10 Penampilan Terburuk Para Aktor di Film Superhero
loading...
A
A
A
Halle bukan nama asing untuk film action. Dia bahkan punya pengalaman memerankan superhero Storm di X-Men. Tapi, pengalaman itu tidak diterjemahkan dengan baik di Catwoman. Skrip dan penyutradaan buruk tidak berpihak pada Halle. Itu menyebabkan perwujudan Catwoman yang membosankan. Halle tidak mampu membawa kesenangan dan ketertarikan pada peran itu.
Audiens masih harus menanti untuk superhero wanita yang kuat dan ditulis dengan lebih baik. Penampilan Halle bukanlah yang terbaik di sini. Tapi, dia bekerja dengan apa yang telah diberikan kepadanya. Kariernya tidak dicederai penampilan ini karena dia masih sukses memerankan kembali Storm. Dia juga mendapatkan peran besar di Extant dan John Wick: Chapter 3 – Parabellum.
Foto: IGN
George Clooney sepertinya di-casting sebagai Batman karena ketenarannya di ER pada 1997. Popularitasnya bisa menarik penggemar ER ke bioskop untuk menontonnya sebagai superhero. Tapi, penampilannya canggung. Menjadi pemikat yang cepat bicara tidak diterjemahkan sebagai seorang vigilante di Gotham. George tidak bisa menjadi gelap dan murung.
Mempertimbangkan sejumah penampilan buruk di film itu, kesalahan tidak seluruhnya jatuh pada George. Dialog tidak membantu aktor di film itu bahkan kalau salah casting adalah masalahnya. Peran lebih pas yang dijalani George termasuk di Burn After Reading, The Descendants, dan film seri Ocean.
Foto: YouTube
Peran Eddie Brock/Venom di Spider-Man 3 bukanlah penampilan terbaik Topher Grace. Kondang karena membintangi salah satu serial remaja terbaik, That ‘70s Show, penonton tidak bisa menghilangkan citra Topher sebagai Eric Foreman yang suka Star Wars. Penampilan Topher sebagai Venom lebih mirip seperti Eric sedang cosplay penjahat di konvensi komik.
Ketika dibandingkan dengan Venom yang dibintangi dan diperankan Tom Hardy, salah casting itu jadi lebih mencolok. Meskipun Venom sangat disia-siakan di Spider-Man 3, Topher tidak memberikan vibe cowok tangguh. Dia terlihat lebih baik berkostum utuk peran kocak atau dramatis kecuali dia melakukan transformasi tipe Chris Pratt untuk menjadi bintang action yang bisa dipercaya.
Foto: IMDb
Sebelum Samuel L Jackson dikenal sebagai Nick Fury paten di MCU, David Hasselhoff sudah terlebih dahulu memerankan tokoh ini di FTV Nick Fury: Agent of S.H.I.E.L.D. pada 1998. Saat itu, David sudah punya nama berkat perannya di Knight Rider dan Baywatch. Kabarnya, terpilihnya dia sebagai Nick Fury dimaksudkan untuk memperlihatkan muka yang dikenal dan mendorong penonton untuk nonton. Ya, itulah tujuan awalnya.
Penuh dengan dialog cheesy dan skrip yang lemah, David terlalu berlebihan dan tidak pernah benar-benar dipercaya sebagai Nick Fury. Film ini bisa menjadi awal sesuatu kalau di-casting dengan tepat. Karier David tidak ternoda oleh penampilannya ini. Dia masih punya resume panjang dan sukses di industri musik.
Foto: Bomb Report
Pada 1997, Shaquille O’Neal di-casting seabgai John Irons/Steel di Steel. Legenda basket itu harus melawan dialog jelek dan skrip lemah untuk menjadi superhero berkostum baja. Penonton seharusnya ingat Shaq adalah atlet pertama dan terkenal, bukan seorang aktor. Sementara penampilannya tidak bagus, dia berusaha sebaik mungkin dengan apa yang diberikan yang mana tidak banyak.
Shaq punya peran memorable lain di film seperti Kazaam dan Hubie Halloween. Tapi, sulit melihatnya sebagai superhero selain mungkin Hulk atau Thanos. Di The Big Podcast with Shaq, dia bilang kalau tingginya 210 cm. Dia sepertinya tidak punya kegesitan dan keanggunan untuk bergerak cukup cepat demi menyelamatkan orang.
