Review Film Telur Setengah Matang: Labirin Sesal Tak Berujung

Rabu, 20 Desember 2023 - 15:02 WIB
loading...
A A A
Namun sayangnya, ungkap psikolog Anna, sebagian besar pernikahan ini berlangsung disebabkan oleh adanya paksaan dari pihak keluarga. Padahal pernikahan yang terpaksa dilakukan bisa membuat anak jauh lebih depresi.

Review Film Telur Setengah Matang: Labirin Sesal Tak Berujung

Foto: Viddsee Indonesia

Ada yang menarik dari pernyataan Anna lebih jauh. Selain aib, ada alasan lain sehingga pernikahan ini dilangsungkan. Alasan tersebut adalah perasaan takut si anak (perempuan) 'tidak laku' lagi.

Padahal, menurut Anna, tidak semua laki-laki memegang prinsip hanya mau menikahi pasangan yang masih perawan. Masih ada lelaki 'baik-baik' yang bersedia menikah dengan perempuan yang sudah tidak perawan. Tentu dibutuhkan kejujuran sedari awal.

Dibanding segera menikahkan secara paksa, lebih baik memberikan kesempatan kepada mereka untuk tenang dan berpikir panjang tentang langkah-langkah selanjutnya. Orang tua bisa mengambil peran mengajak anak bergaul di komunitas baru.

Tak salah bila keputusan yang diambil adalah mempertahankan kehamilan tersebut hingga si bayi lahir. Bayi tersebut bisa saja diasuh oleh anggota keluarga lain yang belum memiliki anak. Yang terpenting langkah tersebut berasal dari diskusi dan membuat kedua pihaknya nyaman.

Film Telur Setengah Matang

Film Telur Setengah Matang menuturkan situasi dilematis ini. Masa depan Annisa (Lia Nur Vita), siswa kelas kelas IX, serasa runtuh. Sebagai anak yang tergolong pintar di sekolah, ia merenda impian untuk merengkuh cita-cita yang diidamkannya. Namun, kejadian yang dialaminya membuat tapak jalan ke depannya menjadi gelap.

Teman gaulnya, Adit (Laksamana Adbi Satria), menghadirkan situasi yang terasa lazim. Ketika kesenangan berlalu, tidak lagi bisa berharap apa pun sebagai teman untuk berbagi rasa cemas. Adit seolah tidak hadir dalam lingkar pergulatan intens Annisa.

Dalam situasi beban kian berat, jalan gelap terentang di hadapan Annisa dan menggodanya untuk melangkahinya. Beruntung dalam situasi badai seperti itu, ada lelaki yang dipanggilnya sebagai ayah (Triadi Hamung), masih memiliki isi benak yang waras.

Dalam perangkap labirin hidup yang seolah tak memiliki jalan keluar itu, mereka berdua memilih untuk kuat dan mengayuh langkah waras ke depan. Sekali pun kabut seolah mengadang, keyakinan kecil menjadi pilihan terbaik.

Review Film Telur Setengah Matang: Labirin Sesal Tak Berujung

Foto: Viddsee Indonesia

Itulah gerak kisah yang dihadirkan Puspa Intan Fitriamurti selaku penulis skenario dalam arahan sutradara Reni Apriliana. Kolaborasi dengan Wayang Suket Indonesia menjadi sangat menarik dalam mendukung keutuhan penyajian cerita.

Selain itu, film yang diproduseri Helvana D. Yulian (2019) ini juga menghadirkan lagu asli yang memikat, Kesunyian Abadi. Lirik lagu yang ditulis oleh Gigin Ahmadi dan dilantunkan Reni Apriliana, terasa menggigit.

Film Tentang Kehamilan di Luar Pernikahan

Film Telur Setengah Matang tentu tidak sendirian dalam mengisahkan persoalan hamil di nikah. Dalam ranah sinema Indonesia, sejumlah film lain bisa disebutkan di sini. Pada 2010 hadir film Belum Cukup Umur hasil besutan Nayato Fio Nuala.

Film ini mengisahkan tokoh karakter Ares dan Aya yang berpacaran hingga hamil di luar nikah. Brenda, tokoh karakter ketiga, yang mengetahui hal ini menjadi marah besar. Konflik pun terjadi di antara ketiganya.

Padatahun yang sama, hadir film Satu Jam Saja yang diperankan oleh Vino G Bastian, Andhika Pratama, dan Revalina S. Temat. Film ini berkisah tentang tiga sahabat yang berjanji untuk tidak saling mencintai. Komitmen ini menjadi pertaruhan besar di antara mereka.

Film Salawaku dirilis pada 2016 dengan latar pulau Seram. Film ini menuturkan karakter bernama Salawaku yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Ia dengan tulus dan berani melindungi kakaknya.

Kakaknya yang bernama Binaiya, harus meninggalkan kampung halaman mereka. Keterpaksaan tersebut sebagai akibat hamil di luar nikah dengan anak kepala adat kampung tersebut.

Film Indonesia lainnya yang dirilis pada 2018, mengambil judul MBA (Married by Accident). Mengisahkan pasangan remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas. Yang menjadi korban adalah karakter perempuan yang diperankan oleh Nikita Willy.

Terakhir, kita bisa menikmati Dua Garis Biru (2019). Film ini mengisahkan sepasang remaja yang harus menghadapi kenyataan hamil di luar nikah. Konflik kian runcing sebab keduanya datang dari status sosial berbeda.

Pesan Moral dan Edukasi

Semua film yang berkisah tentang tentang kehamilan di luar nikah, terutama yang terjadi pada usia belia, mengantarkan pesan moral dan edukasi kepada penonton. Ini pilihan yang sangat baik manakala pendidikan seks formal di sekolah masih menjadi pergumulan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1480 seconds (0.1#10.140)