CERMIN: Juru Selamat Itu Kini Menyelamatkan Anak-Anak Korban Perdagangan Manusia

Jum'at, 26 Januari 2024 - 14:25 WIB
loading...
CERMIN: Juru Selamat...
Film Sound of Freedom kembali menempatkan Jim Caviezel sebagai juru selamat bagi orang yang membutuhkan. Foto/Angel Studios
A A A
JAKARTA - Tahun 2004. Mel Gibson mendaulat Jim Caviezel menjadi Yesus dan peran tersebut melekat kepadanya selama bertahun-tahun setelahnya.

Jim menjadi Yesus dalam film yang lantas menjadi kontroversial berjudul The Passion of Christ. Film tersebut menggambarkan dua belas jam terakhir dalam kehidupan Yesus dari Nazareth pada hari penyalibannya di Yerusalem. Film yang beroleh tiga nomine Oscar tersebut juga membuat publik melihat Jim sebagai aktor serius.

Dua puluh tahun berlalu setelahnya, peran sebagai “juru selamat” rupanya masih melekat pada Jim. Kini ia kembali menjadi juru selamat bagi anak-anak korban perdagangan manusia. Dalam Sound of Freedom, Jim dipercaya menjadi Tim Ballard, agen pemerintah dari Departemen Dalam Negeri yang tak tahan melihat bagaimana perdagangan manusia, khususnya anak-anak, terus marak dari tahun ke tahun.



Selain sebagai agen pemerintah, Tim adalah ayah dari beberapa anak sekaligus. Sudut pandang Tim adalah sudut pandang kita semua yang juga memiliki anak-anak dan tak bisa menerima perlakuan iblis dari manusia yang tega memperjualbelikan anak-anak di bawah umur untuk sejumlah kegiatan ilegal, utamanya seks yang diminati para pedofil.

Kegeraman Tim adalah kegeraman kita semua sebagai seorang ayah yang tak bisa melihat anak-anak direnggut begitu saja dari keluarganya dan lantas dipekerjakan secara tak manusiawi. Karenanya sudut pandang Tim sebagai seorang ayah yang membuat kita tekun mengikuti kisahnya yang heroik menyelamatkan anak-anak, dalam film yang sebenarnya terasa terlalu berpanjang-panjang ini.

CERMIN: Juru Selamat Itu Kini Menyelamatkan Anak-Anak Korban Perdagangan Manusia

Foto: Angel Studios

Perdagangan manusia adalah perkara perputaran uang hingga USD150 miliar per tahun. Membuat banyak orang gelap mata, mengubur dalam-dalam rasa kemanusiaannya hanya demi segepok uang.

Perdagangan manusia khususnya anak-anak yang dijual untuk praktik seks adalah perkara paling nista yang seharusnya menjadi pilihan paling akhir. Tapi uang selalu bisa membuat apa pun dihalalkan dan menempuh jalan dengan cara paling haram sekalipun.

Saya sempat membuat film dokumenter panjang pada 2012 berjudul Cerita Dari Tapal Batas yang juga sedikit membahas soal perdagangan manusia di pengujung negeri ini. Kami mengikuti seorang penyintas di Entikong yang diiming-imingi dinikahi seorang asing di negeri asing demi kehidupan yang lebih baik.

Kita tahu akhir kisah-kisah seperti ini hampir selalu adalah bencana. Ella, penyintas itu, tahu bahwa ia, sebagaimana ribuan perempuan lainnya, adalah korban tipu daya para penjual mimpi dan harapan.

Tapi Ella memasuki lingkaran setan perdagangan manusia ketika ia sudah dewasa dan memiliki kemampuan untuk berkelit dan melarikan diri. Berbeda dengan Rocio dan Miguel yang masih kanak-kanak.

CERMIN: Juru Selamat Itu Kini Menyelamatkan Anak-Anak Korban Perdagangan Manusia

Foto: Angel Studios

Ayahnya, Roberto, ditipu perempuan jelita yang berkedok sebagai pencari bakat. Rocio dan Miguel yang memang berwajah rupawan dengan mudah masuk dalam perangkap dan akhirnya kesulitan mencari jalan keluar.

Tapi Rocio, Miguel dan anak-anak korban perdagangan manusia lainnya beruntung punya Tim Ballard. Seseorang yang mendedikasikan hidupnya untuk mengembalikan anak-anak yang diculik itu kepada keluarganya tercinta.

Seseorang yang matanya selalu berkaca-kaca dan tak bisa menahan perih hatinya ketika tahu bahwa anak-anak masih terus menjadi target empuk perdagangan manusia. Seorang ayah yang tahu betul bagaimana rasanya menjadi seorang ayah yang merasa tak berdaya ketika anak-anaknya diculik dan dibawa pergi ke negeri yang jauh.

Yang paling menarik dari Sound of Freedom adalah ternyata bahwa film ini didasarkan pada kisah nyata dan Tim Ballard adalah seorang manusia betulan, bukan sekadar karakter dalam film.

Di tengah busuknya hati manusia yang selalu mencari cara sekadar untuk menghasilkan uang, masih ada manusia berhati mulia seperti Tim yang tak peduli lagi apa pun kecuali mencari jalan untuk menyelamatkan anak-anak korban perdagangan manusia, meskipun ia harus mempertaruhkan nyawanya.

CERMIN: Juru Selamat Itu Kini Menyelamatkan Anak-Anak Korban Perdagangan Manusia

Foto: Angel Studios

Yang juga menarik dari Sound of Freedom adalah bagaimana film religi ini membungkus dirinya dengan sangat cerdik sehingga tak terasa sebagai film dakwah. Hanya secarik ayat dari Timotius yang terdapat dalam Injil yang didengungkan dengan pelan.

Bahkan sosok Tim pun tak digambarkan menggunakan kalung salib misalnya atau memperlihatkan penampilannya sebagai sosok religius. Tapi kita paham bahwa yang dilakukan Tim sekadar memenuhi panggilannya sebagai semacam “juru selamat”.

Pesan “God’s children are not for sale” pun terus mendengung di telinga kita lantas meresap dalam hati bahkan berhari-hari setelah kita menyaksikan film ini. Bayangkan betapa kuatnya pengaruh film dengan pesan yang kuat, penting dan darurat kepada penonton.



Bayangkan betapa seharusnya kita bisa menggunakan film untuk mengirim pesan-pesan yang penting dan bermanfaat kepada penonton dan tetap bisa diterima baik oleh penonton dibanding sekadar menggunakan film untuk memproduksi horor-horor tak bermutu dan sama sekali tak ada manfaatnya untuk penonton.

Oya, Sound of Freedom yang berbiaya 'cuma' USD14,5 juta itu beroleh USD250 juta dari peredarannya di seluruh dunia.

Sound of Freedom
Produser: Lukas Behnken, Teresa Gaviria, Eduardo Verastegui
Sutradara: Alejandro Monteverde
Penulis Skenario: Rod Barr, Alejandro Monteverde
Pemain: Jim Caviezel, Bill Camp, Cristal Aparicio

Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
(ita)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1465 seconds (0.1#10.140)