Sering Mellow saat Musim Hujan? Ini Saran Ahli untuk Mengatasinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bulan Desember di Indonesia biasanya sudah memasuki musim penghujan. Kalau ngomongin hujan, biasanya orang akan menganggap ini waktu yang pas buat mendengarkan lagu-lagu galau.
Pada musim hujan, sebagian orang mendadak jadi lebih melankolis dari biasanya. Beda lagi kalau sudah masuk Maret yang biasanya adalah musim panas. Ini identik dengan liburan, hal-hal ceria, dan bersemangat lainnya.
Selama ini, cuaca memang dipercaya bisa mempengaruhi suasana hati seseorang. Mayoritas orang merasa lebih bahagia pada saat tertentu ketika sinar matahari lebih banyak dibandingkan dengan hari gelap dan hujan.
Nah, menurut sebuah jurnal yang diterbitkan oleh American Psychological Association pada 2008, yang ditulis salah satunya oleh Jaap J. A. Denissen, tertulis bahwa hubungan cuaca dan suasana hati sehari-hari memang ada, tapi relatif kecil. Sebab cuaca sifatnya cuma jangka pendek.
Foto: Getty Images
Perbedaan suasana hati akibat kondisi alam baru bisa terlihat jelas kalau mempelajari efek jumlah sinar matahari dalam satu musim.
Hasil penelitian Lansdowne dan Provost pada 1998 mengatakan sinar matahari punya efek yang signifikan terhadap tingkat kelelahan seseorang.
Vitamin D3 yang biasanya didapatkan dari paparan sinar matahari bisa mengubah kadar serotonin otak yang mempengaruhi suasana hati.
Orang yang tinggal di daerah hujan atau lingkungan yang lebih gelap tidak mendapatkan jumlah D3 yang tepat dari sinar matahari dan karena itu menjadi lelah karena kekurangan vitamin (yang juga bisa mengganggu suasana hati).
Hal ini juga diakui oleh Tecsia Evans, Ph.D., seorang psikolog klinis yang punya praktik pribadi di San Fransisco. Dia mengatakan saat hari gelap dan suram, orang lebih rentan merasa kesepian dan kondisi mentalnya turun.
Foto: Depositphotos
Evans mengatakan bahwa kita sering tergoda untuk mematikan lampu dan berlama-lama di tempat tidur saat hujan dan badai. Nah, justru ini salah.
Dia menyarankan, sebaiknya kita kita tetap menyalakan lampu. “Ada penelitian yang mengatakan bahwa cahaya bisa meningkatkan serotonin dalam tubuh. Hormon ini membantu kita mencerahkan suasana hati (mood)," katanya.
Saat cuaca sedang tidak bagus di luar sana, Evans juga menyarankan untuk tetap melakukan aktivitas di luar rumah, seperti berolahraga. ( )
“Aktivitas ini memberi seseorang vitalitas, dan meningkatkan hormon endorfin yang memiliki efek positif pada suasana hati,” katanya.
Julia Samton MD, seorang psikiater di New York Manhattan Neuropsychiatric, juga menawarkan terapi cahaya dalam praktiknya.
“Saya mendorong orang untuk benar-benar mencoba berjalan ke luar, bahkan saat cuaca dingin dan hujan," ujarnya.
"Meskipun langit tidak terang, tetapi masih terdapat sinar UV yang membantu mengatur ritme sirkadian tubuh dan meningkatkan suasana hati seseorang,” kata Julia Samton. ( )
Anggita Hutami Ratnaningsih
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @gitahut
Pada musim hujan, sebagian orang mendadak jadi lebih melankolis dari biasanya. Beda lagi kalau sudah masuk Maret yang biasanya adalah musim panas. Ini identik dengan liburan, hal-hal ceria, dan bersemangat lainnya.
Selama ini, cuaca memang dipercaya bisa mempengaruhi suasana hati seseorang. Mayoritas orang merasa lebih bahagia pada saat tertentu ketika sinar matahari lebih banyak dibandingkan dengan hari gelap dan hujan.
Nah, menurut sebuah jurnal yang diterbitkan oleh American Psychological Association pada 2008, yang ditulis salah satunya oleh Jaap J. A. Denissen, tertulis bahwa hubungan cuaca dan suasana hati sehari-hari memang ada, tapi relatif kecil. Sebab cuaca sifatnya cuma jangka pendek.
Foto: Getty Images
Perbedaan suasana hati akibat kondisi alam baru bisa terlihat jelas kalau mempelajari efek jumlah sinar matahari dalam satu musim.
Hasil penelitian Lansdowne dan Provost pada 1998 mengatakan sinar matahari punya efek yang signifikan terhadap tingkat kelelahan seseorang.
Vitamin D3 yang biasanya didapatkan dari paparan sinar matahari bisa mengubah kadar serotonin otak yang mempengaruhi suasana hati.
Orang yang tinggal di daerah hujan atau lingkungan yang lebih gelap tidak mendapatkan jumlah D3 yang tepat dari sinar matahari dan karena itu menjadi lelah karena kekurangan vitamin (yang juga bisa mengganggu suasana hati).
Hal ini juga diakui oleh Tecsia Evans, Ph.D., seorang psikolog klinis yang punya praktik pribadi di San Fransisco. Dia mengatakan saat hari gelap dan suram, orang lebih rentan merasa kesepian dan kondisi mentalnya turun.
Foto: Depositphotos
Evans mengatakan bahwa kita sering tergoda untuk mematikan lampu dan berlama-lama di tempat tidur saat hujan dan badai. Nah, justru ini salah.
Dia menyarankan, sebaiknya kita kita tetap menyalakan lampu. “Ada penelitian yang mengatakan bahwa cahaya bisa meningkatkan serotonin dalam tubuh. Hormon ini membantu kita mencerahkan suasana hati (mood)," katanya.
Saat cuaca sedang tidak bagus di luar sana, Evans juga menyarankan untuk tetap melakukan aktivitas di luar rumah, seperti berolahraga. ( )
“Aktivitas ini memberi seseorang vitalitas, dan meningkatkan hormon endorfin yang memiliki efek positif pada suasana hati,” katanya.
Julia Samton MD, seorang psikiater di New York Manhattan Neuropsychiatric, juga menawarkan terapi cahaya dalam praktiknya.
“Saya mendorong orang untuk benar-benar mencoba berjalan ke luar, bahkan saat cuaca dingin dan hujan," ujarnya.
"Meskipun langit tidak terang, tetapi masih terdapat sinar UV yang membantu mengatur ritme sirkadian tubuh dan meningkatkan suasana hati seseorang,” kata Julia Samton. ( )
Anggita Hutami Ratnaningsih
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @gitahut
(ita)