10 Film Pixar Paling Enggak Laku Sepanjang Sejarah, Ada Elemental
loading...
A
A
A
Pixar telah menjadi lambang sebuah tontonan animasi berkualitas tinggi. Visualnya dikenal enak ditonton dan ceritanya yang menyentuh sering bikin penontonnya terlarut dalam emosi. Tak heran kalau banyak film Pixar sukses di box office.
Sejumlah film Pixar, seperti Inside Out dan Coco, dianggap sebagai yang terbaik. Film-film itu punya kedalaman emosi sementara mengangkat tema yang dirasa terus relatable di masa apa pun. Tapi, tak semua film Pixar sukses di box office.
Dalam empat tahun terakhir, terutama, Pixar menghadapi penurunan tak hanya dalam pendapatan, tapi juga cerita. Hampir semua film yang dirilis dalam kurun waktu itu tidak mendapatkan respons yang baik dari audiens. Sementara, ada juga sejumlah film lain yang tidak tampil baik di box office. Apa saja film Pixar paling tidak laku sepanjang masa? Simak ulasannya berikut!
Foto: Los Angeles Times
Elemental menjadi usaha terbaru Pixar untuk mengokohkan langkahnya di era pascapandemi. Sayang, film ini tidak diterima dengan baik oleh audiens. Meski meraup USD444,6 juta, pendapatan ini tentu masih jauh dari apa yang mereka dapatkan sebelum pandemi.
Elemental punya elemen yang bisa membuat film ini istimewa. Film ini adalah sebuah romansa dengan latar belakang perbedaan dua dunia yang sebenarnya masih relatable dengan kondisi sekarang. Tapi, masih lesunya industri perfilman dan keinginan orang mendapatkan tontonan yang lebih fresh membuat Elemental gagal tampil lebih baik.
Foto: The Cinemaholic
Toy Story telah berubah menjadi salah satu film pokok Pixar. Ketika dirilis pada 1995, film itu mendapatkan ulasan yang sangat positif dan masih terus dibahas sampai saat ini. Saat dirilis, film itu meraup USD404 juta. Angka itu kalau sekarang bisa dibilang tidak terlalu bagus. Tapi, saat itu, angka itu tinggi bagi film animasi.
Toy Story berkisah tentang Woody, boneka koboi. Dia berusaha memulihkan hierarki mainan setelah pemiliknya, Andy, punya action figure baru, Buzz Lightyear. Tapi, semuanya jadi rumit setelah Buzz menolak tinggal di tempat Andy dan terus berusaha kabur.
Foto: The New York Times
Seri terakhir Cars ini mengisahkan tentang Lightning McQueen yang mulai memudar popularitasnya. Dia sudah kalah dengan mobil-mobil lain yang lebih cepat. Alih-alih berencana memenangkan trofi baru, dia memutuskan melatih Cruz Ramirez dengan harapan dia akan mencapai puncak.
Meski Cars 3 dianggap lebih baik dari Cars 2, hasil box office-nya malah lebih buruk. Film itu hanya meraup USD383 juta dari anggaran USD175 juta. Ini sepertinya karena harapan penggemar tidak tinggi karena penampilan buruk pendahulunya.
Foto: Movie’s Anywhere
A Bug’s Life berfokus pada Flix, seekor semut. Dia tanpa sengaja menghancurkan makanan yang seharusnya diserahkan koloninya kepada para belalang. Demi menebus kesalahan dan menyelamatkan semut lain, dia memutuskan meminta bantuan dari serombongan serangga sirkus.
Film ini adalah batu pijakan solid di awal era Pixar. Tapi, karena alasan itulah film ini tidak mampu meraup angka yang spektakuler di box office. Torehan USD363 juta seharusnya bisa lebih besar lagi kalau film itu dirilis pada era 2010-an.
Foto: Jon Negroni
The Good Dinosaur berkisah tentang seekor Apatosaurus kecil. Di dunia di mana dinosaurus tidak pernah punah itu, Apatosaurus itu berteman dengan seorang bocah gua setelah mereka sama-sama pergi terlalu jauh dari rumah mereka. Bersama, mereka harus menghadapi bahayanya dunia luar.
