9 Masalah Etika dalam AI atau Kecerdasan Buatan yang Perlu Kamu Ketahui
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menggunakan teknologi berbasis AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan sangat membantu proses pekerjaan manusia. Namun, AI juga bisa jadi ancaman bagi kehidupan manusia.
Melansir dari situs webWorld Economic Forum, perusahaan raksasa dunia seperti Alphabet, Amazon, Facebook, dan Microsoft percaya bahwa kecerdasan buatan tepat untuk dikembangkan dalam jangka panjang. Namun seiring dengan itu, berbagai masalah etika juga ikut mengemuka jika AI digunakan oleh semakin banyak pihak.
Nah, berikut ini enam masalah etika terkait AI yang perlu kamu ketahui.
Foto:Getty Images
Seiring dengan kecanggihan teknologi, akan semakin banyak pekerjaan yang akan terpengaruh oleh teknologi. Hal ini tentunya semakin banyak posisi atau pekerjaan yang akan tersingkirkan dengan mesin.
Hal ini nantinya akan menciptakan pengangguran massal pada masa mendatang. Bahkan kini sudah banyak pekerja yang tergantikan oleh teknologi mesin dan aplikasi.
Foto:Getty Images
Masih terkait dengan poin nomor satu, sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersisa hanya akan terbagi kepada orang-orang yang menjalankan mesin atausistem AI. Ini lagi-lagi akan memperlebar kesenjangansosial dan gaji.
Yang menyedihkan, justru perusahaan bisa jadi akan lebih hemat tanpa menggunakan banyak tenaga kerja manusia.
Foto: Getty Images
Manusia mungkin akan membentuk suatu ikatan dengan robot, bahkan akan merasa kecintaannya dengan robot karena kerja manusia yang termudahkan.Risiko yang terjadi jika terus bergantung pada AI adalah hilangnya kemampuan berpikir dan kreativitas diri.
Namun, mungkin ada aplikasi alternatif untuk perangkat lunak yang berguna untuk memusatkan perhatian dan mendorong perilaku tertentu pada manusia. Jika diterapkan dengan tepat, hal ini bisa jadi peluang untuk mendorong individu bertindak dengan cara yang lebih bermanfaat bagi mereka.
Foto:Flo Ngala/The New York Times
AI dibuat oleh manusia, sehingga akan rentan terkena bias. Bias ini dapat mengakibatkan ketidakadilan dan diskriminasi pada kelompok tertentu.
Ada beberapa aktivitas yang menunjukkan bias, salah satunya image roulette (aplikasi pengenalan wajah) yang membuat pandangan tentang foto wajah yang diunggah mulai dari jenis kelamin dan profesi hingga karakter pribadi. kemudian aplikasi ini dikritik karena dianggap menyinggung, tidak akurat, dan rasis.
Jika pengembangnya sendiri tidak mengevaluasi dan mengatasi bias ini, AI dan aplikasi dapat melebarluaskan ketidakadilan dan diskriminasi tersebut.
Foto: Shuttertock
Pengumpulan data pribadi oleh AI masih menimbulkan pertanyaanseputar bagaimana data tersebut digunakan dan olehsiapa. Contohnya Intelligent Personal Assistants (IPA), seperti Siri milik Apple, Google Home, dan Amazon's Echo. Saat gawai diaktifkan dengan suara ini, gawai dapat mengetahui minat dan perilaku penggunanya.
Foto: Livemint
AI digunakan untuk informasi yang salah, seolah-olah informasi itu benar, padahal pada kenyataannya itu tidak benar. dapat menciptakan perpecahan dalam beropini sehingga dapat menimbulkan kerugian, misalnyasaja deepfake.
Alpian
Kontributor GenSINDO
MNC University
Instagram: @vyanfree
Melansir dari situs webWorld Economic Forum, perusahaan raksasa dunia seperti Alphabet, Amazon, Facebook, dan Microsoft percaya bahwa kecerdasan buatan tepat untuk dikembangkan dalam jangka panjang. Namun seiring dengan itu, berbagai masalah etika juga ikut mengemuka jika AI digunakan oleh semakin banyak pihak.
Nah, berikut ini enam masalah etika terkait AI yang perlu kamu ketahui.
1. Mempertajam Masalah Pengangguran
Foto:Getty Images
Seiring dengan kecanggihan teknologi, akan semakin banyak pekerjaan yang akan terpengaruh oleh teknologi. Hal ini tentunya semakin banyak posisi atau pekerjaan yang akan tersingkirkan dengan mesin.
Hal ini nantinya akan menciptakan pengangguran massal pada masa mendatang. Bahkan kini sudah banyak pekerja yang tergantikan oleh teknologi mesin dan aplikasi.
2. Ketimpangan Makin Nyata
Foto:Getty Images
Masih terkait dengan poin nomor satu, sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersisa hanya akan terbagi kepada orang-orang yang menjalankan mesin atausistem AI. Ini lagi-lagi akan memperlebar kesenjangansosial dan gaji.
Yang menyedihkan, justru perusahaan bisa jadi akan lebih hemat tanpa menggunakan banyak tenaga kerja manusia.
3. Mesin Bisa Memengaruhi Interaksi Manusia
Foto: Getty Images
Manusia mungkin akan membentuk suatu ikatan dengan robot, bahkan akan merasa kecintaannya dengan robot karena kerja manusia yang termudahkan.Risiko yang terjadi jika terus bergantung pada AI adalah hilangnya kemampuan berpikir dan kreativitas diri.
Namun, mungkin ada aplikasi alternatif untuk perangkat lunak yang berguna untuk memusatkan perhatian dan mendorong perilaku tertentu pada manusia. Jika diterapkan dengan tepat, hal ini bisa jadi peluang untuk mendorong individu bertindak dengan cara yang lebih bermanfaat bagi mereka.
4. Bias dalam AI
Foto:Flo Ngala/The New York Times
AI dibuat oleh manusia, sehingga akan rentan terkena bias. Bias ini dapat mengakibatkan ketidakadilan dan diskriminasi pada kelompok tertentu.
Ada beberapa aktivitas yang menunjukkan bias, salah satunya image roulette (aplikasi pengenalan wajah) yang membuat pandangan tentang foto wajah yang diunggah mulai dari jenis kelamin dan profesi hingga karakter pribadi. kemudian aplikasi ini dikritik karena dianggap menyinggung, tidak akurat, dan rasis.
Jika pengembangnya sendiri tidak mengevaluasi dan mengatasi bias ini, AI dan aplikasi dapat melebarluaskan ketidakadilan dan diskriminasi tersebut.
5. Keamanan dan Privasi
Foto: Shuttertock
Pengumpulan data pribadi oleh AI masih menimbulkan pertanyaanseputar bagaimana data tersebut digunakan dan olehsiapa. Contohnya Intelligent Personal Assistants (IPA), seperti Siri milik Apple, Google Home, dan Amazon's Echo. Saat gawai diaktifkan dengan suara ini, gawai dapat mengetahui minat dan perilaku penggunanya.
6. Misinformasi
Foto: Livemint
AI digunakan untuk informasi yang salah, seolah-olah informasi itu benar, padahal pada kenyataannya itu tidak benar. dapat menciptakan perpecahan dalam beropini sehingga dapat menimbulkan kerugian, misalnyasaja deepfake.
Alpian
Kontributor GenSINDO
MNC University
Instagram: @vyanfree
(ita)