3 Revolusi Teknologi yang Bakal Mengubah Cara Manusia Menjalani Hidup
loading...
A
A
A
JAKARTA - Revolusi teknologi berlangsung dalam waktu cepat dan bertujuan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitasnya.
Setidaknya ada tiga revolusi yang bergabung dan akan sangat memengaruhi cara manusia dalam beraktivitas dan menjalin hubungan. Mengutip Psychology Today¸berikut ini tiga revolusi teknologi yang membentuk masa depan manusia.
1. Revolusi Kognitif
Foto: Secondlife
Revolusi kognitif mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi. Revolusi ini terjadi melalui aplikasi kecerdasan buatan (AI) dan asisten pribadi.Kemampuan AI saat ini adalah bisa mengenali objek, mengidentifikasi wajah individu, memahami kata-kata yang diucapkan, menerjemahkan bahasa, dan menyelesaikan banyak tugas berguna lainnya.
Model yang lebih canggih kini sedang dikembangkan untuk mendapatkan percakapan manusia ke manusia. Peningkatan ini berasal dari basis data, model, dan metode yang lebih baik, dan membuat percakapan antarmanusia menjadi lebih memuaskan dan menarik.
Contohnya seperti Woebot, sistem AI yang bisa berinteraksi dengan pengguna secara emosional. Woebot diluncurkan oleh tim psikolog Stanford pada pertengahan 2017. Aplikasi ini memantau suasana hati pengguna dan menerapkan teknik terapi perilaku kognitif (CBT) untuk membantu mereka mengatasi masalah sehari-hari seperti stres, penyakit kesehatan mental, dan kesepian.
Semua itu diprogram untuk merespons dengan cara yang sangat mirip dengan manusia. Setiap minggu Woebot menanggapi sekitar dua juta pesan dari pengguna dan sudah terbukti hasilnya.
2. Revolusi Sensorik
Foto: Secondlife
Revolusi sensorik mengubah batas visual dan suara. Beberapa contoh dampak revolusi sensorik pada suatu hubungan, seperti penghuni dunia virtual seperti Second Life dan Avakin Life yang mampu berinteraksi secara emosional.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Film dan Serial Bertema Robot dan Dunia Futuristik
Pengguna teknologi tersebut mengungkapkan bahwa mereka memiliki perasaan nyata di dunia virtual. Pengalaman dan emosi pengguna pun terus berkembang dan terasa nyata.
3. Revolusi Fisik
Foto: Kedglobal
Terakhir, revolusi fisik dibuat untuk meniru gerakan dan interaksi manusia. Prediksi ini sangat masuk akal mengingat banyaknya teknologi dan aplikasi yang dikembangkan selama pandemi COVID-19, yang mungkin menjadi momen penting dalam penggunaan robot.
Baca Juga: 4 Anime dan Manga yang Ditinggal Penulis sebelum Tamat
Salah satunya adalah TOMI, sebuah robot yang dikembangkan bersama Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk melakukan disinfektan di tempat-tempat kritis yang memerlukan dekontaminasi. Robot lainnya, seperti Tug, menggunakan AI untuk mendiagnosis orang yang terinfeksi tanpa membahayakan orang lain.
Sementara Boston Dynamics membantu petugas kesehatan menangani pandemi. Ada juga robo-psikolog dan robo-perawat, dapat memotivasi pasien untuk menjadi lebih sehat secara mental dan fisik.
Habil Achmad Samsuri
Politeknik Negeri Media Kreatif
Kontributor GenSINDO XII
Instagram: @habilachs
Setidaknya ada tiga revolusi yang bergabung dan akan sangat memengaruhi cara manusia dalam beraktivitas dan menjalin hubungan. Mengutip Psychology Today¸berikut ini tiga revolusi teknologi yang membentuk masa depan manusia.
1. Revolusi Kognitif
Foto: Secondlife
Revolusi kognitif mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi. Revolusi ini terjadi melalui aplikasi kecerdasan buatan (AI) dan asisten pribadi.Kemampuan AI saat ini adalah bisa mengenali objek, mengidentifikasi wajah individu, memahami kata-kata yang diucapkan, menerjemahkan bahasa, dan menyelesaikan banyak tugas berguna lainnya.
Model yang lebih canggih kini sedang dikembangkan untuk mendapatkan percakapan manusia ke manusia. Peningkatan ini berasal dari basis data, model, dan metode yang lebih baik, dan membuat percakapan antarmanusia menjadi lebih memuaskan dan menarik.
Contohnya seperti Woebot, sistem AI yang bisa berinteraksi dengan pengguna secara emosional. Woebot diluncurkan oleh tim psikolog Stanford pada pertengahan 2017. Aplikasi ini memantau suasana hati pengguna dan menerapkan teknik terapi perilaku kognitif (CBT) untuk membantu mereka mengatasi masalah sehari-hari seperti stres, penyakit kesehatan mental, dan kesepian.
Semua itu diprogram untuk merespons dengan cara yang sangat mirip dengan manusia. Setiap minggu Woebot menanggapi sekitar dua juta pesan dari pengguna dan sudah terbukti hasilnya.
2. Revolusi Sensorik
Foto: Secondlife
Revolusi sensorik mengubah batas visual dan suara. Beberapa contoh dampak revolusi sensorik pada suatu hubungan, seperti penghuni dunia virtual seperti Second Life dan Avakin Life yang mampu berinteraksi secara emosional.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Film dan Serial Bertema Robot dan Dunia Futuristik
Pengguna teknologi tersebut mengungkapkan bahwa mereka memiliki perasaan nyata di dunia virtual. Pengalaman dan emosi pengguna pun terus berkembang dan terasa nyata.
3. Revolusi Fisik
Foto: Kedglobal
Terakhir, revolusi fisik dibuat untuk meniru gerakan dan interaksi manusia. Prediksi ini sangat masuk akal mengingat banyaknya teknologi dan aplikasi yang dikembangkan selama pandemi COVID-19, yang mungkin menjadi momen penting dalam penggunaan robot.
Baca Juga: 4 Anime dan Manga yang Ditinggal Penulis sebelum Tamat
Salah satunya adalah TOMI, sebuah robot yang dikembangkan bersama Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk melakukan disinfektan di tempat-tempat kritis yang memerlukan dekontaminasi. Robot lainnya, seperti Tug, menggunakan AI untuk mendiagnosis orang yang terinfeksi tanpa membahayakan orang lain.
Sementara Boston Dynamics membantu petugas kesehatan menangani pandemi. Ada juga robo-psikolog dan robo-perawat, dapat memotivasi pasien untuk menjadi lebih sehat secara mental dan fisik.
Habil Achmad Samsuri
Politeknik Negeri Media Kreatif
Kontributor GenSINDO XII
Instagram: @habilachs
(ita)