Sang Lone Wolf, Mereka yang Memilih Berteman dengan Diri Sendiri

Sabtu, 25 Juli 2020 - 11:00 WIB
loading...
Sang Lone Wolf, Mereka yang Memilih Berteman dengan Diri Sendiri
Karakter lone wolf adalah mereka yang lebih senang dan merasa nyaman meski sendirian aja. Foto/Freepik
A A A
JAKARTA - Membahas pertemanan, kita pasti pernah melihat atau malah kenal dengan orang yang lebih banyak atau malah selalu kelihatan sendiri.

Mungkin, kamu jadi penasaran tentang alasan kesendirian mereka. Nah, bagi beberapa orang, rupanya menyendiri adalah sebuah pilihan. Tipe orang tersebut bisa disebut sebagai lone wolf.

Kamus Oxford mengartikan lone wolf sebagai orang yang sangat mandiri. Lala, mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengidentifikasi dirinya sebagai seorang lone wolf.

“Aku memang lebih suka ngapa-ngapain sendiri. Bukannya malas cari teman atau geng, aku merasa lebih nyaman sendiri aja,” ujar Lala.

Sang Lone Wolf, Mereka yang Memilih Berteman dengan Diri Sendiri

Foto: Freepik

Pengalaman Lala bukan satu-satunya. Berdasarkan penelitian Stephanie Spielmann, doktor di bidang psikologi sosial, rata-rata partisipan menunjukkan ketidaktakutan untuk menjadi sendiri.

Gak berhenti sampai di situ, studi ini membuktikan bahwa orang-orang tersebut juga gak seperti streotip penyendiri yang kita bayangkan.

Justru sebaliknya, mereka punya kecenderungan yang lebih rendah untuk punya kepribadian kaku, moody, dan gampang cemas.

Terus, apakah para lone wolfgak merasa kesepian? Lala bilang, memang ada kalanya ia merasa kesepian, tapi perasaan itu gak sering muncul dan gak bertahan lama.

Sang Lone Wolf, Mereka yang Memilih Berteman dengan Diri Sendiri

Foto: Freepik

Virginia Thomas, asisten profesor Departemen Psikologi di Wilmington College, dan Magarita Azmitia, seorang profesor psikologi di Universitas California, Santa Cruz, dalam Journal of Adolescence menemukan bahwa orang-orang yang menyendiri karena keinginannya sendiri punya risiko yang jauh lebih rendah untuk merasa kesepian.

Sebaliknya, orang-orang yang menyendiri karena situasi tertentu, atau bukan berdasarkan keinginan mereka, punya kecenderungan lebih tinggi untuk merasa kesepian.

Penelitian Thomas dan Azmitia juga menunjukkan bahwa para lone wolf lebih tahu cara terbaik untuk mewujudkan kondisi psikologis, proses kreatif, dan kesejahteraan spiritual yang ideal buat mereka.

Sang Lone Wolf, Mereka yang Memilih Berteman dengan Diri Sendiri

Foto: gofattofit.com

Gak jarang, sih, aku ditanyain, ‘La, kamu kenapa?’ ‘La, kok sendirian mulu?’, aku, ya, jawab apa adanya. Aku bilang aja kalau aku emang sukanya begini,” ungkap Lala. Lala juga menceritakan bahwa ia pernah disebut kuper atau kurang pergaulan dan sombong semasa SMA.

“Ya, waktu itu, sempet sakit hati, tapi terus biasa aja karena bukan itu kebenarannya,” kata Lala.

Yang dialami Lala jadi salah satu bukti bahwa stigma negatif masih menyelimuti para penyendiri.

Mereka kerap dianggap gak punya keterampilan sosial yang baik sampai-sampai gak bisa punya teman.

Sang Lone Wolf, Mereka yang Memilih Berteman dengan Diri Sendiri

Foto: Freepik

Thomas menyebutkan bahwa budaya kita membuat orang tua mengkhawatirkan anak-anaknya, utamanya remaja, yang suka menghabiskan waktu sendirian.

Padahal kemampuan untuk mengapresiasi kesendirian adalah hal yang layak dihargai karena gak semua orang terlahir dengan kemampuan tersebut.

Cerita Lala dan berbagai penelitian tentang kepribadian seorang lone wolf di atas mengajarkan kita untuk gak gampang menghakimi mereka yang lebih suka menyendiri.

Untuk kalian yang mengidentifikasi diri sebagai seorang lone wolf juga gak perlu khawatir. Kesendirian bukanlah kualitas buruk yang harus dihindari.

GenSINDO
Fauziatun Nabila Sudarko
Universitas Indonesia
(it)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1997 seconds (0.1#10.140)