Ini 5 Buku Fiksi untuk Membuka Cakrawala Berpikirmu

JAKARTA - Deretan buku ini bukan fiksi sembarang fiksi. Semuanya punya latar cerita dari realitas kehidupan yang kadang indah, kadang juga pahit.

Masalah nyata seperti kesehatan mental, rasisme, pembungkaman berekspresi, serta nasib masyarakat marjinal bisa menjadi latar sebuah kisah fiksi.

Kisah-kisah inilah yang bisa membantu kamu mulai mengenal sejarah, juga membuka sudut pandang baru pada banyak hal.

Berikut rekomendasi buku yang mungkin bisa membuka pikiran dan memberi sudut pandang baru untuk kamu.

1. TO KILL A MOCKINGBIRD – HARPER LEE

Foto:J. B. Lippincott & Co.

Membaca buku ini akan membuka mata kamu betapa pedihnya jadi korban rasisme di tengah masyarakat yang penuh kebencian dan irasional. Buku klasik ini bercerita dari sudut pandang seorang bocah kulit putih yang polos, yang ayahnya menjadi pengacara untuk orang kulit hitam yang dituduh memperkosa perempuan kulit putih.

2. GERMINAL - EMILE ZOLA

Foto:G. Charpentier

Kisahnya tentang kaum buruh yang berusaha mendapatkan penghidupan yang layak, tapi sulit untuk diraih. "Germinal" juga memotret tentang keserakahan manusia yang gak pernah ada habisnya.

3. ALL THE BRIGHT PLACES – JENNIFER NIVEN

Foto: Alfred A. Knopf Publisher

Isu kesehatan mental masih banyak disepelekan oleh banyak orang. Lewat buku ini, kamu bisa belajar tentang kehidupan mereka yang sedang berjuang menaklukkan depresi dan keinginan untuk bunuh diri, sekaligus memahami bahwa tiap orang punya masalah yang berbeda-beda.

4. LAUT BERCERITA - LEILA S. CHUDORI

Foto: Kepustakaan Populer Gramedia

Mengambil latar pada masa Orde Baru, Laut Bercerita menggambarkan perjuangan, tekanan, dan bahaya yang harus dihadapi para aktivis dan mahasiswa dalam memperjuangkan hak-hak kemanusiaan mereka.

5. RONGGENG DUKUH PARUK - AHMAD TOHARI

Foto: Gramedia Pustaka Utama

"Ronggeng Dukuh Paruk" menunjukkan kehidupan seorang penari ronggeng yang harus merelakan tubuhnya diobjektifikasi secara seksual. Selain mengangkat sejarah budaya ronggeng, buku ini juga mengulas tentang pahitnya hidup sang ronggeng.

GenSINDO
Ratih Dwi Pratiwi
Politeknik Negeri Jakarta