Gaslighting: Si Penipu Ulung dalam Sebuah Hubungan

Rabu, 13 Mei 2020 - 21:41 WIB
loading...
Gaslighting: Si Penipu Ulung dalam Sebuah Hubungan
Gaslighting bisa terjadi dalam hubungan percintaan, ditandai dengan pasangan yang jago memanipulasi. Foto/Shutterstock
A A A
JAKARTA - Siapa, sih, yang gak mau punya hubungan baik dan romantis dengan pasangan, tentunya pasti mau, kan? Tapi hati-hati, ya, kena gaslighting.

Dalam hubungan, penting banget untuk kita mengenal kepribadian pasangan. Tujuannya supaya komunikasi bisa lancar sekaligus menghindarkan diri dari kecenderungan pasangan yang punya gangguan kesehatan mental tertentu, kayak gaslighting.

Lalu, apa itu gaslighting? Simak dengan baik penjelasan berikut.

ASAL-USUL GASLIGHTING

Gaslighting: Si Penipu Ulung dalam Sebuah Hubungan

Foto: Shutterstock

Mengutip dari Psychology Today, gaslighting adalah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan adanya sikap manipulatif terhadap pasangan. Dalam Oxford Dictionary juga disebutkan bahwa sikap ini bisa bikin korban gak mampu membedakan mana yang benar dan salah.

Melansir dari Elephant Journal, terminologi gaslighting merujuk kepada sebuah pertunjukan pada 1938. Popularitasnya menanjak setelah cerita itu diadaptasi ke dalam film berjudul "Gaslight" (1944). Filmnya bercerita tentang seorang suami yang suka menyiksa istrinya.

Dalam film tersebut, sang suami meyakinkan bahwa istrinya sudah gila, hingga sang istri benar-benar mempertanyakan kewarasan dirinya sendiri.

Ia memakai teknik-teknik manipulasi dan berusaha membuat istrinya gila, salah satunya dengan cara menyalakan api secara berkala di rumah dan mengatakan bahwa sang istri cuma berilusi melihatnya.

Gak cuma itu, tokoh suami dalam “Gaslight” juga menyugesti istrinya, bahwa perempuan itu akan kehilangan memorinya.

Nah, pelaku dari gangguan kejiwaan ini disebut dengan gaslighter. Emang sekilas mirip dengan pencucian otak atau yang biasa disebut metode hipnosis yang lazimnya dilakukan orang-orang berketerampilan khusus.

TAHAPAN GASLIGHTING

Gaslighting: Si Penipu Ulung dalam Sebuah Hubungan

Foto: indiatimes.in

Lalu, gimana caranya supaya bisa menilai bahwa orang yang kamu cintai atau yang berada di sekitarmu itu adalah seorang gaslighter? Mengutip dari Psychology Today, seenggaknya ada tujuh tahapan yang bisa dilakukan oleh para gaslighter, yakni:

Tahap 1: berbohong dan berlebihan
Tahap 2: sering mengulanginya
Tahap 3: meningkat ketika ditentang
Tahap 4: menggunakan atau memanfaatkan korban
Tahap 5: membentuk hubungan saling bergantung
Tahap 6: memberikan harapan palsu
Tahap 7: dominasi dan kontrol

Dalam laman Healthline juga tertulis beberapa contoh gaslighting yang mungkin bisa kamu temui dalam kehidupan sehari-hari, antara lain dengan meremehkan perasaan korban.

Pelaku bisa melakukannya dengan mengatakan bahwa korban bisa jadi akan sangat menyesali kalau berbuat sesuatu.

Dalam kasus tertentu, pelaku juga bisa sangat memahami kepekaan dan kelemahan korban untuk kemudian dijadikan kekuatan melawan korban. Para pelaku akan membuat korban meragukan diri sendiri, penilaian, ingatan, dan kewarasan diri.

Dalam hubungan percintaan, para pelaku gaslighting sering menyembunyikan perselingkuhannya dengan upaya ini. Ia akan mengatakan bahwa pasangannya sedang berhalusinasi dan menuduh tanpa bukti.

Kalau kamu sudah merasakan beberapa hal di atas, gak menutup kemungkinan bahwa kamu sudah menjadi korban dari gaslighter. Mending segera putusin aja!

PENYEBAB GASLIGHTING

Gaslighting: Si Penipu Ulung dalam Sebuah Hubungan

Foto: Shutterstock

Sebenarnya ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang punya kecenderungan perilaku gaslighting. Mengutip doktersehat.com, secara ilmu psikologi, ini dikategorikan sebagai kelainan psikologis yang disebut gangguan kepribadian narsistik atau narcissistic personality disorder.

Orang dengan kepribadian narsistik biasa menjadikan diri mereka sendiri sebagai fokus utama. Mereka merasa penting buat orang lain dan akan menuntut banyak hal apabila mereka gak diperhatikan, gak dipuji, gak dianggap benar, dan gak mendapat atensi.

Kepribadian narsistik cenderung punya sifat pendukung lain, seperti gaslighting, diktator, dan perilaku kekerasan demi memenuhi kepuasan diri sendiri.

CARA MENGATASI GASLIGHTING

Gaslighting: Si Penipu Ulung dalam Sebuah Hubungan

Foto: Harmony Publisher

Kalau seseorang terus membuatmu merasa kecil dan meremehkan, cobalah untuk memberi jarak. Dipaparkan oleh Dr. Robin Stern, penulis buku "The Gaslight Effect: How to Spot and Survive the Hidden Manipulation Others Use to Control Your Life" (2007), korban gaslighting perlu mencari bantuan dan distraksi, antara lain pergi ke terapis, mengambil kelas yoga, dan memulai meditasi.

Intinya, buatlah sesuatu yang mendatangkan kenyamanan, kedamaian, dan masukan-masukan positif untuk diri sendiri. Jangan biarkan gaslighter di sekitar memperdaya keyakinanmu.

Tapi kalau sudah berlangsung cukup parah, kamu harus pergi menjauh dari orang tersebut. Karena sepintar apapun kamu, kamu gak akan bisa beradu argumen dengan pelaku.

Kalau kamu gaksegera menyelamatkan diri, cepat atau lambat kekerasan pasangan terhadap kamu akan memuncak. Pada titik ini, kamu sudah terlalu jauh dari teman-teman dan keluarga yang padahal bisa membantu kamu.

Semakin dalam tipuannya, maka kamu hanya akan bisa bergantung padanya dan hanya mau mendengarkan perintah dan kemauan dirinya. Serem, kan?!

Fazjri Abdillah
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @born2inform_
(it)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1522 seconds (0.1#10.140)