. Dari 10 besar proyek Fase 4 MCU yang dirating di Rotten Tomatoes, 7 di antaranya adalah serial di Disney+. Ini membuktikan kalau serial MCU sepertinya sudah mendapatkan tempat di hati penggemarnya dan punya masa depan cerah. Seperti apa proyek Fase 4 MCU yang terjelek sampai terbaik di Rotten Tomatoes? Simak ulasannya berikut ini!
16. Eternals — 48%
Foto: Disney Plus
Tidak diragukan kalau Eternals adalah tontonan ambisius dan indah. Film ini layak mendapatkan pujian atas caranya syuting di lokasi dan penuh dengan cahaya natural. Itu memberikan film ini rasa yang lebih membumi dan asli dibandingkan dengan rilis lain di MCU. Sayang, tidak banyak yang bisa ditemukan di bawah estetikanya.
Eternals adalah film pertama MCU yang mendapatkan rating busuk di Rotten Tomatoes. Film ini dicaci kritikus karena terlalu padat, panjang, berulang, dan kurang perkembangan karakter. Serial Eternals punya potensi. Kalau sekuelnya lebih dipadatkan, difokuskan hanya pada karakter yang punya karisma, seperti Kingo, dan menjaga keindahannya, itu akan lebih baik. Eternals bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
15. Thor: Love and Thunder — 64%
Foto: Disney Plus
Mengubah tone Thor dari serius ke komedi terbukti berhasil di Thor: Ragnarok. Ingin mengulang kesuksesan itu, Taika Waititi memberlakukan formula yang sama di Thor: Love and Thunder. Sayang, cara ini ternyata tidak berhasil memikat kritikus dan audiens.
Meski menampilkan salah satu penjahat terbaik komik, Gorr the God Butcher yang diperankan dengan apik oleh Christian Bale, film ini membuat Thor terlihat sebagai karakter komedi yang sulit serius. Komedi di film ini juga dianggap berlebihan dan tidak perlu. Bahkan, ini menjadi entry Thor dengan skor terburuk di Rotten Tomatoes. Thor: Love and Thunder bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
14. Doctor Strange in the Multiverse of Madness — 74%
Foto: Disney Plus
Doctor Strange in the Multiverse of Madness adalah salah satu film MCU yang paling mempolarisasi. Yang mengejutkan, film ini ditujukan pada penggemar film horor bukan penggemar genre superhero. Disutradarai sutradara spesialis film horor, Sam Raimi, film kedua Doctor Strange ini punya DNA yang sama dengan film horor buatan Raimi ketimbang film sebelumnya.
Sementara ini mungkin terdengar bagus dengan horor komedi dan efek praktis yang mengesankan dan merupakan nostgalia, itu bukanlah yang dicari audiens di film sebuah film Marvel. Tapi, itu juga berarti kalau film ini punya lebih banyak karakter ketimbang sebagian besar film lain di MCU. Film itu juga sangat jauh dari pembuatan film cookie-cutter yang biasanya dilakukan Marvel. Doctor Strange in the Multiverse of Madness bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
13. She-Hulk: Attorney at Law — 77%
Foto: Disney Plus
Respons dari sejumlah penggemar atas She-Hulk: Attoney at Law bercampur aduk. Tapi, mereka yang mengulas serial ini sepertinya lebih positif terhadap serial tersebut. MCU menawarkan serial ini sebagai sitcom komedi hukum dan mereka benar-benar membuatnya dengan Tatiana Maslany jadi kocak di hampir setiap adegan.
Serial itu meruntuhkan dinding keempat dengan cara yang mengesankan. Serial ini seru dari awal sampai akhir dan lebih baik ketika mengintegrasikan jangkauan MCU yang lebih besar dengan penampilan Hulk, Skaar, dan Daredevil. Serial ini adalah sebuah hiburan.She Hulk: Attorney at Law bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
12. Black Widow — 79%
Foto: Disney Plus
Di antara semua situs rating, Rotten Tomatoes memberikan skor tinggi bagi Black Widow. Di IMDb, film ini mendapatkan skor 6,7. Ini seperti sebuah film aneh MCU yang kritikus akan lebih suka ketimbang yang lain. Film ini hampir tidak punya poin apa pun di rencana besar dengan menjadi sebuah prekuel dan tidak punya efek apa pun di MCU selain memperkenalkan Yelena Belova.
Masih ada banyak hal bagus di prekuel itu yang membuatnya menjadi rilis MCU kelas menengah. Film itu menampilkan sejumlah karakter baru terbaik Fase 4 MCU, termasuk Red Guardian, yang sangat ingin ditonton lagi oleh penggemar. Black Widow bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
11. Black Panther: Wakanda Forever — 84%
Foto: Marvel
Penutup Fase 4 MCU ini berusaha keras mengisi posisi kosong yang ditinggalkan Chadwick Boseman sebagai T’Challa. Bukan hal mudah untuk menggantikan seseorang yang punya peranan besar di sebuah film. Black Panther: Wakanda Forever telah membuktikannya.
