Review The Little Mermaid: Memukau Secara Visual, tapi Biasa Saja
loading...
A
A
A
The Little Mermaid secara resmi tayang di seluruh Indonesia pada hari ini, Rabu (24/5). Sebagai salah satu film paling diantisipasi tahun ini, ada banyak harapan pada adaptasi baru ini. Nostalgia pada musik dan perkenalan karakter kepada penonton baru menjadi sebagian faktor pendorong orang mau menonton film ini.
The Little Mermaid adalah usaha terakhir Disney untuk memodernisasikan film animasi klasik mereka dalam bentuk live action. Sejauh ini, usaha ini mendapatkan sambutan suam-suam kuku baik dari kritikus dan penonton. Namun, kebanyakan, kritikus tidak suka dengan remake ini.
Secara garis besar, remake Disney ini adalah menciptakan ulang film animasi klasik mereka dalam bentuk manusia asli atau live-action. Cerita dan adegannya pun tak banyak diubah. Hanya, visualnya yang terlihat lebih nyata dibanding ketika masih dalam bentuk animasi. The Little Mermaid pun demikian.
The Little Mermaid menawarkan visual yang memukau mata. Penonton akan diajak menikmati keajaiban dunia bawah laut bersama makhluk-makhluk di dalamnya. Rob Marshall, sutradara film ini, berhasil menghidupkan lautan dari versi animasinya dengan sangat indah.
Foto: Bloomberg
Selain itu, gambaran gelap dasar laut pun tak luput dari pandangan. Suasana mencekam di tempat yang mirip kuburan kapal-kapal yang karam dan juga sarang Ursula memberikan gambaran suram yang menakutkan. Badai tengah laut dengan ombak yang menggulung kapal juga tergambar dengan baik di film ini.
Sementara, Disney juga tidak banyak mengubah musiknya. Meski Lin-Manuel Miranda masuk, tapi The Little Mermaid tetap memakai musik asli dari versi animasinya yang dibuat Alan Menken. Lin-Manuel membuat dua lagu baru di film ini.
Keberadaan musik ini juga semakin menghidupkan The Little Mermaid. Penonton yang tumbuh dengan film ini akan cepat mengikuti iramanya dan, mungkin, ikut bernyanyi. Mereka juga dengan cepat segera menggoyang-goyangkan kepala begitu Sebastian menyanyikan Under the Sea.
Foto: We Got This Covered
Pemilihan Halle Bailey sebagai Ariel di The Little Mermaid sempat menimbulkan kontroversi karena warna kulitnya. Tapi, Halle menjawabnya dengan memperlihatkan akting dan keindahan suaranya di film ini. Halle menampilkan sosok Ariel yang keras kepala dan selalu penasaran dengan apa pun yang terjadi di sekitarnya.
Halle menggambarkan Ariel sebagai cewek ABG pada umumnya. Dia masih mencari jati diri dan suka melawan orang tua. Itulah yang memang terjadi pada Ariel di film ini. Tapi, Halle kurang menghidupkan sisi tengil Ariel yang selama ini dikenal di versi kartunnya. Meski dia terlihat sebagai seorang ABG yang ceria, tapi, aura seriusnya terlalu kental sehingga mengurangi kekocakan seorang Ariel.
Memerankan Ursula, orang tidak perlu meragukan penampilan Melissa McCarthy. Dia memperlihatkan Ursula yang jahat dan licik dengan penggambaran yang memang pas untuk pasar film yang menyasar anak-anak. Sementara, Sebastian yang disulihsuarakan Daveed Diggs mencuri perhatian di setiap penampilannya.
Foto: Plugged In
Secara keseluruhan, The Little Mermaid adalah usaha menghidupkan film animasi dalam bentuk live-action-nya. Selain dari visual bawah lautnya, tidak ada yang terlalu istimewa di film ini. Terlebih, sebagian besar orang yang pergi menonton film ini sudah tahu jalan ceritanya yang memang tidak berubah sama sekali.
The Little Mermaid memberikan tontonan visual yang memukau dari pemandangan bawah laut yang berwarna dan kelam ke daratan yang selalu cerah dan ceria. Namun, plot dan ceritanya yang sudah dikenal banyak orang membuat film ini jadi terasa biasa saja. Film ini bisa menjadi tontonan keluarga yang penuh nostalgia.
