SOROT: 7 Film Indonesia Terbaik 2023 Sejauh Ini
loading...
A
A
A
Kegugupan Da Am bisa ditampilkannya dengan baik dan justru sering kali kocak yang membuat penonton tertawa. Sementara Jajang pun menjadi teman duet yang baik, tak berusaha bersinar sendirian di sebuah adegan. Kualitas seorang aktris kaliber diperlihatkannya di sini.
Tapi bintang dalam Onde Mandebisa jadi adalah Emir Mahira. Sekilas perannya seperti tak signifikan untuk cerita ini. Emir menjadi Aan, perwakilan dari perusahaan penyelenggara sayembara yang mesti berangkat ke desa Sigiran untuk melakukan verifikasi secara langsung.
Aan menjadi perwakilan dari generasi anak muda yang dibesarkan di ibu kota yang serba terburu-buru dan serba-ada. Ketika ia tiba di desa Sigiran, ada kegagapan yang terjadi. Aan tak siap dengan segala kejutan yang mengiringi sayembara, ia hanya datang untuk menjalankan tugasnya sebagai perwakilan perusahaan dengan baik. Titik. Tak lebih dari itu.
Aan tak punya intensi untuk terlibat dan melibatkan diri secara emosional dengan siapa pun di desa itu. Emir bisa menerjemahkan itu semua dengan cemerlang, tak pernah terlihat berlebihan dan seperti Jajang, tak pernah punya niat untuk mencuri perhatian.
Bisa jadi di Festival Film Indonesia (FFI) pada akhir tahun ini, Emir akan mengawinkan piala Citra yang sudah dimilikinya sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik tahun 2011 dengan piala Citra sebagai Pemeran Pembantu Pria Terbaik melalui Onde Mande.
Foto: MD Pictures
Ganjil Genaplangsung menarik perhatian saya dengan opening bertempo cepat, dengan editing yang lincah dan secara efektif memperkenalkan hubungan antara Gala dan Bara yang sudah berpacaran selama delapan tahun. Bagaimana Gala yang secara konsisten selalu bahagia dengan perayaan tahunan mereka dan bagaimana Bara yang dari tahun ke tahun terasa semakin berkurang antusiasmenya dengan perayaan tahunan mereka.
Meski tak membaca novelnya, Ganjil Genapbisa memberi tahu kita dengan cara yang kreatif bahwa ada masalah dalam hubungan antara Gala dan Bara. Spark-nya sudah hilang saat empat tahun hubungan mereka. Padahal keduanya menjalani pacaran hingga delapan tahun. Kita pun simpati kepada Gala yang diputuskan oleh Bara begitu saja.
Formula komedi romantis klasik tentang love-hate relationshiptak ada dalam Ganjil Genap. Namun konsep soal salah paham masih bisa diolah menjadi sesuatu yang menyegarkan dan menyenangkan penonton yang mudah bosan seperti saya.
Dalam episode patah hatinya, Gala bertemu Aiman, cowok charming yang disalahpahaminya. Sekilas Aiman mirip dengan Bara,tapi skenario memberi ruang lebih pada Aiman dan memberinya latar cerita yang menarik.
Ia punya masalah dengan komitmen karena melihat yang pernah terjadi pada ayahnya sendiri. Ia pucat ketika melihat Gala suka dengan anak-anak, ia gemetar ketika tahu Gala sudah ingin sekali menikah.
Aiman yang tumbuh dengan luka-luka masa lalu membuat karakternya menjadi paling menonjol. Terlebih di tangan Oka Antara, Aiman terlihat seperti kesatria tampan berkuda putih yang datang untuk menyelamatkan seorang putri.
Bara pun terus menerus terlihat sebagai pecundang yang justru menjadi faktor lemah dari cerita ini yang membuat kita percaya bahwa Gala memang tak perlu memberi kesempatan sedikit pun pada Bara untuk bisa kembali ke pelukannya.
