5 Pelajaran Hidup dari Novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Keajaiban Toko Kelontong Namiya adalah novel laris internasional garapan penulis tersohor Jepang Keigo Higashino yang diterbitkan pertama kali pada 2012.
Namun tidak seperti novel Keigo yang lain yang bergenre misteri, Keajaiban Toko Kelontong Namiya adalah novel dengan genre fantasi. Novel ini juga sudah diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama pada 2017.
Novel fantasi yang sangat hangat ini menceritakan tentang tiga pemuda berandal Atsuya, Kohei, dan Shota. Mereka bersembunyi di sebuah toko kelontong tak berpenghuni setelah melakukan pencurian.
Namun tiba-tiba sepucuk surat misterius mendadak diselipkan ke dalam toko melalui lubang surat. Ketiganya lalu menyadari bahwa surat itu membawa mereka ke petualangan melintasi waktu.
Selain ceritanya yang luar biasa, salah satu hal yang membuat novel ini istimewa adalah banyaknya pesan moral dan pelajaran hidup yang terkandung di dalamnya. Berikut adalah lima pelajaran hidup yang terkandung di dalam novelnya.
1. Jangan Meremehkan Kekuatan Kata-Kata
Foto: Freepik
Toko Kelontong Namiya adalah sebuah toko kelontong milik Kakek Namiya yang juga membuka konsultasi rahasia. Meskipun semula jasa konsultasi ini dimulai karena keisengan anak-anak biasa, tapi semakin lama masalah yang diterima Kakek Namiya semakin kompleks.
“Aku selalu berpikir keras setiap kali menerima surat balasan dan berani bersumpah tidak pernah satu kali pun menjawab asal-asalan. Namun, aku tidak tahu apakah jawaban-jawaban tersebut memang membantu mereka. Bagaimana jika mereka menuruti nasihatku dan tindakan tersebut membawa ketidakbahagiaan bagi mereka?” (halaman 165).
Di sini, saran yang diberikan kakek Namiya bisa saja mempengaruhi pilihan hidup orang yang berkonsultasi. Nasihatnya ini bisa membuat orang ingin terus hidup atau justru memilih mengakhirinya. Karena itulah pesan pentingnya adalah jangan meremehkan kekuatan kata-kata.
2. Pentingnya Mendengar dan Menanggapi Cerita Orang Lain dengan Baik
Foto: Freepik
Kakek Namiya adalah orang yang hangat. Ia selalu menerima dan menyimak dengan saksama apa pun konsultasi yang masuk ke tokonya dan menjawabnya dengan sungguh-sungguh.
Meskipun tidak ‘mendengarkan’ cerita mereka secara harfiah, tapi pelanggan-pelanggannya memiliki hubungan emosional dan mendalam dengan Kakek Namiya. Ini karena mereka merasa ada yang mendengar keluhan mereka, walaupun hanya persoalan remeh.
“Aku juga kaget melihatnya begitu berterima kasih. Padahal yang kulakukan hanya membalas pertanyaan setengah usil ini dengan sedikit bijak.”
“Justru itu alasan dia tidak pernah lupa.”
“Sepertinya begitu selain tidak pernah lupa dia juga menyerapnya dan menerapkannya. Sebenarnya dia tidak perlu berterima kasih padaku karena kemampuannya sendiri yang membuat segalanya berjalan lancar.”
“Jelas dia sangat bahagia karena pertanyaan yang dilontarkannya dengan niat bercanda justru ditanggapi serius. Tidak heran dia terus mengingatnya” (halaman 172).
3. Jangan Cepat Menyerah pada Mimpimu
Foto: Freepik
Namun tidak seperti novel Keigo yang lain yang bergenre misteri, Keajaiban Toko Kelontong Namiya adalah novel dengan genre fantasi. Novel ini juga sudah diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama pada 2017.
Novel fantasi yang sangat hangat ini menceritakan tentang tiga pemuda berandal Atsuya, Kohei, dan Shota. Mereka bersembunyi di sebuah toko kelontong tak berpenghuni setelah melakukan pencurian.
Namun tiba-tiba sepucuk surat misterius mendadak diselipkan ke dalam toko melalui lubang surat. Ketiganya lalu menyadari bahwa surat itu membawa mereka ke petualangan melintasi waktu.
Selain ceritanya yang luar biasa, salah satu hal yang membuat novel ini istimewa adalah banyaknya pesan moral dan pelajaran hidup yang terkandung di dalamnya. Berikut adalah lima pelajaran hidup yang terkandung di dalam novelnya.
1. Jangan Meremehkan Kekuatan Kata-Kata
Foto: Freepik
Toko Kelontong Namiya adalah sebuah toko kelontong milik Kakek Namiya yang juga membuka konsultasi rahasia. Meskipun semula jasa konsultasi ini dimulai karena keisengan anak-anak biasa, tapi semakin lama masalah yang diterima Kakek Namiya semakin kompleks.
“Aku selalu berpikir keras setiap kali menerima surat balasan dan berani bersumpah tidak pernah satu kali pun menjawab asal-asalan. Namun, aku tidak tahu apakah jawaban-jawaban tersebut memang membantu mereka. Bagaimana jika mereka menuruti nasihatku dan tindakan tersebut membawa ketidakbahagiaan bagi mereka?” (halaman 165).
Di sini, saran yang diberikan kakek Namiya bisa saja mempengaruhi pilihan hidup orang yang berkonsultasi. Nasihatnya ini bisa membuat orang ingin terus hidup atau justru memilih mengakhirinya. Karena itulah pesan pentingnya adalah jangan meremehkan kekuatan kata-kata.
2. Pentingnya Mendengar dan Menanggapi Cerita Orang Lain dengan Baik
Foto: Freepik
Kakek Namiya adalah orang yang hangat. Ia selalu menerima dan menyimak dengan saksama apa pun konsultasi yang masuk ke tokonya dan menjawabnya dengan sungguh-sungguh.
Meskipun tidak ‘mendengarkan’ cerita mereka secara harfiah, tapi pelanggan-pelanggannya memiliki hubungan emosional dan mendalam dengan Kakek Namiya. Ini karena mereka merasa ada yang mendengar keluhan mereka, walaupun hanya persoalan remeh.
“Aku juga kaget melihatnya begitu berterima kasih. Padahal yang kulakukan hanya membalas pertanyaan setengah usil ini dengan sedikit bijak.”
“Justru itu alasan dia tidak pernah lupa.”
“Sepertinya begitu selain tidak pernah lupa dia juga menyerapnya dan menerapkannya. Sebenarnya dia tidak perlu berterima kasih padaku karena kemampuannya sendiri yang membuat segalanya berjalan lancar.”
“Jelas dia sangat bahagia karena pertanyaan yang dilontarkannya dengan niat bercanda justru ditanggapi serius. Tidak heran dia terus mengingatnya” (halaman 172).
3. Jangan Cepat Menyerah pada Mimpimu
Foto: Freepik