Kritis Sejak Dini, Berikut 5 Aktivis Muda yang Menginspirasi

Jum'at, 12 Juni 2020 - 23:00 WIB
loading...
Kritis Sejak Dini, Berikut 5 Aktivis Muda yang Menginspirasi
Greta Thunberg memulai aktivismenya seorang diri dengan melakukan aksi protes di depan gedung parlemen Swedia. Foto/fortune.com
A A A
JAKARTA - Zaman yang semakin berkembang dinamis melahirkan masalah-masalah baru yang memerlukan perhatian anak muda sebagai penyuara keresahan dan keadilan kepada para pemangku kebijakan.

Banyak anak muda yang mulai memiliki kesadaran akan isu-isu kritis, di antara bahkan memulainya sejak usia masih di bawah 20 tahun. Berikut lima aktivis muda inspiratif yang mampu mengubah dunia.

1. MALALA YOUSAFZAI (22 TAHUN)

Kritis Sejak Dini, Berikut 5 Aktivis Muda yang Menginspirasi

Foto: malala.yousafzai.com

Malala merupakan aktivis muda dari Pakistan yang terkenal akan keberaniannya memperjuangkan hak pendidikan untuk perempuan. Malala populer saat kelompok ekstrimis Taliban melarang perempuan untuk bersekolah di Pakistan. Akibat kegiatannya yang menngampanyekan hak penidikan tersebut, pada 2012 Malala ditembak oleh kelompok bersenjata Taliban di kepalanya. Kejadian ini tentu mengundang atensi berbagai pihak.

Keberanian serta kegigihan Malala dalam memperjuangkan haknya, membawa dia menjadi pembicara pada forum-forum internasional. Usaha Malala dalam bidang kesetaraan pendidikan juga mendapatkan apresiasi yang luar biasa, dengan menjadi penerima hadiah Nobel pada 2014 dan menjadi yang termuda untuk menerimanya.

2. FAYE SIMANJUNTAK (18 TAHUN)

Kritis Sejak Dini, Berikut 5 Aktivis Muda yang Menginspirasi

Foto:Instagram @chocodaawg

Faye merupakan aktivis asal Indonesia yang fokus kepada isu kejahatan seksual dan perdagangan anak. Ketertarikan Faye pada isu tersebut membawanya untuk membuat sebuah organisasi yang bernama Rumah Faye, organisasi yang didirikan sejak 2013 ini bertujuan untuk membantu anak-anak yang menjadi korban kekerasan, eksploitasi, dan perdagangan manusia.

Mengutip wawancaranya bersama Forbes Indonesia, Faye mengatakan bahwa alasan didirikannya Rumah Faye karena dia melihat bahwa kekuatan peer to peer education atau pendidik sebaya lebih signifikan, karena anak dan remaja lebih terbuka kepada temannya ketimbang mentor atau guru.

Faye juga mengatakan bahwa saat ini Rumah Faye sudah memiliki tempat penampungan bagi anak-anak yang menjadi korban agar dapat direhabilitasi. Usaha Faye yang luar biasa dalam isu tersebut juga mendapatkan atensi lmasyarakat, dengan diundangnya Faye menjadi pembicara di PBB pada 2016 dan juga masuk dalam daftar "Forbes 30 under 30".

3. MELATI DAN ISABEL WIJSEN (21 DAN 19 TAHUN)

Kritis Sejak Dini, Berikut 5 Aktivis Muda yang Menginspirasi

Foto:Instagram @melatiwijsen

Dua bersaudara ini merupakan aktivis lingkungan dari Bali yang berhasil medapatkan penghargaan dan atensi internasional. Melati dan Isabel termotivasi untuk melakukan kegiatan sosial ketika mereka menerima pelajaran mengenai tokoh-tokoh dunia di sekolah. Hal inilah yang membuat mereka tergerak untuk berdampak sedari muda.

Melati dan Isabel mendirikan Bye Bye Plastic Bags (BBPB) yaitu sebuah LSM yang fokus untuk meningkatkan kesadaran anak muda terhadap isu lingkungan. BBPB saat ini sudah menjadi sebuah gerakan internasional yang memiliki 50 cabang secara global. Pada 2017 lalu, Isabel dan Melati berhasil meraih penghargaan BAMBI di Jerman, dan menjadi yang termuda untuk menerima penghargaan tersebut. Selain itu mereka juga masuk ke dalam daftar "Forbes 30 under 30".

4. JACK ANDRAKA (23 Tahun)

Kritis Sejak Dini, Berikut 5 Aktivis Muda yang Menginspirasi

Foto:James Duncan Davidson/ted.com

Jack merupakan seorang penemu dan peneliti asal Amerika Serikat yang dikenal dengan penemuannya dalam mendeteksi kanker pankreas pada saat dia berusia 16 tahun. Ketertarikan Jack pada penyakit ini berawal ketika seorang keluarga dari temannya meninggal karena penyakit tersebut.

Kanker pankreas sendiri merupakan kanker yang mematikan dan menelan banyak korban. Jack menilai bahwa hal ini terjadi karena tidak adanya diagnosis yang cepat, murah dan akurat. Berawal dari hal tersebut, Jack mulai mengembangkan penelitiannya, dan membuat proposal untuk merealisasikan poyek nya tersebut. Sebanyak 200 peneliti menolak proposalnya dan hanya ada satu yang menerima yaitu Dr.Anirban Maitra.

Hasil dari penelitian yang dia lakukan terbilang luar biasa, Jack berhasil memciptakan alat diagnosa kanker pankreas yang akurasinya mencapai 90%. Selain itu metode ini juga membutuhkan waktu yang sangat singkat yaitu sekitar lima menit, dan metode yang ditemukan Jack ini juga jauh lebih murah daripada metode-metode sebelumnya. Penemuannya tersebut memenangkan hadiah sebesar USD75 ribu pada kegiatan Intel International Science and Engineering Fair. Jack yang saat ini berkuliah di Stanford University juga mengajak anak muda untuk teribat aktif dalam pengembangan sains.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2009 seconds (0.1#10.140)