Film ini dinyatakan sebagai tribute terbaik untuk warisan Chadwick yang meninggal dunia pada 2020 lalu. Namun, sejumlah kritikus mengkritik nuansa berkabung yang berlebihan di film ini. Sebagai sebuah penutup, Black Panther: Wakanda Forever memang tidak sempurna. Tapi, perkenalan Namor ke MCU adalah salah satu titik jualnya. Black Panther: Wakanda Forever bisa disaksikan di bioskop.
10. The Falcon and the Winter Soldier — 84%
Foto: Disney Plus
The Falcon and the Winter Soldier terlalu sentimental dan itu mengulang banyak ketukan yang sama di tiga film Captain America dan Avengers: Endgame. Bucky harus mengatasi traumanya menjadi tentara budak dan Sam harus menerima tameng dari Steve Rogers di Endgame. Jadi, agak aneh kalau dua hal itu menjadi titik utama di serial kedua MCU di Disney+ itu.
Tapi, serial itu juga menggambarkan perkembangan hubungan Sam dan Bucky. Cara kerja aneh mereka menyebabkan sejumlah momen terlucu di Fase 4. Tidak hanya itu, US Agent adalah salah satu penjahat paling agresif dan brutal yang pernah ditonton penggemar. The Falcon and the Winter Soldier bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
9. Moon Knight — 86%
Foto: Disney Plus
Pada akhirnya, Moon Knight adalah entri aneh di Fase 4 MCU. Ini adalah risiko besar karena ini adalah superhero yang belum benar-benar dikenal audiens dan punya tugas sulit untuk menggambarkan karakter dengan masalah kesehatan mental. Serial ini nyaris seperti Marvel Studios membangun dirinya sendiri untuk berjuang.
Tapi, dengan penampilan luar biasa Oscar Isaac, itu adalah tabrakan sempurna antara penceritaan dan akting, yang membawa ke salah satu serial paling menarik. Sayang, Oscar hanya menandatangani kontrak untuk satu season. Tapi, sulit mempercayai kalau karakter ini tidak akan muncul lagi, terutama dengan mempertimbangkan kalau komiknya punya fanbase yang kuat. Moon Knight bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
8. Werewolf by Night — 90%
Foto: Disney Plus
Werewolf by Night adalah proyek khusus MCU yang dirilis di tengah Fase 4. Baru diperkenalkan lewat trailer-nya, tayangan spesial di Disney+ ini langsung membuat semua orang tertarik. Berbeda dengan proyek lain MCU, Werewolf by Night memukau dengan tampilannya lain dari yang lain.
Tayangan spesial ini menggunakan efek noir yang membuatnya terasa seperti film klasik. Kritikus menyukainya karena pas dengan tema dan waktu perilisannya yang mendekati perayaan Halloween. Werewolf by Night terikat erat dengan tema multiverse di MCU. Penggemar kini menantikan apa yang akan terjadi pada karakter-karakternya. Werewolf by Night bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
7. Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings — 91%
Foto: Disney Plus
Bukan sebuah kejutan kalau Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings sangat sukses dengan kritikus. Film itu dipenuhi budaya China yang secara visual mengagumkan dan memperkenalkan seni bela diri ke MCU yang bersaing dengan film seperti John Wick. Film itu juga menampilkan bintang-bintang luar biasa yang akan bikin kritikus ngiler.
Film ini menampilkan Simu Liu, pemenang Golden Globe Awkwafina, dan Tony Leung, aktor ikonis Hong Kong yang terkenal atas film-filmnya yang disukai penonton. Michelle Yeoh juga punya pencerahan di kariernya juga. Tidak hanya Shang-Chi adalah salah satu fim terbaiknya, tapi dia adalah bintangnya Everything Everywhere All at Once. Ironisnya, film itu juga mengangkat tentang multiverse. Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
6. WandaVision — 91%
Foto: Disney Plus
WandaVision adalah serial pertama MCU di Disney+. Serial ini sepertinya adalah pertaruhan besar saat itu karena merupakan yang pertama bagi Marvel Studios membuat format serial. Tapi, itu berhasil karena WandaVision tetap menjadi serial yang paling unik dan kreatif di dunia MCU Disney+.