The Little Mermaid mulai tayang di bioskop di seluruh Indonesia hari ini, Rabu (24/5). Film ini berdurasi 120 menit atau 2 jam. Selamat menyaksikan!
The Little Mermaid adalah usaha terakhir Disney untuk memodernisasikan film animasi klasik mereka dalam bentuk live action. Sejauh ini, usaha ini mendapatkan sambutan suam-suam kuku baik dari kritikus dan penonton. Namun, kebanyakan, kritikus tidak suka dengan remake ini.
Secara garis besar, remake Disney ini adalah menciptakan ulang film animasi klasik mereka dalam bentuk manusia asli atau live-action. Cerita dan adegannya pun tak banyak diubah. Hanya, visualnya yang terlihat lebih nyata dibanding ketika masih dalam bentuk animasi. The Little Mermaid pun demikian.
The Little Mermaid menawarkan visual yang memukau mata. Penonton akan diajak menikmati keajaiban dunia bawah laut bersama makhluk-makhluk di dalamnya. Rob Marshall, sutradara film ini, berhasil menghidupkan lautan dari versi animasinya dengan sangat indah.
Foto: Bloomberg
Selain itu, gambaran gelap dasar laut pun tak luput dari pandangan. Suasana mencekam di tempat yang mirip kuburan kapal-kapal yang karam dan juga sarang Ursula memberikan gambaran suram yang menakutkan. Badai tengah laut dengan ombak yang menggulung kapal juga tergambar dengan baik di film ini.
Sementara, Disney juga tidak banyak mengubah musiknya. Meski Lin-Manuel Miranda masuk, tapi The Little Mermaid tetap memakai musik asli dari versi animasinya yang dibuat Alan Menken. Lin-Manuel membuat dua lagu baru di film ini.
Keberadaan musik ini juga semakin menghidupkan The Little Mermaid. Penonton yang tumbuh dengan film ini akan cepat mengikuti iramanya dan, mungkin, ikut bernyanyi. Mereka juga dengan cepat segera menggoyang-goyangkan kepala begitu Sebastian menyanyikan Under the Sea.
Foto: We Got This Covered
Pemilihan Halle Bailey sebagai Ariel di The Little Mermaid sempat menimbulkan kontroversi karena warna kulitnya. Tapi, Halle menjawabnya dengan memperlihatkan akting dan keindahan suaranya di film ini. Halle menampilkan sosok Ariel yang keras kepala dan selalu penasaran dengan apa pun yang terjadi di sekitarnya.
Halle menggambarkan Ariel sebagai cewek ABG pada umumnya. Dia masih mencari jati diri dan suka melawan orang tua. Itulah yang memang terjadi pada Ariel di film ini. Tapi, Halle kurang menghidupkan sisi tengil Ariel yang selama ini dikenal di versi kartunnya. Meski dia terlihat sebagai seorang ABG yang ceria, tapi, aura seriusnya terlalu kental sehingga mengurangi kekocakan seorang Ariel.
Memerankan Ursula, orang tidak perlu meragukan penampilan Melissa McCarthy. Dia memperlihatkan Ursula yang jahat dan licik dengan penggambaran yang memang pas untuk pasar film yang menyasar anak-anak. Sementara, Sebastian yang disulihsuarakan Daveed Diggs mencuri perhatian di setiap penampilannya.
Foto: Plugged In
Secara keseluruhan, The Little Mermaid adalah usaha menghidupkan film animasi dalam bentuk live-action-nya. Selain dari visual bawah lautnya, tidak ada yang terlalu istimewa di film ini. Terlebih, sebagian besar orang yang pergi menonton film ini sudah tahu jalan ceritanya yang memang tidak berubah sama sekali.
The Little Mermaid memberikan tontonan visual yang memukau dari pemandangan bawah laut yang berwarna dan kelam ke daratan yang selalu cerah dan ceria. Namun, plot dan ceritanya yang sudah dikenal banyak orang membuat film ini jadi terasa biasa saja. Film ini bisa menjadi tontonan keluarga yang penuh nostalgia.
The Little Mermaid mulai tayang di bioskop di seluruh Indonesia hari ini, Rabu (24/5). Film ini berdurasi 120 menit atau 2 jam. Selamat menyaksikan!
(alv)