CERMIN AWARDS: 10 Aktor dan Aktris Indonesia Terbaik 2023
loading...
A
A
A
4. Laura Basuki (Film: Sleep Call)
Foto: IDN Pictures
Laura menjadi salah satu dari sedikit aktris kita yang masih bisa bekerja maksimal di tengah skenario yang sesungguhnya tak cukup mumpuni. Hal yang sama dilakukannya kembali dalam Sleep Call. Fajar Nugros cerdik memilih Laura sebagai pusat semesta ceritanya yang bernama Dina. Laura pun memperlihatkan jangkauan akting yang lebih luas yang belum pernah diperlihatkannya sebelumnya.
Dengan dua Piala Citra di tangan, masing-masing untuk 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta dan Susi Susanti: Love All, kita sudah bisa mengkalkulasi penampilan seperti apa yang kita dapatkan ketika menyaksikan Laura berubah menjadi karakter yang diperankannya di layar bioskop.
Tapi menjadi Dina merupakan sebuah pengalaman baru karena Laura harus memasuki dimensi peran dan emosi yang berlapis-lapis. Kita lalu melihat aktris yang diberi julukan oleh media sebagai Indonesia’s Sweetheart ini juga bisa mengumpat, juga bisa melakukan hal-hal kejam dan sadis yang tak terbayangkan.
5. Nirina Zubir (Film: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film)
Foto: Imajinari
Nirina adalah jenis aktris yang semakin matang seiring dengan bertambah usianya. Sejak Heart yang memberinya Piala Citra pertama pada 2006, kita tak boleh lagi memandangnya remeh. Begitupun melihat filmografinya yang sungguh beragam, kita juga tak bisa menyangkal jika masih ada saja yang melihatnya sekadar bintang film, bukan aktris.
Namun bahkan dalam film paling komersial sekali pun, Nirina selalu tampil total. Tak peduli genrenya komedi, horor, drama, semua dilibasnya. Ketika sudah menikah, punya anak dan mulai diserahi peran ibu muda, Nirina perlahan bertransformasi (sekali lagi) menjadi aktris tangguh.
Transformasi paling kentara memang diperlihatkannya dalam film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. Sebagai Hana, perempuan yang baru saja kehilangan suaminya dan ingin merasakan dunia berhenti berputar sejenak saja untuk dirinya.
Sebagian mengagumi cara penuturan Yandy Laurens yang segar dan menarik, sebagian lagi mengagumi betapa luar biasanya akting Nirina kali ini. Rasanya peluangnya cukup besar beroleh Piala Citra keduanya dalam FFI tahun depan.
6. Putri Marino (Serial: Gadis Kretek)
Foto: Netflix
Tidak banyak aktris yang bisa meraih Piala Citra dalam film pertamanya seperti Putri Marino. Penampilannya dalam Posesif memang mengesankan dan susah untuk tak terhipnosis olehnya.
Sejak awal kita melihatnya memang sebagai aktris, bukan sebagai bintang film. Aktris tak memilih peran besar atau peran kecil. Dalam Losmen Bu Broto, perannya tak sentral tapi sekali lagi sebagai Mbak Pur, Putri mencuri perhatian. Hanya butuh empat tahun sejak penampilan perdananya dalam film, Putri sudah beroleh dua Piala Citra.
Dalam serial Gadis Kretek pun perannya tak sentral. Tapi siapa yang tak mengagumi bagaimana Putri membawakan perannya sebagai Arum Cengkeh dengan masa lalu yang gelap yang tak pernah diketahuinya, dengan keluarga yang sesungguhnya tak benar-benar dikenalnya. Segala emosi yang keluar dari gerak tubuh, mimik wajah, hingga tatapan mata Putri selalu terasa tulus dan bisa jadi itulah yang membuatnya menjadi aktris kaliber.
7. Reza Rahadian (Film: Berbalas Kejam)
Foto: Amazon Original
Di kalangan orang film, ada olok-olok seputar Reza. “Bahkan jadi pohon sekali pun, Reza pasti aktingnya bagus”. Olok-olok itu jadi pengakuan bahwa kualitas akting Reza tak perlu dipertanyakan lagi, paling tidak terukur dari 17 nominasi dan 5 Piala Citra yang sudah dibawanya pulang.
Sebagaimana Laura dalam Sleep Call, Reza mendapat tantangan menarik dalam film Berbalas Kejam. Ia menjadi seorang ayah yang menyaksikan istri dan anaknya dibunuh secara keji di depan matanya.
Sebagai Adam, Reza bergelut dengan dendam, luka, dan trauma selama bertahun-tahun. Kita melihatnya tersiksa, kita melihatnya mencoba keluar dari kungkungan trauma, tapi kita tahu ada bagian dari dirinya yang ingin menyesapi sebuah pembalasan dendam.
Teddy Soeriaatmadja memberi ruang lebar bagi Reza untuk mempertunjukkan seni akting yang sesungguhnya. Reza mungkin memahami esensi akting adalah mendorong impuls ke dalam sebuah adegan sebagaimana yang pernah diutarakan aktor sekelas Jack Nicholson. “If you get an impulse in a scene, no matter how wrong it seems, follow the impulse. It might be something and if it ain’t …. take two”.
8. Ringgo Agus Rahman (Film: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film)
Foto:Imajinari
Sebagaimana Putri Marino, Ringgo juga langsung beroleh nomine Piala Citra dalam film pertamanya, Jomblo, pada 2006. Sebagaimana Rudi, Hanung Bramantyo juga dikenal luwes memoles aktor dan aktris baru. Jadilah Ringgo yang aslinya kocak melebur dalam perannya sebagai Agus.