CERMIN: Sandra Voyter, Biseksual, Tersangka Pembunuhan Suaminya Sendiri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun 1979. Film Kramer vs Kramer dirilis dan kita tahu bahwa ada lebih banyak drama yang bisa terungkap dari sebuah pernikahan gagal yang melibatkan seorang anak di tengah-tengahnya.
Dalam film Kramer vs Kramer, kita melihat bagaimana buruknya komunikasi dari pasangan Ted dan Joanna yang terus menggelinding hingga jauh dan membuat Joanna memutuskan pergi sejenak. Di tengah-tengah mereka ada Justin yang menderita akibat keegoisan kedua orang tuanya.
Komunikasi yang buruk selalu menjadi penyebab gagalnya pernikahan. Juga terutama dari pengertian kedua belah pihak untuk bisa memahami satu sama lain.
Penulis Peter Drucker pernah mengatakan bahwa yang terpenting dalam komunikasi adalah mendengar yang tak terkatakan. Menjadi sebuah seni yang menarik sekaligus menantang untuk tahu yang tak terkatakan dari pasangan kita.
Anatomy of a Fall membongkar gagalnya sebuah pernikahan dengan cara paling 'sadis' yang pernah terbayangkan. Justine Triet menggunakan sebuah peristiwa tragis untuk perlahan membongkar yang sesungguhnya terjadi di tengah-tengah rumah tangga Sandra (dimainkan dengan luar biasa oleh Sandra Huller, yang potensial meraih nomine Oscar pada tahun ini) dan Samuel yang sekilas tampak baik-baik saja itu.
Foto: Le Pacte
Skenario brilian yang ditulis Justine bareng suaminya sendiri, Arthur Harari, membuka cerita dengan adegan yang sekilas tak penting. Seorang mahasiswi tengah mewawancarai Sandra terkait dengan bukunya.
Sekilas tak ada yang aneh dengan adegan ini, tapi kita membatin, rasanya, kok, Sandra terlampau ramah kepada mahasiswi ini. Sekilas seperti sedang flirting, Sandra tampak sangat rileks sementara si mahasiswi sendiri tampak biasa-biasa saja dan tak menangkap nuansa flirting dalam percakapan mereka itu.
Hingga peristiwa tragis itu terjadi. Samuel ditemukan sudah tak bernyawa oleh putranya sendiri, Daniel (juga dimainkan sangat cemerlang oleh aktor cilik, Milo Machado Graner) di halaman rumah mereka yang diselimuti salju tebal.
Mereka yang terbiasa menonton drama kriminal seperti saya pasti tahu bahwa peristiwa ini akan menjadi pusat dari berputarnya cerita. Sebagaimana pakem dari peristiwa sejenis, bahwa pasangan dari si terbunuh akan selalu menjadi tersangka paling potensial.
Maka dengan begitu saja Sandra terseret dalam sebuah drama pengadilan yang seakan tak berkesudahan. Kehidupan pribadinya dikuliti termasuk soal preferensi seksualnya yang sesungguhnya bukan urusan publik. Si mahasiswi pun dihadirkan sebagai salah satu saksi.
Foto: Le Pacte
Tapi yang paling menarik dari Anatomy of a Fall, terutama sekali lagi berkat skenarionya yang brilian, adalah bagaimana drama pengadilan ini membongkar hubungan Sandra dan Samuel. Bahwa komunikasi menjadi sekat di antara mereka, bahwa pemilihan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi mereka ternyata adalah sebuah strategi ketakberpihakan.
Sandra yang Jerman dan Samuel yang Prancis mesti berbesar hati memilih bahasa Inggris sebagai medium untuk bercakap. Oleh karena itulah soal komunikasi pun menjadi jauh lebih besar dan terasa jauh lebih penting ketimbang yang pernah kita lihat dalam banyak film seputar gagalnya sebuah pernikahan.
Kita juga melihat bagaimana dua orang mencoba berkompromi dalam sebuah pernikahan. Mencoba berdiri di titik netral, mencoba berada di sebuah titik keseimbangan. Tapi netralitas, pun keseimbangan, selalu bisa dilihat berbeda oleh satu pihak dibanding yang lain.
Satu pihak bisa merasa dirinya sebagai korban, pihak lain bisa merasa bahwa dirinya yang selalu mengalah selama ini. Seperti kata Peter Drucker, seni komunikasi seharusnya bisa mendengarkan hal yang tak terkatakan. Sayangnya memang, hanya dalam pertengkaran sengit, kita baru bisa mendengarkan yang tak terkatakan dan dipendam selama ini.
Foto: Le Pacte
Sandra dan Samuel adalah kita. Kita adalah Sandra yang mencoba mengikuti yang diinginkan sang suami. Berpindah ke kampung suaminya, mencoba mengikuti yang diinginkan suaminya soal pilihan berkarier.
Kita adalah Samuel yang setelah sebuah tragedi mencoba kembali ke asal, mencoba menemukan kembali diri, tapi sekaligus merasa kehilangan diri di tengah-tengah proses itu. Kita adalah Sandra dan Samuel yang sering kali melihat diri terlalu banyak berkorban dan sering kali juga melihat diri sendiri sebagai korban.