Meski The Good Dinosaur meraup USD332 juta, film itu masih menjadi kekecewaan finansial karena Disney rugi sekitar USD85 juta dalam biaya marketing. Film itu memang imut, tapi tidak semenonjol film lain yang dirilis Pixar sebelumnya. Mungkin, inilah mengapa film itu gagal menarik banyak penonton.
Foto: Vox
Lightyear mendapatkan promosi besar-besaran menjelang perilisannya. Film ini mengangkat cerita tentang Buzz Lightyear, astronot yang menginspirasi mainan Buzz yang tampil di Toy Story. Sayangnya, meski melibatkan Chris Evans, film ini gagal menarik audiens dan merugi.
Lightyear seharusnya menjadi film pertama Pixar yang tayang di bioskop ketika dunia sedang pulih dari pandemi. Sementara, subplot LGBTQ yang dimasukkan di film ini membuatnya dilarang tayang di berbagai negara, termasuk Indonesia. Sayang, film ini hanya meraup USD226,4 juta di box office dari anggaran USD200 juta.
Foto: Pixar Animation Studios
Onward berkisah tentang dua kakak beradik yang tinggal di dunia fantasi. Mereka lantas melakoni perjalanan panjang lewat lanskap sihir demi menghidupkan ayahnya hanya untuk satu hari. Perjalanan itu penuh lika liku karena anak-anak itu hidup di dunia modern yang tidak percaya pada sihir.
Meski petualangan fantasi itu cerdas, film itu ditarik dari layar dalam waktu singkat karena Covid-19. Namun, angka pendapatan awal film ini tidak menunjukkan tanda-tanda kebaikan. Onward adalah salah satu film paling rugi di Pixar. Dari anggaran sekitar USD200 juta, film itu hanya meraup USD141 juta.
Foto: IndieWire
Soul sangat diantisipasi ketika dirilis pada 2020. Tapi, karena pandemi Covid-19, film ini akhirnya dirilis di Disney+. Ini membuat film itu tidak mampu mencapai hasil yang maksimal di box office dan justru merugi.
Kehadiran film itu di Disney+ sepertinya membantu menaikkan pelanggan layanan streaming tersebut. Tapi, itu tidak membantu pencapaiannya di box office dengan hanya meraup USD121 juta dari anggaran USD150 juta. Hasil ini memang mengecewakan, padahal, film ini punya cerita dan karakter yang menarik.
Foto: Vox
Luca punya modal menjadi hit Pixar andaikan dirilis di waktu yang tepat. Film ini gagal tayang di bioskop akibat pandemi Covid-19 dan akhirnya dirilis di Disney+. Akibatnya, pendapatan film ini pun sangat kecil, yaitu USD49,8 juta.
Luca berkisah tentang monster laut bernama Luca yang penasaran dengan dunia manusia. Dia kemudian berhasil berteman dengan manusia dan menjelajahi hidup di permukaan. Tapi, bahaya terus mengancam dirinya karena monster laut dianggap ancaman bagi manusia.
Foto: IGN
Turning Red menjadi film paling rugi dan tidak laku sepanjang masa di Pixar. Beranggaran USD175 juta, film itu hanya meraup USD20,1 juta. Tapi, kegagalan itu bukan karena film itu jelek. Ketika dirilis di bioskop, dunia sedang menghadapi gelombang baru varian virus Covid-19, Omicron.
Turning Red dirilis di bioskop di mana Disney+ belum tersedia. Tapi, film itu batal dirilis di Rusia karena invasi Ukraina. Padahal, film ini punya cerita kuat tentang cewek ABG dan masalah pubertas yang sangat relate. Terlebih, ini adalah film pertama Pixar yang digarap sepenuhnya oleh wanita.
