10 Penampilan Terburuk Para Aktor di Film Superhero
loading...
A
A
A
Memerankan supehero atau penjahat memerlukan kepribadian yang berbeda dan dipercaya. Saat ini, sudah banyak franchise superhero yang mendapatkan aktor yang pas dengan perannya yang didukung dengan skrip dan dialog yang kuat. Para aktor ini sepertinya sudah dipersiapkan untuk memerankan karakter yang sebagian besar sudah dikenal orang lewat komik ini.
Baik Marvel Cinematic Universe (MCU) atau DC Extended Universe (DCEU) dikenal punya segudah penampil ciamik yang mampu memukau penontonnya. Sebagian dari mereka bahkan menjadi ikon dari franchise ini. Citra mereka pun jadi melekat dengan superhero yang mereka perankan.
Namun, tidak semua aktor cocok memerankan karakter superhero ini. Mereka memang berbakat, tapi tidak beruntung. Dari kasting yang buruk hingga dialog yang jelek, para aktor ini tidak punya kesempatan. Para penggemar Ranker pun memilih mereka sebagi penampil superhero terburuk. Mengutip Screen Rant, berikut ulasannya!
Foto: Heroic Hollywood
Dengan sejumlah penampilan dari film ini dianggap sebagai penampilan superhero terburuk, casting Alicia sebagai Batgirl adalah pilihan aneh. Dia belum pernah menjadi bintang action dan seorang cewek baik-baik untuk mengambil citra cewek tangguh Batgirl. Penampilannya datar dan tidak pas.
Masuknya Batgirl di film itu awalnya tidak diperlukan. Batman sudah punya pendamping, Robin. Batgirl seharusnya disimpan untuk film nanti dan digantikan oleh orang dengan jangkauan akting lebih luas. Alicia seharusnya tetap pada apa yang terbaik dia lakukan, yaitu komedi. Dia selamanya akan dikenal sebagai Cher di Clueless.
Foto: YouTube
Penampilan Arnold Schwarzenegger sebagai Mr. Freeze tidak bisa dianggap serius. Antara kalimat cheesy yang diungkapkan dengan aksen Arnold yan terkenal, Mr. Freeze tidak muncul sebagai orang jahat. Anak buahnya bahkan bermain hoki dengan permata. Sulit bagi audiens melihatnya sebagai penjahat.
Meskipun ukurannya besar, Arnold bukanlah penjahat yang mengganggu dan tidak digunakan hingga ke kemampuan terbaiknya. Dia punya sejarah panjang di film action. Sejumlah film terbaik Arnold termasuk The Terminator, Eraser, dan Total Recall. Tapi, penampilannya sebagai Mr. Freeze meleset dan seharusnya ditulis ulang agar pas dengan kapabilitasnya.
Foto: Christy Lemire
Meski secara teknis dianggap sebagai film superhero, karakter Barb Wire yang diperankan Pamela Anderson tidak punya kekuatan super. Dia adalah seorang pemburu hadiah. Meskipun tidak pas dengan peran action, Pamela dilaporkan tampil di banyak adegan perkelahian tanpa pemeran pengganti sementara memakai sepatu hak tinggi dan korset.
Keterampilan akting Pamela kurang. Penggemar mungkin merasa kalau dia dipakai hanya untuk penampilan fisiknya. Bahkan dengan adegan strip tease, Pamela tidak bisa dianggap sebagai aktor serius. Peran Barb Wire mungkin tidak untuknya. Tapi, dia sangat lucu dan bisa menampilkan bakat komedinya selama dua season di Stacked sebagai cewek pesta yang ingin mengubah hidupnya, dengan mendapatkan pekerjaan di toko buku.
Foto: GamesRadar
Masuknya daftar penampilan superhero terburuk itu tidak adil bagi Jamie Foxx. Penampilannya sebagai Max sebelum berubah menjadi Electro tidak bisa dipercaya. Jamie terlalu keren untuk memerankan seorang nerd. Penampilannya sebagai Electro cukup dan dia bekerja dengan apa yang dia punya di karakter yang ditulis satu dimensi.
Masalahnya muncul dengan penampilan fisik Electro. CGI jelek mengubah Electro menjadi penjahat biru bersinar yang terlihat murahan. Untungnya, penampilan Electro diubah di Spider-Man: No Way Home. Electro pun mampu mencuri perhatian. Penampilan Jamie sebagai Electro pun bisa ditebus.
Foto: IMDb
Sebelum Chris Evans memukau jutaan mata sebagai Steve Rogers era 2010-an, Matt Salinger sudah lebih dulu didapuk memerankan Steve Rogers pada 1990. Sayangnya, Matt memerankan Captain America versi konyol. Dia muncul sebagai pria lemah alih-alih kuat dan percaya diri. Ini mungkin bukan kesalahannya seluruhnya.