Dalam film Kramer vs Kramer, kita melihat bagaimana buruknya komunikasi dari pasangan Ted dan Joanna yang terus menggelinding hingga jauh dan membuat Joanna memutuskan pergi sejenak. Di tengah-tengah mereka ada Justin yang menderita akibat keegoisan kedua orang tuanya.
Komunikasi yang buruk selalu menjadi penyebab gagalnya pernikahan. Juga terutama dari pengertian kedua belah pihak untuk bisa memahami satu sama lain.
Penulis Peter Drucker pernah mengatakan bahwa yang terpenting dalam komunikasi adalah mendengar yang tak terkatakan. Menjadi sebuah seni yang menarik sekaligus menantang untuk tahu yang tak terkatakan dari pasangan kita.
Anatomy of a Fall membongkar gagalnya sebuah pernikahan dengan cara paling 'sadis' yang pernah terbayangkan. Justine Triet menggunakan sebuah peristiwa tragis untuk perlahan membongkar yang sesungguhnya terjadi di tengah-tengah rumah tangga Sandra (dimainkan dengan luar biasa oleh Sandra Huller, yang potensial meraih nomine Oscar pada tahun ini) dan Samuel yang sekilas tampak baik-baik saja itu.
Foto: Le Pacte
Skenario brilian yang ditulis Justine bareng suaminya sendiri, Arthur Harari, membuka cerita dengan adegan yang sekilas tak penting. Seorang mahasiswi tengah mewawancarai Sandra terkait dengan bukunya.
Sekilas tak ada yang aneh dengan adegan ini, tapi kita membatin, rasanya, kok, Sandra terlampau ramah kepada mahasiswi ini. Sekilas seperti sedang flirting, Sandra tampak sangat rileks sementara si mahasiswi sendiri tampak biasa-biasa saja dan tak menangkap nuansa flirting dalam percakapan mereka itu.
Hingga peristiwa tragis itu terjadi. Samuel ditemukan sudah tak bernyawa oleh putranya sendiri, Daniel (juga dimainkan sangat cemerlang oleh aktor cilik, Milo Machado Graner) di halaman rumah mereka yang diselimuti salju tebal.
Mereka yang terbiasa menonton drama kriminal seperti saya pasti tahu bahwa peristiwa ini akan menjadi pusat dari berputarnya cerita. Sebagaimana pakem dari peristiwa sejenis, bahwa pasangan dari si terbunuh akan selalu menjadi tersangka paling potensial.
Maka dengan begitu saja Sandra terseret dalam sebuah drama pengadilan yang seakan tak berkesudahan. Kehidupan pribadinya dikuliti termasuk soal preferensi seksualnya yang sesungguhnya bukan urusan publik. Si mahasiswi pun dihadirkan sebagai salah satu saksi.
Foto: Le Pacte
Tapi yang paling menarik dari Anatomy of a Fall, terutama sekali lagi berkat skenarionya yang brilian, adalah bagaimana drama pengadilan ini membongkar hubungan Sandra dan Samuel. Bahwa komunikasi menjadi sekat di antara mereka, bahwa pemilihan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi mereka ternyata adalah sebuah strategi ketakberpihakan.
Sandra yang Jerman dan Samuel yang Prancis mesti berbesar hati memilih bahasa Inggris sebagai medium untuk bercakap. Oleh karena itulah soal komunikasi pun menjadi jauh lebih besar dan terasa jauh lebih penting ketimbang yang pernah kita lihat dalam banyak film seputar gagalnya sebuah pernikahan.
Kita juga melihat bagaimana dua orang mencoba berkompromi dalam sebuah pernikahan. Mencoba berdiri di titik netral, mencoba berada di sebuah titik keseimbangan. Tapi netralitas, pun keseimbangan, selalu bisa dilihat berbeda oleh satu pihak dibanding yang lain.
Satu pihak bisa merasa dirinya sebagai korban, pihak lain bisa merasa bahwa dirinya yang selalu mengalah selama ini. Seperti kata Peter Drucker, seni komunikasi seharusnya bisa mendengarkan hal yang tak terkatakan. Sayangnya memang, hanya dalam pertengkaran sengit, kita baru bisa mendengarkan yang tak terkatakan dan dipendam selama ini.
Foto: Le Pacte
Sandra dan Samuel adalah kita. Kita adalah Sandra yang mencoba mengikuti yang diinginkan sang suami. Berpindah ke kampung suaminya, mencoba mengikuti yang diinginkan suaminya soal pilihan berkarier.
Kita adalah Samuel yang setelah sebuah tragedi mencoba kembali ke asal, mencoba menemukan kembali diri, tapi sekaligus merasa kehilangan diri di tengah-tengah proses itu. Kita adalah Sandra dan Samuel yang sering kali melihat diri terlalu banyak berkorban dan sering kali juga melihat diri sendiri sebagai korban.