Mari berharap lima bulan tersisa pada tahun ini semakin banyak film Indonesia berkualitas cemerlang yang bisa kita saksikan di bioskop. Mari juga berharap bahwa film-film berkualitas cemerlang tersebut juga pada akhirnya menampilkan performa cemerlang di box office.
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
Tapi bintang dalam Onde Mandebisa jadi adalah Emir Mahira. Sekilas perannya seperti tak signifikan untuk cerita ini. Emir menjadi Aan, perwakilan dari perusahaan penyelenggara sayembara yang mesti berangkat ke desa Sigiran untuk melakukan verifikasi secara langsung.
Aan menjadi perwakilan dari generasi anak muda yang dibesarkan di ibu kota yang serba terburu-buru dan serba-ada. Ketika ia tiba di desa Sigiran, ada kegagapan yang terjadi. Aan tak siap dengan segala kejutan yang mengiringi sayembara, ia hanya datang untuk menjalankan tugasnya sebagai perwakilan perusahaan dengan baik. Titik. Tak lebih dari itu.
Aan tak punya intensi untuk terlibat dan melibatkan diri secara emosional dengan siapa pun di desa itu. Emir bisa menerjemahkan itu semua dengan cemerlang, tak pernah terlihat berlebihan dan seperti Jajang, tak pernah punya niat untuk mencuri perhatian.
Bisa jadi di Festival Film Indonesia (FFI) pada akhir tahun ini, Emir akan mengawinkan piala Citra yang sudah dimilikinya sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik tahun 2011 dengan piala Citra sebagai Pemeran Pembantu Pria Terbaik melalui Onde Mande.
Baca Juga
7. Ganjil Genap (Bene Dion Rajagukguk)
Foto: MD Pictures
Ganjil Genaplangsung menarik perhatian saya dengan opening bertempo cepat, dengan editing yang lincah dan secara efektif memperkenalkan hubungan antara Gala dan Bara yang sudah berpacaran selama delapan tahun. Bagaimana Gala yang secara konsisten selalu bahagia dengan perayaan tahunan mereka dan bagaimana Bara yang dari tahun ke tahun terasa semakin berkurang antusiasmenya dengan perayaan tahunan mereka.
Meski tak membaca novelnya, Ganjil Genapbisa memberi tahu kita dengan cara yang kreatif bahwa ada masalah dalam hubungan antara Gala dan Bara. Spark-nya sudah hilang saat empat tahun hubungan mereka. Padahal keduanya menjalani pacaran hingga delapan tahun. Kita pun simpati kepada Gala yang diputuskan oleh Bara begitu saja.
Formula komedi romantis klasik tentang love-hate relationshiptak ada dalam Ganjil Genap. Namun konsep soal salah paham masih bisa diolah menjadi sesuatu yang menyegarkan dan menyenangkan penonton yang mudah bosan seperti saya.
Dalam episode patah hatinya, Gala bertemu Aiman, cowok charming yang disalahpahaminya. Sekilas Aiman mirip dengan Bara,tapi skenario memberi ruang lebih pada Aiman dan memberinya latar cerita yang menarik.
Ia punya masalah dengan komitmen karena melihat yang pernah terjadi pada ayahnya sendiri. Ia pucat ketika melihat Gala suka dengan anak-anak, ia gemetar ketika tahu Gala sudah ingin sekali menikah.
Aiman yang tumbuh dengan luka-luka masa lalu membuat karakternya menjadi paling menonjol. Terlebih di tangan Oka Antara, Aiman terlihat seperti kesatria tampan berkuda putih yang datang untuk menyelamatkan seorang putri.
Bara pun terus menerus terlihat sebagai pecundang yang justru menjadi faktor lemah dari cerita ini yang membuat kita percaya bahwa Gala memang tak perlu memberi kesempatan sedikit pun pada Bara untuk bisa kembali ke pelukannya.
Mari berharap lima bulan tersisa pada tahun ini semakin banyak film Indonesia berkualitas cemerlang yang bisa kita saksikan di bioskop. Mari juga berharap bahwa film-film berkualitas cemerlang tersebut juga pada akhirnya menampilkan performa cemerlang di box office.
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
(ita)