Matt tidak menghabiskan banyak waktu di seragam superhero itu dan sangat sedikit terlibat adegan pertarungan. Inilah di mana departemen kostum gagal. Kostum Captain America terlihat seperti kostum karet dengan cat yang dilemparkan ke arahnya. Kostum itu mungkin tidak senyaman penampakannya. Itu artinya Matt akan menghabiskan sedikit waktu berkostum dan bertarung.
Foto: Polygon
Halle bukan nama asing untuk film action. Dia bahkan punya pengalaman memerankan superhero Storm di X-Men. Tapi, pengalaman itu tidak diterjemahkan dengan baik di Catwoman. Skrip dan penyutradaan buruk tidak berpihak pada Halle. Itu menyebabkan perwujudan Catwoman yang membosankan. Halle tidak mampu membawa kesenangan dan ketertarikan pada peran itu.
Audiens masih harus menanti untuk superhero wanita yang kuat dan ditulis dengan lebih baik. Penampilan Halle bukanlah yang terbaik di sini. Tapi, dia bekerja dengan apa yang telah diberikan kepadanya. Kariernya tidak dicederai penampilan ini karena dia masih sukses memerankan kembali Storm. Dia juga mendapatkan peran besar di Extant dan John Wick: Chapter 3 – Parabellum.
Foto: IGN
George Clooney sepertinya di-casting sebagai Batman karena ketenarannya di ER pada 1997. Popularitasnya bisa menarik penggemar ER ke bioskop untuk menontonnya sebagai superhero. Tapi, penampilannya canggung. Menjadi pemikat yang cepat bicara tidak diterjemahkan sebagai seorang vigilante di Gotham. George tidak bisa menjadi gelap dan murung.
Mempertimbangkan sejumah penampilan buruk di film itu, kesalahan tidak seluruhnya jatuh pada George. Dialog tidak membantu aktor di film itu bahkan kalau salah casting adalah masalahnya. Peran lebih pas yang dijalani George termasuk di Burn After Reading, The Descendants, dan film seri Ocean.
Foto: YouTube
Peran Eddie Brock/Venom di Spider-Man 3 bukanlah penampilan terbaik Topher Grace. Kondang karena membintangi salah satu serial remaja terbaik, That ‘70s Show, penonton tidak bisa menghilangkan citra Topher sebagai Eric Foreman yang suka Star Wars. Penampilan Topher sebagai Venom lebih mirip seperti Eric sedang cosplay penjahat di konvensi komik.
Ketika dibandingkan dengan Venom yang dibintangi dan diperankan Tom Hardy, salah casting itu jadi lebih mencolok. Meskipun Venom sangat disia-siakan di Spider-Man 3, Topher tidak memberikan vibe cowok tangguh. Dia terlihat lebih baik berkostum utuk peran kocak atau dramatis kecuali dia melakukan transformasi tipe Chris Pratt untuk menjadi bintang action yang bisa dipercaya.
Foto: IMDb
Sebelum Samuel L Jackson dikenal sebagai Nick Fury paten di MCU, David Hasselhoff sudah terlebih dahulu memerankan tokoh ini di FTV Nick Fury: Agent of S.H.I.E.L.D. pada 1998. Saat itu, David sudah punya nama berkat perannya di Knight Rider dan Baywatch. Kabarnya, terpilihnya dia sebagai Nick Fury dimaksudkan untuk memperlihatkan muka yang dikenal dan mendorong penonton untuk nonton. Ya, itulah tujuan awalnya.
Penuh dengan dialog cheesy dan skrip yang lemah, David terlalu berlebihan dan tidak pernah benar-benar dipercaya sebagai Nick Fury. Film ini bisa menjadi awal sesuatu kalau di-casting dengan tepat. Karier David tidak ternoda oleh penampilannya ini. Dia masih punya resume panjang dan sukses di industri musik.
Foto: Bomb Report
Pada 1997, Shaquille O’Neal di-casting seabgai John Irons/Steel di Steel. Legenda basket itu harus melawan dialog jelek dan skrip lemah untuk menjadi superhero berkostum baja. Penonton seharusnya ingat Shaq adalah atlet pertama dan terkenal, bukan seorang aktor. Sementara penampilannya tidak bagus, dia berusaha sebaik mungkin dengan apa yang diberikan yang mana tidak banyak.
Shaq punya peran memorable lain di film seperti Kazaam dan Hubie Halloween. Tapi, sulit melihatnya sebagai superhero selain mungkin Hulk atau Thanos. Di The Big Podcast with Shaq, dia bilang kalau tingginya 210 cm. Dia sepertinya tidak punya kegesitan dan keanggunan untuk bergerak cukup cepat demi menyelamatkan orang.
