Kritik Bukan Celaan, Ini Bedanya dan Cara Mengkritik yang Benar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kamu pasti sering lihat kolom komentar di YouTube atau media sosial yang isinya beragam, mulai dari pujian sampai komentar pedas.
Nah, di antara banyak komentar itu, kadang masih banyak yang gak bisa membedakan antara kritik dan mencela. Kadang, sebuah kritik dianggap sebagai penghinaan, dan pengkritik malah ditantang untuk menunjukkan karya yang bisa menyaingi karya yang dikritik.
Padahal, seorang pengkritik gak punya kewajiban untuk membuat karya. Apalagi, kalau kritik udah menjadi profesinya, misalnya kritikus film, musik, juga sastra. ( )
Sementara ada juga komentar yang mencela, tapi saat yang dicela marah, si pencela dengan pede-nya bilang, "Payah, antikritik!"
Foto: Shutterstock
Perbedaan
Pada dasarnya, kritik dan celaan dapat dibedakan berdasarkan tujuan. Kritik bertujuan untuk memberi masukan yang membangun. Sedangkan celaan bertujuan untuk menjatuhkan.
Kritik juga diungkapkan dengan dasar yang kuat, yaitu didukung data atau sumber-sumber valid. Nah, kalau celaan biasanya dilontarkan atas dasar pendapat pribadi yang subjektif serta rasa gak suka.
Sesorang yang mengkritik akan mengutarakan kritikannya dengan kata-kata yang sopan. Kritik gak akan pakai kata-kata yang bertujuan merendahkan. Apalagi sampai membawa kata-kata "kebun binatang". ( )
Selain itu, kritik juga sangat dibutuhkan dalam hidup,apalagi dalam konteks berkesenian. Kritik bisa bikin kita melihat dari sudut pandang yang gak kita sadari, untuk kemudian kita bergerak ke arah yang lebih baik.
Saat kita melakukan sesuatu, kadang-kadang kita gak tahu kekurangan pekerjaan kita. Adanya kritik yang kita terima justru bikin kita tahu kekurangan yang kita miliki.
Foto: Shutterstock
Tips Mengkritik
Supaya kamu gak salah dalam mengkritik, ini tips supaya kritikan yang kamu berikan valid, bukan sekadar celaan.
1. Bicaralah yang lugas
Sebutkan kekurangan pekerjaannya, jangan bertele-tele dengan mengaitkan ke hal yang gak relevan. Misalnya kamu bisa mengatakan, "Sebaiknya kamu gak pakai bahan itu karena bahannya gampang terbakar". Jangan kamu buru lawan bicaramu dengan seribu pertanyaan gak penting, lalu menghajarnya dengan kritikan. Ini akan membuat orang yang dikritik terlihat lemah.
2. Ucapkan dengan spesifik
Jangan lontarkan kritikan secara umum. Misalkan, "Pekerjaanmu kurang bagus". Hal ini jadi kelihatan merendahkan. Lebih baik ucapkan dan jelaskan bagian yang kurang bagus. Penjelasan secara rinci membuat lawan bicaramu lebih mudah memperbaiki pekerjaannya.
3. Fokus pada pekerjaannya, bukan orangnya
Ini adalah hal yang sering salah saat dilakukan. Kalau kamu mau mengkritik seseorang, fokuslah pada pekerjaan mereka, bukan pada pelaku yang menegerjakan. Misal, saat kerja kelompok, temanmu salah dalam melaksanakan tugas itu. Fokuslah memperbaiki kesalahan yang dia buat dengan bilang, "Pekerjaan kamu gak sesuai instruksi, coba instruksinya dibaca lagi. Sepertinya ada yang kamu lewatkan".
4. Beri saran, bukan aturan
Saat kamu memberi kritikan, beri dalam bentuk saran. Jangan ucapkan kritikan tersebut seperti sebuah peraturan yang wajib ia lakukan. Lebih baik mulai dengan kata "sebaiknya…." ( )
5. Bangun diskusi
Ajak lawan bicaramu mendengar kritikanmu. Kamu harus dengar penjelasan mereka. Kamu bukan si mahabenar dan kritikanmu belum tentu benar 100%. Diskusi membuka pemikiran yang lebih luas
Putri Melina Febrianti
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @putri.melinaf
Nah, di antara banyak komentar itu, kadang masih banyak yang gak bisa membedakan antara kritik dan mencela. Kadang, sebuah kritik dianggap sebagai penghinaan, dan pengkritik malah ditantang untuk menunjukkan karya yang bisa menyaingi karya yang dikritik.