Setiap episodenya diangkat dari era sitcom berbeda, mau itu The Brady Bunch atau Malcolm in the Middle. Tidak hanya itu, tapi itu adalah Lynchian dalam cara menceritakan cerita menakutkan dan misterius. Serial ini juga menjadi prolog bagus untuk Doctor Strange in the Multiverse of Madness. WandaVision bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
5. Hawkeye — 92%
Foto: Disney Plus
Hawkeye adalah salah satu dari sejumlah rilis Fase 4 di mana konsensus kritik dan umum tidak selaras. Baik kritikus dan audiens punya pendapat berbeda terhadap Doctor Strange 2. Sementara, kritikus dan audiens sama-sama suka No Way Home. Tapi, Hawkeyeadalah serial yang dianggap penggemar baik-baik saja.
Kritikus suka Hawkeye. Karena serial ini tidak hanya tentang seorang pensiunan Avengers, tapi, seorang pensiunan Avengers yang jadi dasar banyak lelucon, sungguh sebuah prestasi kalau serial itu punya skor tinggi di Rotten Tomatoes. Tapi, skor itu bisa dibantu oleh debut Kate Bishop, yang dengan segera menjadi sosok menonjol di MCU. Hawkeye bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
4. Loki — 92%
Foto: Disney Plus
Loki adalah serial paling science-fiction yang pernah dibuat MCU. Serial ini bermain-main dengan ruang dan waktu dan memperkenalkan audiens dengan ide varian dan multiverse. Dari semua serial televisi terbaik tentang multiverse, karena ide ini jadi lebih populer di film dan televisi, Loki berhasil melakukannya dengan semua varian Loki, mau itu Loki Aligator atau Classic Loki yang diperankan Richard E Grant.
Tidak hanya itu, tapi bromance Loki dan Mobius juga membuat komedi teman polisi The Falcon and the Winter Soldier terlihat membosankan ketika dibandingkan. Sementara banyak superhero menghadapi versi jahat dirinya di akhir cerita mau itu Vision di WandaVision atau bahkan Loki di Loki, serial ini juga memperkenalkan penjahat paling menarik dan seru, He Who Remains, yang ternyata adalah varian Kang the Conqueror. Loki bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
3. Spider-Man: No Way Home — 93%
Foto: Netflix
Tidak mungkin Spider-Man: No Way Home tidak akan menjadi hit besar di antara para kritikus. Film ini memperkenalkan Spider-Verse ke MCU. Melawan semua kemustahilan, film ini berhasil memuaskan semuanya meski pun setiap penggemar punya teori berbeda tentang apa yang akan terjadi.
Ketiga Peter Parker versi live-action yang muncul bersamaan adalah tontonan yang layak dinantikan dan merupakan momen besar yang belum pernah ada sebelumnya di bioskop. Film ini bahkan berjalan lebih jauh dengan memberikan Matt Murdock kepada para penggemar. Tidak banyak lagi yang diminta penggemar MCU atau Spider-Man. Tapi, ironisnya, film itu kini membuat penggemar menuntut dunia Sony, termasuk The Amazing Spider-Man 3 dan Spider-Man 4. Spider-Man: No Way Home bisa disaksikan di Netflix.
2. What If…? — 94%
Foto: Disney Plus
Skor What If…? di Rotten Tomatoes cukup mengejutkan. Terutama, dengan mempertimbangkan kalau serial ini mendapatkan respons biasa-biasa saja dari audiens umum. Sementara ada sejumlah episode yang jelas bagus, penggemar MCU mengkritisi animasinya dan penceritaan yang biasa, belum lagi serial ini berada di luar lini masa umum MCU.
Tapi, kritikus suka episode kecil-kecil ini. Serial ini menyatukan karakter Marvel yang tidak mungkin akan disaksikan penonton di MCU biasa. Sementara semua orang merasa serial ini tidak menambah apa pun ke narasi besar MCU, Doctor Strange in the Multiverse of Madness menggunakan Captain Carter dan Zombie Strange, yang sama-sama tampil di What If…? Jadi, season 2 serial ini bisa ditonton untuk melihat apa yang bisa tampil di film live-action nanti. What If…? bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
1. Ms. Marvel — 97%
Foto: Disney Plus
Ms. Marvel lebih pada serial komedi yang dihidupkan oleh penampilan karismatik dan menawan dari aktor pemimpinnya. Debut akting Iman Vellani sebagai Ms. Marvel menunjukkan kalau dia punya masa depan cerah di industri ini. Terlebih, dia adalah karakter superhero yang agak berbeda dari yang lain di MCU.
Ulasan serial ini berkilauan tidak hanya karena akting Iman, tapi jauh lebih dalam dari itu. Serial ini menampilkan salah satu cerita asal usul yang lebih baik di MCU. Selain itu, serial ini mampu menemukan cara untuk memastikan aspek nonsuperhero-nya bisa semenghibur adegan aksinya. Ms. Marvel bisa disaksikan di Disney+ Hotstar.
(alv)