Baik Marvel Cinematic Universe (MCU) atau DC Extended Universe (DCEU) dikenal punya segudah penampil ciamik yang mampu memukau penontonnya. Sebagian dari mereka bahkan menjadi ikon dari franchise ini. Citra mereka pun jadi melekat dengan superhero yang mereka perankan.
Namun, tidak semua aktor cocok memerankan karakter superhero ini. Mereka memang berbakat, tapi tidak beruntung. Dari kasting yang buruk hingga dialog yang jelek, para aktor ini tidak punya kesempatan. Para penggemar Ranker pun memilih mereka sebagi penampil superhero terburuk. Mengutip Screen Rant, berikut ulasannya!
10. Alicia Silverstone — Batman & Robin
Foto: Heroic Hollywood
Dengan sejumlah penampilan dari film ini dianggap sebagai penampilan superhero terburuk, casting Alicia sebagai Batgirl adalah pilihan aneh. Dia belum pernah menjadi bintang action dan seorang cewek baik-baik untuk mengambil citra cewek tangguh Batgirl. Penampilannya datar dan tidak pas.
Masuknya Batgirl di film itu awalnya tidak diperlukan. Batman sudah punya pendamping, Robin. Batgirl seharusnya disimpan untuk film nanti dan digantikan oleh orang dengan jangkauan akting lebih luas. Alicia seharusnya tetap pada apa yang terbaik dia lakukan, yaitu komedi. Dia selamanya akan dikenal sebagai Cher di Clueless.
9. Arnold Schwarzenegger — Batman & Robin
Foto: YouTube
Penampilan Arnold Schwarzenegger sebagai Mr. Freeze tidak bisa dianggap serius. Antara kalimat cheesy yang diungkapkan dengan aksen Arnold yan terkenal, Mr. Freeze tidak muncul sebagai orang jahat. Anak buahnya bahkan bermain hoki dengan permata. Sulit bagi audiens melihatnya sebagai penjahat.
Meskipun ukurannya besar, Arnold bukanlah penjahat yang mengganggu dan tidak digunakan hingga ke kemampuan terbaiknya. Dia punya sejarah panjang di film action. Sejumlah film terbaik Arnold termasuk The Terminator, Eraser, dan Total Recall. Tapi, penampilannya sebagai Mr. Freeze meleset dan seharusnya ditulis ulang agar pas dengan kapabilitasnya.
8. Pamela Anderson — Barb Wire
Foto: Christy Lemire
Meski secara teknis dianggap sebagai film superhero, karakter Barb Wire yang diperankan Pamela Anderson tidak punya kekuatan super. Dia adalah seorang pemburu hadiah. Meskipun tidak pas dengan peran action, Pamela dilaporkan tampil di banyak adegan perkelahian tanpa pemeran pengganti sementara memakai sepatu hak tinggi dan korset.
Keterampilan akting Pamela kurang. Penggemar mungkin merasa kalau dia dipakai hanya untuk penampilan fisiknya. Bahkan dengan adegan strip tease, Pamela tidak bisa dianggap sebagai aktor serius. Peran Barb Wire mungkin tidak untuknya. Tapi, dia sangat lucu dan bisa menampilkan bakat komedinya selama dua season di Stacked sebagai cewek pesta yang ingin mengubah hidupnya, dengan mendapatkan pekerjaan di toko buku.
7. Jamie Foxx — The Amazing Spider-Man 2
Foto: GamesRadar
Masuknya daftar penampilan superhero terburuk itu tidak adil bagi Jamie Foxx. Penampilannya sebagai Max sebelum berubah menjadi Electro tidak bisa dipercaya. Jamie terlalu keren untuk memerankan seorang nerd. Penampilannya sebagai Electro cukup dan dia bekerja dengan apa yang dia punya di karakter yang ditulis satu dimensi.
Masalahnya muncul dengan penampilan fisik Electro. CGI jelek mengubah Electro menjadi penjahat biru bersinar yang terlihat murahan. Untungnya, penampilan Electro diubah di Spider-Man: No Way Home. Electro pun mampu mencuri perhatian. Penampilan Jamie sebagai Electro pun bisa ditebus.
6. Matt Salinger — Captain America
Foto: IMDb
Sebelum Chris Evans memukau jutaan mata sebagai Steve Rogers era 2010-an, Matt Salinger sudah lebih dulu didapuk memerankan Steve Rogers pada 1990. Sayangnya, Matt memerankan Captain America versi konyol. Dia muncul sebagai pria lemah alih-alih kuat dan percaya diri. Ini mungkin bukan kesalahannya seluruhnya.
