5 Tanda Kamu Jadi Korban Breadcrumbing alias PHP
loading...
A
A
A
JAKARTA - Breadcrumbing adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan serangkaian tindakan palsu yang membuat orang yang menerima tindakan itu jadi berharap akan sesuatu.
Mengutip Psychology Today, tindakan palsu itu bisa berupa menggoda (flirting), menunjukkan rasa antusias (padahal sebenarnya tidak), dan ketertarikan. Dalam bahasa gaul di Indonesia, aksi-aksi palsu yang membuat seseorang memiliki harapan ini bisa disebut sebagai Pemberi Harapan Palsu alias PHP.
Breadcrumbing alias PHP bisa terjadi dalam jenis hubungan apa pun, dari urusan percintaan , karier, keluarga, juga pertemanan. Pelaku PHP umumnya adalah orang yang tidak konsisten dan minim integritas.
Mereka juga punya sifat narsisisme, manipulatif, dan kecenderungan melakukan kekerasan emosional (emotional abuse). Sementara korbannya akan jatuh dalam kondisi tersiksa secara emosional, dan terjebak dalam harapan palsu.
Nah, berikut ini ciri-ciri hubungan yang melibatkan aksi breadcrumbing alias PHP.
1. Ketidakjelasan Hubungan dan Emosi Tidak Stabil
Foto: iStockphoto
Hubungan yang tidak jelas memicu ketidakstabilan emosi pada korban PHP. Ia akan selalu bertanya-tanya tentang apa yang salah dalam diri dan perilakunya hingga hubungan tidak berjalan sesuai harapannya.
Perasaan insecure itu akan membuatnya bingung dan meragukan dirinya sendiri, lantas berujung pada rasa tidak percaya diri dalam membangun hubungan berikutnya.
2. Hubungan Penuh Ketergantungan
Foto: iStockphoto
Dalam banyak kasus, korban PHP akan membuat dirinya bergantung pada pelaku breadcrumbing. Ini dilakukannya untuk membangun ilusi tentang hubungan yang positif.
Dalam kasus lainnya, korban akan berusaha keras menyenangkan pelaku, sementara pelaku tak pernah melakukan hal yang sama pada korban. Ia bisa saja bersikap manis pada pelaku, jika ada maunya. Jika kemauannya sudah terpenuhi, maka sikapnya akan kembali acuh alias tidak peduli.
Baca Juga: 9 Pasangan Artis Korea yang Awet Pacaran Lebih dari 5 Tahun
3. Menunggu dan Menunggu Selalu
Foto: iStockphoto
Masih ada kaitannya dengan ketergantungan pada pelaku, korban PHP akan selalu menunggu ditelepon atau diajak berkomunikasi. Jika hal ini berlanjut terus-menerus, maka korban akan semakin bergantung dan kehilangan harga dirinya.
4. Merasa Dimanfaatkan atau Malah Menolak Mengakuinya
Foto: Mikoto.raw/Pexels
Jauh di lubuk hatinya, para korban tahu bahwa mereka dimanipulasi atau dimanfaatkan. Namun sebagian memilih bertahan dalam hubungan tersebut karena tidak mampu menghadapi kenyataan bahwa sang pelaku benar-benar tidak peduli padanya.
Mengutip Psychology Today, tindakan palsu itu bisa berupa menggoda (flirting), menunjukkan rasa antusias (padahal sebenarnya tidak), dan ketertarikan. Dalam bahasa gaul di Indonesia, aksi-aksi palsu yang membuat seseorang memiliki harapan ini bisa disebut sebagai Pemberi Harapan Palsu alias PHP.
Breadcrumbing alias PHP bisa terjadi dalam jenis hubungan apa pun, dari urusan percintaan , karier, keluarga, juga pertemanan. Pelaku PHP umumnya adalah orang yang tidak konsisten dan minim integritas.
Mereka juga punya sifat narsisisme, manipulatif, dan kecenderungan melakukan kekerasan emosional (emotional abuse). Sementara korbannya akan jatuh dalam kondisi tersiksa secara emosional, dan terjebak dalam harapan palsu.
Nah, berikut ini ciri-ciri hubungan yang melibatkan aksi breadcrumbing alias PHP.
1. Ketidakjelasan Hubungan dan Emosi Tidak Stabil
Foto: iStockphoto
Hubungan yang tidak jelas memicu ketidakstabilan emosi pada korban PHP. Ia akan selalu bertanya-tanya tentang apa yang salah dalam diri dan perilakunya hingga hubungan tidak berjalan sesuai harapannya.
Perasaan insecure itu akan membuatnya bingung dan meragukan dirinya sendiri, lantas berujung pada rasa tidak percaya diri dalam membangun hubungan berikutnya.
2. Hubungan Penuh Ketergantungan
Foto: iStockphoto
Dalam banyak kasus, korban PHP akan membuat dirinya bergantung pada pelaku breadcrumbing. Ini dilakukannya untuk membangun ilusi tentang hubungan yang positif.
Dalam kasus lainnya, korban akan berusaha keras menyenangkan pelaku, sementara pelaku tak pernah melakukan hal yang sama pada korban. Ia bisa saja bersikap manis pada pelaku, jika ada maunya. Jika kemauannya sudah terpenuhi, maka sikapnya akan kembali acuh alias tidak peduli.
Baca Juga: 9 Pasangan Artis Korea yang Awet Pacaran Lebih dari 5 Tahun
3. Menunggu dan Menunggu Selalu
Foto: iStockphoto
Masih ada kaitannya dengan ketergantungan pada pelaku, korban PHP akan selalu menunggu ditelepon atau diajak berkomunikasi. Jika hal ini berlanjut terus-menerus, maka korban akan semakin bergantung dan kehilangan harga dirinya.
4. Merasa Dimanfaatkan atau Malah Menolak Mengakuinya
Foto: Mikoto.raw/Pexels
Jauh di lubuk hatinya, para korban tahu bahwa mereka dimanipulasi atau dimanfaatkan. Namun sebagian memilih bertahan dalam hubungan tersebut karena tidak mampu menghadapi kenyataan bahwa sang pelaku benar-benar tidak peduli padanya.