Padahal, seorang pengkritik gak punya kewajiban untuk membuat karya. Apalagi, kalau kritik udah menjadi profesinya, misalnya kritikus film, musik, juga sastra. ( )
Sementara ada juga komentar yang mencela, tapi saat yang dicela marah, si pencela dengan pede-nya bilang, "Payah, antikritik!"
Foto: Shutterstock
Perbedaan
Pada dasarnya, kritik dan celaan dapat dibedakan berdasarkan tujuan. Kritik bertujuan untuk memberi masukan yang membangun. Sedangkan celaan bertujuan untuk menjatuhkan.
Kritik juga diungkapkan dengan dasar yang kuat, yaitu didukung data atau sumber-sumber valid. Nah, kalau celaan biasanya dilontarkan atas dasar pendapat pribadi yang subjektif serta rasa gak suka.
Sesorang yang mengkritik akan mengutarakan kritikannya dengan kata-kata yang sopan. Kritik gak akan pakai kata-kata yang bertujuan merendahkan. Apalagi sampai membawa kata-kata "kebun binatang". ( )
Selain itu, kritik juga sangat dibutuhkan dalam hidup,apalagi dalam konteks berkesenian. Kritik bisa bikin kita melihat dari sudut pandang yang gak kita sadari, untuk kemudian kita bergerak ke arah yang lebih baik.
Saat kita melakukan sesuatu, kadang-kadang kita gak tahu kekurangan pekerjaan kita. Adanya kritik yang kita terima justru bikin kita tahu kekurangan yang kita miliki.
Foto: Shutterstock
Tips Mengkritik
Supaya kamu gak salah dalam mengkritik, ini tips supaya kritikan yang kamu berikan valid, bukan sekadar celaan.
1. Bicaralah yang lugas
Sebutkan kekurangan pekerjaannya, jangan bertele-tele dengan mengaitkan ke hal yang gak relevan. Misalnya kamu bisa mengatakan, "Sebaiknya kamu gak pakai bahan itu karena bahannya gampang terbakar". Jangan kamu buru lawan bicaramu dengan seribu pertanyaan gak penting, lalu menghajarnya dengan kritikan. Ini akan membuat orang yang dikritik terlihat lemah.
2. Ucapkan dengan spesifik
Jangan lontarkan kritikan secara umum. Misalkan, "Pekerjaanmu kurang bagus". Hal ini jadi kelihatan merendahkan. Lebih baik ucapkan dan jelaskan bagian yang kurang bagus. Penjelasan secara rinci membuat lawan bicaramu lebih mudah memperbaiki pekerjaannya.
3. Fokus pada pekerjaannya, bukan orangnya
Ini adalah hal yang sering salah saat dilakukan. Kalau kamu mau mengkritik seseorang, fokuslah pada pekerjaan mereka, bukan pada pelaku yang menegerjakan. Misal, saat kerja kelompok, temanmu salah dalam melaksanakan tugas itu. Fokuslah memperbaiki kesalahan yang dia buat dengan bilang, "Pekerjaan kamu gak sesuai instruksi, coba instruksinya dibaca lagi. Sepertinya ada yang kamu lewatkan".
4. Beri saran, bukan aturan
Saat kamu memberi kritikan, beri dalam bentuk saran. Jangan ucapkan kritikan tersebut seperti sebuah peraturan yang wajib ia lakukan. Lebih baik mulai dengan kata "sebaiknya…." ( )
5. Bangun diskusi
Ajak lawan bicaramu mendengar kritikanmu. Kamu harus dengar penjelasan mereka. Kamu bukan si mahabenar dan kritikanmu belum tentu benar 100%. Diskusi membuka pemikiran yang lebih luas
Putri Melina Febrianti
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @putri.melinaf
(it)