Matt tidak menghabiskan banyak waktu di seragam superhero itu dan sangat sedikit terlibat adegan pertarungan. Inilah di mana departemen kostum gagal. Kostum Captain America terlihat seperti kostum karet dengan cat yang dilemparkan ke arahnya. Kostum itu mungkin tidak senyaman penampakannya. Itu artinya Matt akan menghabiskan sedikit waktu berkostum dan bertarung.
5. Halle Berry — Catwoman
Foto: Polygon
Halle bukan nama asing untuk film action. Dia bahkan punya pengalaman memerankan superhero Storm di X-Men. Tapi, pengalaman itu tidak diterjemahkan dengan baik di Catwoman. Skrip dan penyutradaan buruk tidak berpihak pada Halle. Itu menyebabkan perwujudan Catwoman yang membosankan. Halle tidak mampu membawa kesenangan dan ketertarikan pada peran itu.
Audiens masih harus menanti untuk superhero wanita yang kuat dan ditulis dengan lebih baik. Penampilan Halle bukanlah yang terbaik di sini. Tapi, dia bekerja dengan apa yang telah diberikan kepadanya. Kariernya tidak dicederai penampilan ini karena dia masih sukses memerankan kembali Storm. Dia juga mendapatkan peran besar di Extant dan John Wick: Chapter 3 – Parabellum.
4. George Clooney — Batman & Robin
Foto: IGN
George Clooney sepertinya di-casting sebagai Batman karena ketenarannya di ER pada 1997. Popularitasnya bisa menarik penggemar ER ke bioskop untuk menontonnya sebagai superhero. Tapi, penampilannya canggung. Menjadi pemikat yang cepat bicara tidak diterjemahkan sebagai seorang vigilante di Gotham. George tidak bisa menjadi gelap dan murung.
Mempertimbangkan sejumah penampilan buruk di film itu, kesalahan tidak seluruhnya jatuh pada George. Dialog tidak membantu aktor di film itu bahkan kalau salah casting adalah masalahnya. Peran lebih pas yang dijalani George termasuk di Burn After Reading, The Descendants, dan film seri Ocean.
3. Topher Grace — Spider-Man 3
Foto: YouTube
Peran Eddie Brock/Venom di Spider-Man 3 bukanlah penampilan terbaik Topher Grace. Kondang karena membintangi salah satu serial remaja terbaik, That ‘70s Show, penonton tidak bisa menghilangkan citra Topher sebagai Eric Foreman yang suka Star Wars. Penampilan Topher sebagai Venom lebih mirip seperti Eric sedang cosplay penjahat di konvensi komik.
Ketika dibandingkan dengan Venom yang dibintangi dan diperankan Tom Hardy, salah casting itu jadi lebih mencolok. Meskipun Venom sangat disia-siakan di Spider-Man 3, Topher tidak memberikan vibe cowok tangguh. Dia terlihat lebih baik berkostum utuk peran kocak atau dramatis kecuali dia melakukan transformasi tipe Chris Pratt untuk menjadi bintang action yang bisa dipercaya.
2. David Hasselhoff — Nick Fury: Agent of S.H.I.E.L.D.
Foto: IMDb
Sebelum Samuel L Jackson dikenal sebagai Nick Fury paten di MCU, David Hasselhoff sudah terlebih dahulu memerankan tokoh ini di FTV Nick Fury: Agent of S.H.I.E.L.D. pada 1998. Saat itu, David sudah punya nama berkat perannya di Knight Rider dan Baywatch. Kabarnya, terpilihnya dia sebagai Nick Fury dimaksudkan untuk memperlihatkan muka yang dikenal dan mendorong penonton untuk nonton. Ya, itulah tujuan awalnya.
Penuh dengan dialog cheesy dan skrip yang lemah, David terlalu berlebihan dan tidak pernah benar-benar dipercaya sebagai Nick Fury. Film ini bisa menjadi awal sesuatu kalau di-casting dengan tepat. Karier David tidak ternoda oleh penampilannya ini. Dia masih punya resume panjang dan sukses di industri musik.
1. Shaquille O’Neal — Steel
Foto: Bomb Report
Pada 1997, Shaquille O’Neal di-casting seabgai John Irons/Steel di Steel. Legenda basket itu harus melawan dialog jelek dan skrip lemah untuk menjadi superhero berkostum baja. Penonton seharusnya ingat Shaq adalah atlet pertama dan terkenal, bukan seorang aktor. Sementara penampilannya tidak bagus, dia berusaha sebaik mungkin dengan apa yang diberikan yang mana tidak banyak.
Shaq punya peran memorable lain di film seperti Kazaam dan Hubie Halloween. Tapi, sulit melihatnya sebagai superhero selain mungkin Hulk atau Thanos. Di The Big Podcast with Shaq, dia bilang kalau tingginya 210 cm. Dia sepertinya tidak punya kegesitan dan keanggunan untuk bergerak cukup cepat demi menyelamatkan orang.
(alv)