Lihat Juga: The Roundup: Punishment Cetak 1 Juta Penonton dalam 2 Hari, Kalahkan Exhuma dan Kung Fu Panda 4
Sejumlah film Pixar, seperti Inside Out dan Coco, dianggap sebagai yang terbaik. Film-film itu punya kedalaman emosi sementara mengangkat tema yang dirasa terus relatable di masa apa pun. Tapi, tak semua film Pixar sukses di box office.
Dalam empat tahun terakhir, terutama, Pixar menghadapi penurunan tak hanya dalam pendapatan, tapi juga cerita. Hampir semua film yang dirilis dalam kurun waktu itu tidak mendapatkan respons yang baik dari audiens. Sementara, ada juga sejumlah film lain yang tidak tampil baik di box office. Apa saja film Pixar paling tidak laku sepanjang masa? Simak ulasannya berikut!
10. Elemental — 2023
Foto: Los Angeles Times
Elemental menjadi usaha terbaru Pixar untuk mengokohkan langkahnya di era pascapandemi. Sayang, film ini tidak diterima dengan baik oleh audiens. Meski meraup USD444,6 juta, pendapatan ini tentu masih jauh dari apa yang mereka dapatkan sebelum pandemi.
Elemental punya elemen yang bisa membuat film ini istimewa. Film ini adalah sebuah romansa dengan latar belakang perbedaan dua dunia yang sebenarnya masih relatable dengan kondisi sekarang. Tapi, masih lesunya industri perfilman dan keinginan orang mendapatkan tontonan yang lebih fresh membuat Elemental gagal tampil lebih baik.
9. Toy Story — 1995
Foto: The Cinemaholic
Toy Story telah berubah menjadi salah satu film pokok Pixar. Ketika dirilis pada 1995, film itu mendapatkan ulasan yang sangat positif dan masih terus dibahas sampai saat ini. Saat dirilis, film itu meraup USD404 juta. Angka itu kalau sekarang bisa dibilang tidak terlalu bagus. Tapi, saat itu, angka itu tinggi bagi film animasi.
Toy Story berkisah tentang Woody, boneka koboi. Dia berusaha memulihkan hierarki mainan setelah pemiliknya, Andy, punya action figure baru, Buzz Lightyear. Tapi, semuanya jadi rumit setelah Buzz menolak tinggal di tempat Andy dan terus berusaha kabur.
8. Cars 3 — 2017
Foto: The New York Times
Seri terakhir Cars ini mengisahkan tentang Lightning McQueen yang mulai memudar popularitasnya. Dia sudah kalah dengan mobil-mobil lain yang lebih cepat. Alih-alih berencana memenangkan trofi baru, dia memutuskan melatih Cruz Ramirez dengan harapan dia akan mencapai puncak.
Meski Cars 3 dianggap lebih baik dari Cars 2, hasil box office-nya malah lebih buruk. Film itu hanya meraup USD383 juta dari anggaran USD175 juta. Ini sepertinya karena harapan penggemar tidak tinggi karena penampilan buruk pendahulunya.
7. A Bug’s Life — 1998
Foto: Movie’s Anywhere
A Bug’s Life berfokus pada Flix, seekor semut. Dia tanpa sengaja menghancurkan makanan yang seharusnya diserahkan koloninya kepada para belalang. Demi menebus kesalahan dan menyelamatkan semut lain, dia memutuskan meminta bantuan dari serombongan serangga sirkus.
Film ini adalah batu pijakan solid di awal era Pixar. Tapi, karena alasan itulah film ini tidak mampu meraup angka yang spektakuler di box office. Torehan USD363 juta seharusnya bisa lebih besar lagi kalau film itu dirilis pada era 2010-an.
6. The Good Dinosaur — 2015
Foto: Jon Negroni
The Good Dinosaur berkisah tentang seekor Apatosaurus kecil. Di dunia di mana dinosaurus tidak pernah punah itu, Apatosaurus itu berteman dengan seorang bocah gua setelah mereka sama-sama pergi terlalu jauh dari rumah mereka. Bersama, mereka harus menghadapi bahayanya dunia luar.