Audiens masih harus menanti untuk superhero wanita yang kuat dan ditulis dengan lebih baik. Penampilan Halle bukanlah yang terbaik di sini. Tapi, dia bekerja dengan apa yang telah diberikan kepadanya. Kariernya tidak dicederai penampilan ini karena dia masih sukses memerankan kembali Storm. Dia juga mendapatkan peran besar di Extant dan John Wick: Chapter 3 – Parabellum.
4. George Clooney — Batman & Robin
Foto: IGN
George Clooney sepertinya di-casting sebagai Batman karena ketenarannya di ER pada 1997. Popularitasnya bisa menarik penggemar ER ke bioskop untuk menontonnya sebagai superhero. Tapi, penampilannya canggung. Menjadi pemikat yang cepat bicara tidak diterjemahkan sebagai seorang vigilante di Gotham. George tidak bisa menjadi gelap dan murung.
Mempertimbangkan sejumah penampilan buruk di film itu, kesalahan tidak seluruhnya jatuh pada George. Dialog tidak membantu aktor di film itu bahkan kalau salah casting adalah masalahnya. Peran lebih pas yang dijalani George termasuk di Burn After Reading, The Descendants, dan film seri Ocean.
3. Topher Grace — Spider-Man 3
Foto: YouTube
Peran Eddie Brock/Venom di Spider-Man 3 bukanlah penampilan terbaik Topher Grace. Kondang karena membintangi salah satu serial remaja terbaik, That ‘70s Show, penonton tidak bisa menghilangkan citra Topher sebagai Eric Foreman yang suka Star Wars. Penampilan Topher sebagai Venom lebih mirip seperti Eric sedang cosplay penjahat di konvensi komik.
Ketika dibandingkan dengan Venom yang dibintangi dan diperankan Tom Hardy, salah casting itu jadi lebih mencolok. Meskipun Venom sangat disia-siakan di Spider-Man 3, Topher tidak memberikan vibe cowok tangguh. Dia terlihat lebih baik berkostum utuk peran kocak atau dramatis kecuali dia melakukan transformasi tipe Chris Pratt untuk menjadi bintang action yang bisa dipercaya.
2. David Hasselhoff — Nick Fury: Agent of S.H.I.E.L.D.
Foto: IMDb
Sebelum Samuel L Jackson dikenal sebagai Nick Fury paten di MCU, David Hasselhoff sudah terlebih dahulu memerankan tokoh ini di FTV Nick Fury: Agent of S.H.I.E.L.D. pada 1998. Saat itu, David sudah punya nama berkat perannya di Knight Rider dan Baywatch. Kabarnya, terpilihnya dia sebagai Nick Fury dimaksudkan untuk memperlihatkan muka yang dikenal dan mendorong penonton untuk nonton. Ya, itulah tujuan awalnya.
Penuh dengan dialog cheesy dan skrip yang lemah, David terlalu berlebihan dan tidak pernah benar-benar dipercaya sebagai Nick Fury. Film ini bisa menjadi awal sesuatu kalau di-casting dengan tepat. Karier David tidak ternoda oleh penampilannya ini. Dia masih punya resume panjang dan sukses di industri musik.
1. Shaquille O’Neal — Steel
Foto: Bomb Report
Pada 1997, Shaquille O’Neal di-casting seabgai John Irons/Steel di Steel. Legenda basket itu harus melawan dialog jelek dan skrip lemah untuk menjadi superhero berkostum baja. Penonton seharusnya ingat Shaq adalah atlet pertama dan terkenal, bukan seorang aktor. Sementara penampilannya tidak bagus, dia berusaha sebaik mungkin dengan apa yang diberikan yang mana tidak banyak.
Shaq punya peran memorable lain di film seperti Kazaam dan Hubie Halloween. Tapi, sulit melihatnya sebagai superhero selain mungkin Hulk atau Thanos. Di The Big Podcast with Shaq, dia bilang kalau tingginya 210 cm. Dia sepertinya tidak punya kegesitan dan keanggunan untuk bergerak cukup cepat demi menyelamatkan orang.
(alv)