Meski The Good Dinosaur meraup USD332 juta, film itu masih menjadi kekecewaan finansial karena Disney rugi sekitar USD85 juta dalam biaya marketing. Film itu memang imut, tapi tidak semenonjol film lain yang dirilis Pixar sebelumnya. Mungkin, inilah mengapa film itu gagal menarik banyak penonton.
5. Lightyear — 2022
Foto: Vox
Lightyear mendapatkan promosi besar-besaran menjelang perilisannya. Film ini mengangkat cerita tentang Buzz Lightyear, astronot yang menginspirasi mainan Buzz yang tampil di Toy Story. Sayangnya, meski melibatkan Chris Evans, film ini gagal menarik audiens dan merugi.
Lightyear seharusnya menjadi film pertama Pixar yang tayang di bioskop ketika dunia sedang pulih dari pandemi. Sementara, subplot LGBTQ yang dimasukkan di film ini membuatnya dilarang tayang di berbagai negara, termasuk Indonesia. Sayang, film ini hanya meraup USD226,4 juta di box office dari anggaran USD200 juta.
4. Onward — 2020
Foto: Pixar Animation Studios
Onward berkisah tentang dua kakak beradik yang tinggal di dunia fantasi. Mereka lantas melakoni perjalanan panjang lewat lanskap sihir demi menghidupkan ayahnya hanya untuk satu hari. Perjalanan itu penuh lika liku karena anak-anak itu hidup di dunia modern yang tidak percaya pada sihir.
Meski petualangan fantasi itu cerdas, film itu ditarik dari layar dalam waktu singkat karena Covid-19. Namun, angka pendapatan awal film ini tidak menunjukkan tanda-tanda kebaikan. Onward adalah salah satu film paling rugi di Pixar. Dari anggaran sekitar USD200 juta, film itu hanya meraup USD141 juta.
3. Soul — 2020
Foto: IndieWire
Soul sangat diantisipasi ketika dirilis pada 2020. Tapi, karena pandemi Covid-19, film ini akhirnya dirilis di Disney+. Ini membuat film itu tidak mampu mencapai hasil yang maksimal di box office dan justru merugi.
Kehadiran film itu di Disney+ sepertinya membantu menaikkan pelanggan layanan streaming tersebut. Tapi, itu tidak membantu pencapaiannya di box office dengan hanya meraup USD121 juta dari anggaran USD150 juta. Hasil ini memang mengecewakan, padahal, film ini punya cerita dan karakter yang menarik.
2. Luca — 2021
Foto: Vox
Luca punya modal menjadi hit Pixar andaikan dirilis di waktu yang tepat. Film ini gagal tayang di bioskop akibat pandemi Covid-19 dan akhirnya dirilis di Disney+. Akibatnya, pendapatan film ini pun sangat kecil, yaitu USD49,8 juta.
Luca berkisah tentang monster laut bernama Luca yang penasaran dengan dunia manusia. Dia kemudian berhasil berteman dengan manusia dan menjelajahi hidup di permukaan. Tapi, bahaya terus mengancam dirinya karena monster laut dianggap ancaman bagi manusia.
1. Turning Red — 2022
Foto: IGN
Turning Red menjadi film paling rugi dan tidak laku sepanjang masa di Pixar. Beranggaran USD175 juta, film itu hanya meraup USD20,1 juta. Tapi, kegagalan itu bukan karena film itu jelek. Ketika dirilis di bioskop, dunia sedang menghadapi gelombang baru varian virus Covid-19, Omicron.
Turning Red dirilis di bioskop di mana Disney+ belum tersedia. Tapi, film itu batal dirilis di Rusia karena invasi Ukraina. Padahal, film ini punya cerita kuat tentang cewek ABG dan masalah pubertas yang sangat relate. Terlebih, ini adalah film pertama Pixar yang digarap sepenuhnya oleh wanita.
Lihat Juga: The Roundup: Punishment Cetak 1 Juta Penonton dalam 2 Hari, Kalahkan Exhuma dan Kung Fu Panda 4
(alv)